Jefri Van Novis |
Awal Memutuskan Berdagang
Bonita dalam bahasa Spanyol berarti wanita
jelita. Nama inilah yang begitu lekat dan tak bisa dipisahkan dari Jefri Van
Novis, pria lajang kelahiran Bukit Tinggi 16 November 1981 ini. Kemana-mana ia
selalu membawa pakaian dalam wanita. Bahkan di pasar grosir Aur Kuning di
Bukittinggi dan beberapa pasar di Padang, Sumatera Barat, Jefri identik dengan
Bonita, merk pakaian dalam wanita.
Meski begitu jangan
buru-buru salah sangka dan menudingnya banci. Bila ia selalu membawa-bawa
pakaian dalam wanita, itu karena urusan bisnis semata. Tegasnya, bisnisnya
adalah jual beli produk pakaian dalam wanita bermerek Bonita. Bisnis ini
ditekuninya sejak ia akan masuk kuliah.
Usai SMA kelas 3, Jefri
yang termasuk murid terpandai disekolahnya tak yakin bisa meneruskan kuliah,
“Darimana biayanya, orang tua saya bukan termasuk orang berada,” kenangnya.
Meski begitu ia tetap mengikuti SPMB. “Ketika hasil SPMB diumumkan, saya
termasuk yang diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang,”
ucapnya.
Meski senang dan bangga
namun juga terbesit rasa khawatir tentang biaya kuliah serta biaya hidup saat
di Padang kelak. Maka muncullah ide berkuliah sambil berdagang. “Semua keluarga
mendukung pilihan ini, apalagi keluarga kami berlatar belakang berdagang,”
tuturnya.
Maka jadilah Jefri
pedagang produk pakaian dalam wanita, Bonita seperti bra, celana, korset dan
sejenisnya diman aia bekerja sama dengan kakak sepupunya di Jakarta. Modalnya
adalah tekad dan kepercayaan dari kakak sepupunya, karena Jefri tak memiliki
modal sepeserpun. Ia mendapat kredit selama satu minggu.
Untuk mencari uang guna
membayar uang masuk kuliahnya, Jefri langsung bergerak memasarkan produk bagi
kalangan menengah kebawah ini di pasar Aur Kuning, Bukittinggi, pasar grosir
terbesar di Sumatra Barat. Lokasi pasar ini sangat strategis, tak jauh dari
terminal bis antar kota, sehingga semakin ramai dikunjungi. Banyak pedagang
dari daerah lain yang datang berbelanja ke pasar ini untuk didistribusikan ke
kota lain.
Jefri memang tipikal
orang Minang asli, ulet, dan pantang menyerah. Hari pertama menginjak kota
Padang, ia langsung memasarkan produk ini. Semua peluang dijajalnya. Selain
memasok toko-toko grosir, juga memasarkan ke pedagang eceran dan kaki lima.
Sehingga ia mendapatkan margin lebih besar lagi. Semua toko di Padang
ditawarinya.
Suka Duka
Tanggapannya sangat
beragam. “Ada yang suka dan memuji, tak sedikit juga yang meremehkan produk
kami,” katanya. Namun berbagai sambutan miring itu tak mampu mematahkan
semangatnya. “Kalau kita menawarkan sepuluh oko saja, mudah-mudahan ada yang
membeli satu toko saja produk kami,” begitu jelasnya. Karena ia menawarkan ke
ratusan toko, maka jumlah toko yang berkenan membeli produknya pun lumayan banyak.Ke
kampus pun ia tak ragu membawa barang dagangannya ini dan menawarkannya kepada
rekan kuliahnya. Sambutan teman-temannya pun beragam, ada yang salut terhadap
semangatnya dan ada pula yang melecehkan. “ Saya sempat dijuluki tauke bra.
Biar saja, saya malah menikmatinya,” katanya santai. Malah julukan itu membuat
Jefri dan dagangannya lebih dikenal. “ Banyak juga rekan-rekan wanita yang
memesan dagangan saya,” katanya. Belakangan, ketika usahanya kian berkembang,
kolega yang sempat melecehkan itu malah berbalik salut kepadanya.
Meski sangat sibuk
berbisnis, bukan berarti kuliahnya diabaikan. Bahkan Jefri mampu menyelesaikan
studinya di Jurusan Manajemen Pemasaran hanya dalam tempo 3,5 tahun. IPK nya
pun terbilang tinggi yaitu 3,3.
