Biografi James Riady Ahli Merancang Bisnis

Biodata James Riady

Biografi Pengusaha James Riady CEO Lippo Group
Nama Lengkap : James Tjahaja Riady

Lahir : Tahun 1957

Tempat Lahir : Jakarta

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Kristen

Profesi : Pengusaha

Istri : Aileen Hambali

Anak : John Riady, Stephanie Riady, Stephen Riady & Henry Riady

Biografi James Riady Ahli Merancang Bisnis - James Tjahaja Riady atau lebih akrab disapa dengan James Riady merupakan pria Tionghoa Indonesia yang lahir pada tahun 1957 di Jakarta. James Riady merupakan anak dari seorang pengusaha sukses Mochtar Riady. James yang merupakan suami dari Aileen Hambali ini didaulat untuk menjadi penerus kedua dari perusahaan Ayahnya, Lippo Grup. Pada usia 18 tahun, James sudah melakukan perjalanan ke beberapa Negara, diantaranya Ia pernah tinggal selama 4 tahun di Macau, 8 tahun di Australia dan kemudian terbang ke Amerika.

James kemudian bekerja di Irving Trust Bangking Company selama 1 tahun. Dan kemudian berpindah ke Arkansas AS untuk mendirikan Worthen Bank. Ayah dari Stephanie Riady, John Riady, Stephen Riady dan Henry Riady ini menjabat sebagai wakil ketua Grup Lippo. James menaungi Lippo Grup yang beranggotakan para konglomerat dan merupakan grup konglomerat terbesar dengan kekayaan nomor satu di Indonesia.

James Riady merupakan seorang bankir berkemampuan tinggi dengan predikat sebagai pewaris tunggal kekayaan milik ayahnya Mochtar Riady. Kemampuan yang Ia miliki untuk merancang jalan bisnis yang akan digunakan sangat cepat, tepat serta inovatif. Ditambah karakternya yang tenang dan selalu murah senyum membuat James disegani banyak orang. Karakter dan kemampuan inilah yang sekiranya membuat James layak untuk menempati posisi CEO dari Lippo Group. Dibantu dengan Markus Parmadi serta Roy Tirtadji, James menyusun strategi untuk mengembangkan bisnis ayahnya tersebut.

Sikap solidaritas yang dimiliki James terlihat dengan bantuan yang terus Ia berikan melalui wahdah HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia. James memberi edukasi melalui contoh nyata, yaitu Bank Lippo yang merupakan tulang punggung dari Group yang Ia kembangkan. Pada bank Lippo James mengaku bahwa keluarganya memberikan saham 50% dengan perkiraan 10 tahun kedepan sahamnya menyusut menjadi 30% dan begitu seterusnya. Cara ini merupakan strategi jangka panjang yang diterapkan James Riady dalam menjalankan roda kepemimpinannya di Lippo Group.

Selain fokus dalam mengembangkan bisnis keluarga, James juga aktif dalam bidang sosial dengan tetap berdiri dibawah naungan bendera Lippo Group. Ia memiliki kemudian mendirikan sebuah pendidikan terpadu untuk menyalurkan minatnya di bidang sosial ini, melalui Sekolah Pelita Harapan (SPH). Dengan adanya SPH ini, James memulai untuk mewujudkan cita-citanya yaitu memiliki 10 sekolah untuk kalangan menengah dan 100 sekolah untuk kalangan rendah.

Kini 3 sekolah telah berdiri di beberapa daerah. James juga aktif dalam dunia olahraga, terbukti Ia pernah menjabat sebagai ketua di bidang dana PBSI. James juga menjabat sebagai wakil manajer saat Piala Tomas dan Uber berlangsung. Menjadi sponsor utama di kejuaraan bulutangkis di Hongkong pada tahun 1996.


http://www.biografipengusaha.com/2016/02/biografi-james-riady-pengusaha-terkaya.html

Biografi Yohanes Auri Pengusaha Pengusaha Desain Grafis


Biografi Yohanes Auri Pengusaha Pengusaha Desain Grafis - Yohanes Auri atau yang biasa disapa dengan nama Auri merupakan salah satu pengusaha muda yang sukses mengembangkan bisnisnya di bidang desain grafis. Dengan kerja keras, sikap profesionalisme, dan strategi pemasaran yang tepat, Auri telah berhasil mencapai omset hingga milyaran rupiah dari bisnis yang dikelolanya tersebut.