Untuk bisa menyelesaikan
kedua kegiatan yaitu kuliah dan bisnis, Jefri memang harus disiplin membagi
waktu. Tiada kata berleha-leha dalam kamus jefri. Tiap senin hingga jumat dari
pagi hingga siang ia fokus kuliah dengan tekun. Sore harinya ia berkeliling
Pasaraya Padang menagih pembayaran produknya kepada toko-toko yang mengambil
produknya. Jum’at sore ia pulang ke Bukittinggi membawa uang untuk disetorkan
sekaligus membawa lagi barang yang akan dijual minggu kemudian.
Sebelum pulang ke
Bukittinggi Jefri biasanya mendatangi satu demi satu toko yang biasa
dipasoknya, “ Cari order,” katanya. Minggu sore ia telah ada di Padang kembali
untuk menyerahkan pesanan ke pelanggan-pelanggannya. “ Begitulah saya setiap
minggu,” katanya. Toh disela-sela padatnya jadwal ini ia masih sempat kursus
bahasa Inggris. “ Ini merupakan modal penting untuk menghadapi persaingan
global,” katanya.
Usai berkuliah tahun
2004, Jefri masih memasok dagangan ke Padang. Namun sehari-hari ia lebih banyak
berada di Bukittinggi, membantu kakaknya berdagang pakaian dalam di pasar Aur
Kuning. Sambil membantu kakaknya ini ia mempelajari seluk beluk pasar grosir terbesar di Sumatra
Barat ini dan mengenali potensi bisnis lainnya.
Membangun Bisnis Sendiri
Akhirnya di tahun 2006 ia
merasa mantap untuk membangun bisnisnya sendiri yang terpisah dari sang kakak.
Bisnis pakaian dalam ditinggalkannya, semua pelanggannya diserahkan kepada
kakaknya semuanya. Namun ada satu yang tak bisa dilepasnya yaitu brand Bonita
yang sudah melekat padanya.
Jefri kemudian membuka
perusahaan perjalanan dan wisata yang kemudian diberi nama Bonita Tour and
Travel. Perusahaannya ini terutama menangani pemesanan tiket pesawat udara
untuk tujuan kedalam dan keluar negeri.
Dengan modal yang tidak
terlalu banyak, Jefri merintis usaha barunya dengan menjadi sub agen penjualan
tiket pesawat. Setelah setahun menjadi sub agen, Jefri bisa mewujudkan
keinginannya menjadi agen resmi. “ Sebagai agen resmi kita bisa menikmati
komisi secara utuh, serta mendapat sejumlah intensif lainnya,” katanya.
Pada April 2007 ia
menggandeng kakaknya mendirikan PT sebagai syarat untuk bisa menjadi agen
resmi. Disini pun ia merangkak dari bawah . Karena modalnya terbatas,, ia hanya
bisa mengajukan agen satu demi satu maskapai. Berawal dari Mandala Airlines,
lalu Batavia Air. Namun berkat kegigihan menjual tiket satu demi satu maskapai
termasuk Garuda Indonesia mempercayakan penjualn tiketnya kepada dirinya.
Potensi bisnis di sektor
ini terbilang besar. Orang Minang terkenal perantau yang kerap bepergian ke
seantero nusantara, bahkan mancanegara untuk berniaga dan menggerakkan roda
bisnis mereka. Dengan jejaring luas
dikalangan para pedagang besar dan grosir di pasar Aur Kuning, Jefri bisa meraup peluang itu. Hubungan baiknya
dengan sejumlah pengusaha dan isntansi pemerintah juga mmebuat banyak diantara
organisasi tersebut yang memesan tiket kepadanya, “ Alhamdulillah, cukup banyak
yang mempercayakan semua urusan perjalanan penerbangannya kepada Bonita, “
ungkap Jefri. Diantaranya ada perusahaan CNI, Tupperware, sejumlah showroom
mobil di Bukittinggi, dan sekretariat DPRD Kab Agam, Sumatra Barat. Bahkan ia
juga meraih kepercayaan dari Jabatan Pendidikan Perak Darul Ridzuan, Malaysia
karena mmapu memberikan layanan yang sangat memuaskan kepada tiga rombongan
dari Malaysia yang berkunjung ke Bukittinggi.
Jefri mengakui, ketatnya
persaingan antar maskapai penerbangan dan banyaknya bis antar kota antar
provinsi membuat margin dari penjualan tiket perjalanan udara makin lama makin
kecil. “Tapi jika kita geluti secara serius, lama-lama pelanggan kita makin banyak
dan hasilnya pun makin banyak,” ujarnya.
Setiap bulannya kini
rata-rata Bonita bisa menjual sekitar seribu tiket ke berbagai destinasi.
Sekitar 70% pelanggannya berasal dari lingkungan Pasar Aur Kuning, selebihnya
dari berbagai instansi dan perusahaan swasta.