Sejak masih menjadi mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, pria kelahiran 8 Februari 1985 tersebut sudah melakoni kerja paruh waktu yang berkaitan dengan desain grafis seperti misalnya mendesain logo, brosur, dan profil perusahaan. Selain itu, Auri juga mencari berbagai pekerjaan desain di perusahaan-perusahaan sekaligus memperbanyak portofolio yang dimiliki.

Setelah memperoleh beberapa pengalaman dari pekerjaannya tersebut, Auri mulai menjalankan usahanya sendiri dengan mengubah kamar tidurnya menjadi kantor pribadi yang dilengkapi sebuah komputer Pentium III. Auri mmberi nama usahanya tersebut Flux Design (Flux-design.us) yang bermakna perubahan ke arah yang lebih baik secara terus menerus. Dengan nama tersebut dirinya berharap usahanya akan terus dapat berkembang.

Usaha Flux Design tersebut berawal dari kegigihan Auri dalam mendapatkan sebuah pekerjaan. Pada 2006, Auri menamatkan kuliahnya. Namun Auri tidak kunjung memperoleh pekerjaan di bidang desain. Berkat doa, kerja keras, dan kesabarannya, akhirnya Auri mendapat proyek pertamanya pada 26 Januari 2006 dari perusahaan asosiasi banking. Auri juga pernah membuat desain majalah yang berhasil menarik perhatian salah satu pengurus Certificate Wealth Manager Association (CMWA). Karena hal itulah Auri pun mendapatkan proyek pembuatan desain undangan dan buku kelulusan dengan omset bernilai 20 juta rupiah.

Pada tahun 2010 Auri mengikuti ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM). Dari situlah Auri memperoleh banyak pelajaran dan pengalaman berharga seperti bagaimana cara mengembangkan usaha secara kreatif dan profesional. Tidak lupa Auri menerapkannya pada usaha Flux Design yang didirikannya. Oleh karena itu, kini usahanya tersebut semakin berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan desain grafis terbaik di Indonesia serta dikenal sampai ke manca negara.

Mengikuti kesuksesan yang dicapai Flux Design, Auri juga membuka usaha lainnya, yakni usaha digital printing yang dinamai Maungeprint.com. Harapannya, dengan usaha Maungeprint.com tersebut akan bisa meminimalisir biaya percetakan desain sehingga perputaran modal menjadi lebih cepat. Untuk ke depannya, Auri berencana mengikutsertakan Flux Design dalam berbagai pameran desain di luar negeri. Selain itu, pada 2015, Auri menargetkan untuk memindahkan lokasi usahanya ke gedung perkantoran.


Biodata Yohanes Auri 

Biografi Yohanes Auri Pengusaha Muda yang Sukses di Bidang Desain Grafis
Foto: Yohanes Auri
Nama lengkap : Yohanes Auri
Tempat lahir : Jakarta
Tanggal lahir : 8 Februari 1985
Kewarganegaraan : Indonesia
Almamater : Universitas Bina Nusantara (BINUS)
Info Online :  
Facebook : http://www.facebook.com/yohanes.auri.3
Web Flux Design: http://www.flux-design.us
Web Maungeprint : http://maungeprint.com
Alamat Maungeprint :
Perkantoran Kencana Niaga
Jl. Aries Utama 4 blok D1 – 3T
Kembangan, Jakarta Barat 11620
T: +62 21 586 0109
F: +62 21 589 00936
E: info@maungeprint.com

http://www.biografipengusaha.com/2016/02/biografi-yohanes-auri-pengusaha-muda.html

Biografi Elang Gumilang Pengusaha Properti


Biografi Elang Gumilang Pengusaha Properti - Bagi Anda yang bergerak di bidang bisnis pasti tidak asing dengan Elang Gumilang. Pribadi yang dikenal sebagai sosok mandiri dan tidak suka bermanja-manjaan. Ketertarikan terhadap dunia usaha semakin terasah ketika Elang memasuki bangku SMA yaitu targetnya memiliki uang sebesar 10 juta rupiah untuk biaya kuliah. Target ini semata-mata dilakukannya untuk melatih kemandirian dan tanggung jawabnya sebagai seorang anak.

Berjualan kue donat adalah langkah awal yang dilakukan Elang untuk mencapai target tersebut. Namun ketika kedua orangtuanya mengetahui bisnis ini, Elang diminta berhenti dan berkonsentrasi menghadapi UN. Setelah berhenti berjualan donat dan memasuki bangku kuliah, jiwa bisnis dan semangat Elang tidak pernah surut. Melalui berbagai perlombaan Elang mengumpulkan uang untuk membiayai kuliahnya di Institut Pertanian Bogor.

Elang kemudian menyalurkan kembali hobi bisnisnya dengan berjualan sepatu dengan modal awal 1 juta rupiah. Berjalan tiga tahun bisnisnya mendapatkan kendala berupa kualitas sepatu dari pemasok yang turun dengan alasan penghematan biaya. Kegagalan pada bisnis sepatu tidak mematahkan semangat Elang, Ia kemudian menjajal beberapa usaha lain seperti bisnis pengadaan lampu bersama sebuah perusahaan besar serta bisnis minyak goreng. Karena menemukan beberapa kendala akhirnya Elang mengambil keputusan untuk menghentikan bisnis tersebut.

Setelah mengalami berbagai kegagalan, Elang terus mencari ide bisnis berpeluang besar. Walaupun terbilang cukup mapan ketika berada dibangku kuliah, Elang tidak pernah berhenti untuk terus berkarya. Menganalisis pasar property yang semakin tinggi maka Elang memutuskan untuk memulai usaha bisnis property. Memiliki strategi pemasaran berupa pengadaan objek-objek properti dengan harga terjangkau dan angsuran yang ringanm bisnis ini dapat dengan mudah diterima masyarakat dari berbagai kalangan.

Bisnis property yang dijalankan pria kelahiran 6 April 1985 ini diawali dengan mendirikan perumahan sederhana dengan harga yang relatif terjangkau untuk kalangan menengah dan menengah kebawah. Melakukan promosi melalui surat kabar local adalah cara yang dipilih Elang sekaligus untuk menghemat biaya promosi. Walaupun perumahan yang dibangunnya mengarahkan target kepada kalangan mengengah kebawah namun Elang tetap memberikan fasilitas umum yang lengkap seperti kemudahan akses kendaraan umum, lapangan olahraga, lokasi dekat sekolah dan klinik 24jam. Kelengkapan fasilitas tersebut membuat bisnis perumahan Elang ludes terjual dengan cepat.

Melanjutkan bisnis perumahan dan property, Elang kini terus mengembangkan dibawah naungan perusahaan Elang Group (www.elanggroup.co.id). Kerja keras terus diupayakan Elang untuk membesarkan usahanya. Berbagai strategi dilakukan mulai dari pemilihan kawasan, target pasar hinga penentuan harga. Saat ini Elang berupaya untuk mewujudkan cita-citanya membuka lapangan pekerjaan untuk 100.000 orang yang diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran. Prestasi dari Elang adalah penghargaan berupa Wirausaha Muda Mandiri dan Indonesia Top Young Entrepeneur (2007-2008).

Biodata Elang Gumilang

Biografi Elang Gumilang Pengusaha Properti
Nama Lengkap : Elang Gumilang
Tempat Lahir : Bogor, 06 April 1985
Pendidikan : S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
Pekerjaan : Pengusaha, CEO Elang Group
Website: elanggroup.co.id

PENGHARGAAN
Pemenang I Wirausaha Muda Mandiri (2007)
Top Youth Entrepreneur versi Warta Ekonomi ( 2008)
Man of the Year 2008 versi Group Jawa Pos
Pemuda Pilihan 2008 Versi TV One
Juara Lelaki Sejati Pengobar Inpirasi 2009 versi Bentoel
Tokoh Pilihan Majalah Tempo (2009)
Penghargaan Ernst & Young Indonesian Entrepreneur Of The Year 2010
Pemuda Andalan Nusantara (2010)

Biografi Yongki Komaladi - Pengusaha Sepatu Yongki Komaladi

Biografi Yongki Komaladi

Biografi Pengusaha Sepatu Yongki Komaladi
Nama lahir : Kwok Joen Sian
Nama Panggilan : Ayin, Yongki, Yongki Komaladi
Tempat Lahir : Tanjung Karang, Hindia Belanda (kini Bandar Lampung)
Tanggal lahir : 8 Agustus
Pekerjaan : Pengusaha, Butik, Desainer
Ayah : Kwok Pit Tjong
Ibu : Liauw A Ho

Biografi Yongki Komaladi

Siapa yang tidak mengenal sosok Yongki Komaladi? namanya yang menjadi brand sebuah sepatu berkualitas tinggi di Indonesia. Tidak hanya sepatu, Yongki Komaladi juga memiliki berbagai bisnis seperti bisnis busana, tas, makanan hingga bisnis online. Banyak diantara usahanya membidik konsumen berjenis kelamin perempuan yang terbukti sangat menguntungkan.

Target pasar konsumen wanita dipilih Yongki Komaladi karena hobi belanja sehingga sangat baik untuk mendukung bisnisnya. Bisnis sepatunya mulai dari anak-anak hingga dewasa banyak diminati konsumen. keadaan ini membuat produk Yongki Komaladi berkembang secara pesat.

Yongki Komaladi merupakan pria kelahiran Jakarta yang memiliki sifat rendah hati. Yongki adalah anak ke 14 dari 15 bersaudara yang dilahirkan dari pasangan Liauw A Ho dan Kwok Pit Tjong. Memiliki nama lahir Kwok Joen Sian semasa kecil Ia akrab di panggil Ayin. Nama Yongki sendiri merupakan panggilan yang diberikan kakak dan teman-temannya. Menempuh pendidikan di SD Petojo, SMP PAX Kemakmuran, SMU Katolik Ricci lalu melanjutkan pendidikan di Swiss Cottage Secondary School dan Stamford Collage Singapore. Ketika menempuh pendidikan di Singapore, ibunda Yongki meninggal dunia.

Ditinggalkan ibunda tercinta meninggal membuat Yongki Komaladi merasa terpukul. Kemudian Ia diangkat menjadi anak dari seorang pengusaha di bidang fashion yang memiliki butik ekslusif di daerah bilangan Duta Merlin, Jakarta. Butik milik orang tua angkatnya ini menjual berbagai barang bermerk luar negeri seperti dari Perancis dan Italia. Dari sinilah Yongki mulai mengenal barang-barang mewah dan mampu membedakan kualitas produk asli atau tiruan.

Orang tua yang berkarir di dunia fashion menarik minat Yongki untuk mulai belajar di dunia yang sama. Tahun pertama dalam meniti karir di dunia fashion, Yongki mulai mengenal produk impor di Jakarta. Di butik ini pula, Yongki bertemu dengan berbagai orang penting seperti artis, pejabat, hingga tokoh terkenal lainnya. Predikat butik terkenal membuat toko busana milik orang tuanya ramai dikunjungi konsumen kelas atas.

Tahun 1977, Yongki Komaladi mulai bekerja di dunia model. Tuntutan untuk menghadapi konsumen dengan kalangan atas membuatnya belajar mendalam mengenai dunia model. Sebelum sukses menjalankan bisnis sepatu, Yongki mengawali karir dengan menjual kacamata. Awalnya Yongki bekerja sebagai model yang berjalan di catwalk untuk memamerkan berbagai produk terkenal.

Ia pernah berdampingan dengan artis dalam dan luar negeri seperti Ray Sahetapi dan Pierre Bruno. Pada usia 25 tahun Yongki memutuskan untuk kursus dengan Rudy Wowor. Sembari kursus Ia mendapatkan berbagai tawaran show yang membuat karirnya berkembang pesat. Banyak karya yang diperagakan oleh Yongki Komaladi seperti rancangan (Alm.) Irwan Tirta, Prayudi, Poppy Dharsono, dan juga Itang Yunazs.

http://www.biografipengusaha.com/2016/04/biografi-yongki-komaladi-pengusaha-sepatu.html

Profil Pengusaha Sukses: Wilson Pesik | Handuk Terry Palmer Ditangan Anak Muda


Apa menariknya sebuah handuk dimata kita. Itulah sepenggal pernyataan memulai kisah pengusaha berikut. Bukanlah sekedar handuk biasa. Namanya sering identik sebagai produk impor oleh masyarkat. Faktanya ini bukanlah produk impor justru sukses diekspor ke manca negara. Kisah handuk premium- lembut bernama Terry Palmer.

Produknya sudah biasa berada di hotel- hotel Indonesia. Handuk bernama kebarat- baratan, yang ternyata sudah ada sejak 1962, diproduksi oleh perusahaan bernama PT. Indah Jaya. Yang kini dipegang oleh sosok muda berbakat bernama Wilson Pesik. Merupakan generasi ketiga dari suksesi perusahaan tersebut. Wilson hanyalah anak muda penuh gairah seperti halnya kita. Bedanya sejak usia dini sudahlah dibebani tanggung jawab besar memimpin perusahaan.

"Jauh sebelumnya, ketika masih sekolah saya sudah sering terlibat," jelasnya ke awak media.
Sejak tahun 2007- 2008 dirinya sudah diperkenalkan kepada lingkungan bisnis. Hingga ketika harus diberi tanggung jawab mengambil tongkat kepemimpinan; dia sudah merasa di rumah. PT. Indah Jaya kini dipegang oleh sosok lulusan Marketing dan Entrepreneurship salah satu univesitas Amerika. Merupakan genarsi ketiga yang mencoba mematahkan kutukan.

Kutukan tersebut adalah kutukan tentang perusahaan keluarga. Dimana generasi pertama adalah sosok dari fondasi bisnisnya. Kemudian dilanjutkan oleh generasi kedua yang menyempurnakan suksesnya. Sementara itu tidak lain sosok generasi ketiga menjadi "penghabisan". Wiliam sendiri mungkin sadar akan hal tersebut. Ia membuktikan diri bahwa dirinya layak. Hasilnya adalah cara marketing modern yang tidak biasa. Tidak biasa dari pendahulunya dalam soal urusan handuk.

Mengendalikan pabrik seluas 40 hektar berkaryawan sekitar 5.000 orang di Tangerang; tak membuatnya jadi gentar. Pengetahuan selama di Negeri Paman Sam nampaknya sangat berguna. Ia bahkan membawa gariah baru dalam marketing dan bisnis Terry Palmer. Sebagai sosok nahkoda, sosoknya masih unyu- unyu kata anak muda jaman sekarang, namun punya latar belakang pendidikan luar biasa.

Jikalau dilihat dari wajahnya bukanlah tipikal anak manja. Terlihat dari sorot matanya saja merupakan sosok  muda penuh visi.

"Sewaktu saya ditugaskan untuk memimpin perusahaan ini sudah sangat nyaman, dan saya sudah sangat memahami brand ini," jelasnya kepada majalah Marketing (www.marketing.co.id).

Sebelumnya diakuinya perusahaan dijalankan dengan cara tradisional. Hingga ilmunya masuk merubah peta bisnis Terry Palmer dari sekedar handuk. Sekali masuk sudah percaya diri membuat aneka trobosan dalam hal marketing; tanpa keraguan dan trial- error. Langsung tancap gas istilahnya buat mengembangkan brand miliknya.

Terlibat langsung
Jangan salah, Wiliam paham betul soal proses produksi, dan baginya merupakan satu kepastian buat tau apa itu pemilihan bahan baku (raw material) dan barang jadi. Hal- hal mendasar itu sudahlah diajarkan bahkan sejak masih kecil. Dia sudah sering diajak ke eksibisi, pameran Home Textile di Jerman, pameran terbesar yang diselenggarakan di awal tahun. Produk Terry Palmer sudah pasti mengikuti ajang tahunan tersebut. Ia belajar banya disana.

Belajar tentang produk- produk handuk diluar sana. Wiliam bahkan sudah menganggap mereka menjadi satu pesaing. "Saya belajar dari segi desain dan taste," imbuhnya. Dari sang ayah dipelajarinya bagaimana cara agar membedakan handuk berkualitas dan mana jelek. Dia sendiri merasa tidak terbebani. Ketika pulang ke Indonesia dari studi di Amerika sama sekali tidak ada paksaan. Bahkan sang ayah santainya mengirim SMS ketika pesawatnya mendarat.

"Welcome home, mari kita jalani bersama- sama, meraih kesuksesan bersama- sama," kenang Wilson.

Itu hal paling diingatnya ketika kembali ke Indonesia. Ayahnya meyakinkannya bahwa dia percaya. Padahal dia baru saja pulang, belum mengerti, belum punya pengalaman di perusahaan. Tetapi ayahnya memberinya satu kepercayaan besar. Merasa terbebani? Ternyata tidak, karena sejak awal mau berkuliah, dirinya sudah diwanti- wanti akan tanggung jawabnya.

Suatu hari pasti akan memimpin perusahaan selanjutnya. Dari segi mental sudahlah sangat siap bahkan jauh sebelum memilih jurusan kuliah. Soal marketing menurut Wiliam, produk Terry Palmer terlalu bermain safe cuma berkutat di itu- itu saja. Marketinga menurutnya adalah out side the box, dimana menurutnya diluar sana banyak sekali contohnya. Bahkan tidak terpikirkan sebelumnya pernah ada oleh masyarakat awam. Ia menyebut marketing tidak monoton.

"Saya baru tahun ini menjalani krativitas di Terry Palmer, di mana saya bisa melakukan out side the box," ujar Wilson

Melalui event Miss World 2013, nama Terry Palmer mencuat bahkan penulis sempat mengira ini produk apa ya. Penulisa sempat berpikir apakah Terry Palmer adalah produk impor. Melalui acara tersebut perusahaan ditangannya melalukan aneka branding. Tidak sama dengan ketika perusahaan dikontrol 100% oleh ayahnya. Terry Palmer begitu berani melakukan strategi marketing besar- besaran di televisi. "Padahal kami merasa bukan seperti produk elektronik atau makanan," jelasnya.

"Mana ada handuk di dunia yang mau muncul di TVC. Tapi, saya berani mengambil langkah itu," jelasnya penuh kebanggaan.

Bukan cuma mensponsori karena kalau sponsor sudah banyak. Lebih jauh lagi bahkan menjadi bagian dari tiap kegiatannya. Melakukan aktifitas promosi paralel jalannya acara tersebut. Tidak cuma berhenti di acara Miss World. Wilson meyakinkan kita bahwa Terry Palmer merupakan produk bernyali. Mereka sudah siap cara marketing lain di internalnya. Pokoknya akan menjadi surpraise jelasnya kembali. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk brand awareness.

Menarik perhatian masyarakat sekarang tak cuma kelas menengah- atas. Bahkan seluruh Indonesia sudahlah bertanya- tanya apa sih Terry Palmer. Fakta bahwa sosoknya masihlah sangat muda tak diambil pusing. Ia meyakinkan jangan menganggap remeh dirinya. Semuanya berjalan seperti biasanya. Wilson merasa dirinya telah mendapatkan respect dari orang sekitarnya.

Target bisnis

Ada target yang harus dipenuhinya yakni memperkenalkan Terry Palmer. Tidak cuma bermain dipasar lokal tapi harus berani mencapai pasar global. Ia melihat bahwa kualitas produknya tak kalah dari pemain bisnis handuk asal Eropa. Bahkan menurutnya sebagian lini- produknya lebih baik. Wilson masih sangat melihat ada peluang buat pasar global.

Tahun- tahun ini sudah masuk ke pasar Singapura, Malaysia, Australia, bahkan siap masuk pasar China. Jika ibaratnya handuk China masuk Indonesia, kini, giliran Terry Palmer asal Indonesia memasuki pasaran China. Ia terlihat percaya dirinya menjelaskan targetnya. Hasilnya cukup baik memang karena standar produknya itu sudah world class. Meski bicara soal teknik, Wilson meyakinkan kamu, bahwa teknik, mesin, dan bahan baku miliknya sudah terbaik.

Ambil contohnya bahan utamanya menggunakan egyptian cotton atau kapas mesir terbaik. Dari halnya segi teknologi pun sudah bisa bersaing dengan produk dunia. Komposisi lokal- ekspor memang baru mencapai angka 70:30 sebelumnya 50:50. Eith... Jangan salah sangka menurut penjelasannya kenapa buat lokal jadi naik, ternyata ada startegi marketing khusus. Memang buat lokal naik karena memang ini khusus pasaran dari Terry Palmer sendiri.

Untuk pasaran luar negeri sudah ada produknya sendiri bukan Terry Palmer. Wilson meyakinkan kita bahwa nanti akan sampai 80%:20%. Dimana dua puluh persen sisanya akan diperuntukan produk lain. Dimana dari 80% akan dibagi lagi dimana fokusnya ada di IKEA. Ia menyasar 40% pasar lokal IKEA dan 40% nya ada pasar internasional bersama merek Terry Palmer sendiri. Jadilah totalnya ada dua brand dibawanya hingga ke manca negara.

Pasar ekspornya masih difokuskan di pasaran Asia. Berapa banyak perusahaannya menjual makan jawaban darinya 1.000 ton per- bulan. "Kami memproduksi sesuai apa yang kami jual. Produksi kami masih kami maksimalkan hingga 1.300 ton per bulan," terangnya kembali. Tentang inovasi, Wilson masih terus mau untuk mengeksplor, tentu bermodal jiwa mudanya. Menurutnya orang masih menganggap handuk cuma bagian dari kebutuhan sehari- hari.

Belumlah berbicara tentang mode (fashion) atau lifestyle. Nah, inilah tengah dicoba olehnya, bahwa handuk itu juga mempercantik kamar mandi. Jadi bahkan tanpa mengganti warna tembok kamar mandi terlalu sering sudah teratasi. Handuk berwarna akan membuat suasana kamar mandi berasa berbeda. Salah satu inovasi yang tengah dipikirkannya adalah handuk berkristal swarovski. Ini akan membuat handuk jadi berkesan lebih luxury.

"Inovasi penting agar makin sulit ditiru pesaing," jelasnya, dimana Terry Palmer sendiri sudah bisa menguasai 30% pasaran Indonesia. Di Indonesia sendiri masih sedikit pamain diproduksi kain handuk. Cuma 1 sampai 2 perusahaan besar mendominasi dan ini bisa jadi kesempatan bagi kita.

Arti karyawan baginya adalah memberikan kesempatan belajar dan membimbing mereka. Seperti halnya dulu ayahnya yang mensekolahkan dirinya sampai Jerman. Kesempatan itupula lah yang diberikan olehnya kepada karyawannya. Dia menciptakan suasana bersaing tapi menyenangkan. Tidak ada namanya generation gap antara dia dan karyawannya.

"Sebenarnya secara profesional hanya ada mutual respect. Tentu saya juga melihat ada beberapa karyawan yang ketika kakek saya memimpin, mereka sudah bekerja di sini," jelasnya kembali.

Memang ketika Wilson masih kecil sudah dibiasakan, umur 4 tahun, dia sudah diajak berkeliling- keliling ke kantor milik ayahnya. Dia melihat sendiri ada karyawan ayahnya yang masih bertahan. Justru dari merekalah dirinya belajar banyak. Disisi lain, ia mencoba menempatkan dirinya sebagai anak, meyakinkan mereka para karyawan tuanya agar mau mengikuti langkahnya. Dia meyakinkan mereka melalui cara hormat, penuh rasa menolong.

Biografi Hendi Avanda Pemilik Panda Rumput Laut

 
Mungkin juga terinspirasi sukses pengusaha Top Tao Kae Noi asal Thailand. Tapi bisa juga dia belum lah pernah mendengar namanya. Namun, pastinya pengusaha satu ini sama- sama bukan tipikal pemuda pantang menyarah. Dia bernama Hendi Avanda, pria kelahiran Batang, Jawa Tengah, 2 Februari 1992, dimana juga mahasiswa Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sejak kuliah pikirannya tak pernah bisa fokus berkuliah.

Jiwa kewirausahaan telah mendarah daging. Sosok entrepreneur muda ini sudahlah berbisnis sejak dini. Yah, akan tetapi lagi- lagi usahanya selalu gagal -padahal sudah berbisnis aneka macam. Waktu itu dirinya masih berbisnis buat membantunya berkuliah. Vanda memang bukan dari golongan orang mampu. Contoh bisnisnya yaitu menjual ketan durian buatan sendiri ke GOR UNY. Usahanya berjualan cuma menghasilkan penjualan tiga porsi itupun dalam sebulan.

"Habis itu aku juga sempat buka aksesoris komputer sama teman- teman, tapi hanya bertahan tiga bulan," kenang Vanda.

Kegagal tak membuatnya patah arang. Malah memunculkan ide- ide unik keluar. Tujuannya bagaimana sih mengakali kegagalan. Hingga, seorang teman membawakan oleh- oleh khas, yakni jajanan rumput lau asli dari Korea Selatan. Vanda lantas berangan- angan punya produk seperti ini.

Jajanan rumput laut di pasaran memang asalnya dari Negeri Gingseng. Namun tidak semuanya dihasilkan dari sana sendiri. Oleh karena itulah dirinya meyakinkan diri. Ia ingin membuat jajanan rumput laut khas asli Indonesia. Dia mulai bereksperiman membuat jajanan rumput laut sendiri. Pemilik produk bernama Panda Rumput Laut ini tak langsung jadi nyata. Tidak langsung jadi produk idam- idamannya tersebut. Sepanjang tahun 2011 dijadikan perjalanan mencari resep terbaik.

Modal pinjaman

"Saya pun bereksperimen membuat snack rumput laut buatan Indonesia," tegasnya.

Anak muda 20 tahun ini memang tak ada matinya. Mahasiswa Manajemen Pendidikan semester akhir ini sudahlah bertekat bulat. Semuanya bermodla otodidak saja. Tahun 2011 berbekal uang pas- pasan mulailah dikelilinginya pantai di Pulau Jawa, mulai dari pantai Gunungkidul, Kepulauan Seribu, Semarang, Jepara, lalu Surabaya hingga Pacitan.

Kesimpulannya saat itu adalah tidak menemukan rumput laut idamannya. Memang produk Panda Rumput Laut menggunakan rumput laut khusus bernama porphyra. Di Timur Indonesia sendiri sudah ada rumput laut jenis. Sayangnya, mutunya tak sebaik ketika dirinya impor, ya, akhirnya Vanda memutuskan untuk impor saja dari Korea. "Jalan satu- satunya ya saya impor. Hingga kini juga masih impor," pukasnya. Tak tanggung kini dirinya sudah bisa mendatangkan satu ton rumput laut.

Rumput laut jenis ini yang satu ton tersebut, digunakannya buat kebutuhan sebulan dan produksinya memang bersekala rumahan. Bermodal rumah kontrakan di Perum Graha Palem Indah A10, Condongcatur, Sleman, dimana produksinya sudah harian. Kesemuanya dikerjakan di tempat tersebut dari pemasakan sampai hal pengemasan. Di setiap harinya memproduksi mencapai 400 bungkus. Kemudian dipasarkan ke 28 toserba di Jogjakarta.

Selain disana, Panda Rumput Laut sudah menyebar ke Bandung, Bangka, Lampung, Malang, Solo, dan juga Magelang, totalnya sudah ada 120 toko di luar Jogja. Bahan spesifik porphyra ini ternyata justru membuat jajanannya berbeda dari asli Korea. Karena snack rumput lautnya jadi tidak membutuhkan MSG atau bahan penyedap rasa. Jajanan ini juga jadi lebih murah terangnya lagi ke awak media.

Dia dibantu oleh enam karyawan. Juga masih terus mengembangkan bisnis rumput lautnya ini. Total ada tiga varian rasa rumput laut yaitu original, barbeque, dan spicy, tapi belum lah cukup. Rasa penasarannya akan sukses asli Indonesia akhirnya melahirkan rasa gudeg. Namun, masih belum mendapatkan komposisi enak buat rasa gudegnya tersebut. Tak cuma varian rasanya, Vanda juga bermimpi membudidayakan rumput laut porphyra sendiri.

Sejujurnya ia menjelaskan bahwa petani lokal sudah membudidayakan rumput laut. Selama ini mereka baru bisa membudidayakan jenis ulva (yang biasa jadi minuman es). Nah, Vanda ingin agar jenis ini juga bisa aktif dibudidayakan tapi dengan kualitas sama baiknya. Dia berharap agar ini bisa cepat terealisasi, Agar nantinya bisa ia gunakan untuk produk- produk jajanan rumput lautnya dan varian produk olahan lainnya.

-Jack Ma, Alibaba.




"Saya bahkan pergi ke KFC ketika mereka datang ke kota saya. Dua puluh empat orang pergi untuk pekerjaan itu. Dua puluh tiga diterima. Saya adalah satu-satunya orang ... " -Jack Ma, Alibaba.


Dalam sebuah sesi wawancara dengan wartawan Bloomberg, Charlie Rose. Sosok guru bahasa Inggris ini buka- bukaan tentang karirnya. Jack Ma menyebut bahwa dia gagal tiga kali masuk kampus. Selepas kuliah dia mencoba melamar- lamar pekerjaan sebelum menjadi guru. Total 30 pekerjaan berbeda pernah dia ajukan lamaran; semuanya gagal. Mirisnya, bahkan, dia ditolak untuk sekedar bekerja jadi apapun di sebuah kedai waralaba KFC.

Membangun bisnis Alibaba.com juga bukan perkara mudah. Diawal bisnis, dia harus menjual brand -nya tanpa keuntungan sama sekali di tiga tahun pertama. Masalahknya tidak ada bank yang mendukungnya di dalam hal penjualan online. Tidak ada orang mau beresiko mendukung sistem pembayaran online kala itu. Ia pun berkreatif yaitu membuat pembayaran online sendiri, namanya Alipay.

Terdengar seperti lelucon, Ma tidak menyerah, dan terus menggenjot bisnisnya dengan aneka kreatifitas di dalam marketingnya. Alipay, program pembayaran online yang menerima pembayaran dari semua jenis mata uang.

"Begitu banyak orang yang saya ajak bicara pada saat itu tentang Alipay, mereka mengatakan, 'ini adalah ide terbodoh yang pernah anda miliki,'" ungkap Ma. "Saya tidak peduli apakah itu bodoh selama orang bisa menggunakannya."