Selain itu Bonita juga
menjual paket perjalanan wisata, perjalanan ibadah umrah, haji ONH plus, serta
rental mobil dan voucher hotel.
Berbeda dengan biro
perjalanan di Bukittinggi dan sekitarnya yang sekedar menyediakan tiket, Bonita
Tour and Travel memberi sejumlah nilai tambah dengan menyediakan travel untuk
antar jemput dari Bukittingi ke Bandara Minangkabau Padang yang berjarak lebih
kurang 100km. Untuk pembelian 10 tiket sekaligus ia memberi satu tiket travel
gratis. Ia juga bersedia mengantarkan tiket yang dibeli ke alamat pelanggan.
“Pemesanan bisa dilakukan melalui telepon atau SMS,” katanya. “Kami juga
menyediakan hotline service untuk pemesanan maupun keluhan.”
Kesungguhan Jefri
membesarkan Bonita terlihat dari berbagai upaya promosi yang dilakukannya.
Seluruh ilmu yang diajarkan di perguruan tinggi dan yang dipetik dari
pengalaman langsung berbisnis sejak semester pertama kuliah diterapkan nya
untuk memperkenalkan, menarik perhatian, membujuk, dan membangun loyalitas
pelanggan. Secara teratur ia rajin mengunjungi langganan perusahaannya untuk
mengakrabkan hubungan sekaligus menjemput bola jika ada kebutuhan tiket. “Untuk
langganan saya juga tidak mengenakan biaya pembatalan (cancelation fee) pesanan
tiket,” kata Jefri. Selain itu, pembayaran tiket juga tak harus tunai. “Bonita
bisa memberi waktu tenggang beberapa hari.”
Jefri tak ragu
menyebarkan 2 ribu brosur ke berbagai toko di Aur Kuning dan menempel stiker
promosi di angkot-angkot. Ia juga menggencarkan promosi dari mulut ke mulut,
beriklan secara teratur di media cetak dan radio lokal, serta aktif membuka
stand atau booth di berbagai pameran usaha. Jefri juga menerapkan pemberian
bonus point untuk setiap pembelian tiket, travel atau sewa mobil di Bonita.
Untuk pelanggan yang mengumpulkan 88 point pesawat ia mmeberikan 1 tiket gratis
untuk rute yang sama.
Melebarkan Sayap Bisnis
Sukses membesarkan Bonita
di kota asalnya, Jefri bertekad merentangkan sayapnya ke Jakarta dan akan
membuka cabang di berbagai kota lainnya. Di Jakarta misalnya, akhir maret 2008
ia membuka cabang di pasar blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kita tahu lokasi
ini sangat strategis karena merupakan pusat bisnis grosir yang bukan saja
melayani seluruh Indonesia melainkan juga ekspor dan imporke kawasan Timur
Tengah, Afrika, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam, bahkan juga ke pasar
Amerika dan Eropa. Bisa dipastikan kebutuhan tiket ke berbagai penjuru dunia
terbuka luas.
Namun berbeda dengan di
Aur Kuning dan Bukittinggi umumnya yang pasarnya telah dikuasai oleh
Jefri. Di
Tanah Abang Jakarta, Jefri harus bekerja keras lagi, apalagi tentu sudah
banyak
biro perjalanan lainnya yang telah menancapkan kukunya lebih dahulu.
Namun jika
Bonita bisa merebut hati pelanggan barunya, tak pelak lagi bisnisnya
akan
membuahkan hasil berlipat ganda, Namun Jefri tak kehabisan akal.
“Pelanggan
kami yang selama ini membeli di Bukittinggi banyak yang berdagang
disini.
Merekalah target awal kami,” katanya. Banyak pelanggan loyalnya yang
bertindak sebagai evangelist, merekomendasikan kepada calon pelanggan
baru. Hasilnya, “Pelanggan baru yang membeli disini pun cukup banyak,”
katanya.
Dari sekedar berjualan
tiket, Jefri juga ingin membesarkan bisnisnya ke bidang terkait. Lingkup usaha
seputar bisnis ini memang masih sangat potensial untuk digali. “Usaha diluar
ticketing pesawat sangat menjanjikan,” katanya. Untuk sasaran jangka pendek ia
berniat mengembangkan layanan jasa pengiriman seperti kargo dan titipan kilat.
Layanan ini sudah dirintisnya dari kantor barunya di Pasar Tanah Abang Blok A.
“Respon pasrnya sangat bagus,” katanya. Bahkan berdasarkan kebutuhan
pelanggannya, ia juga berniat masuk ke usaha penukaran uang (money changer).
“Doakan agar semua usaha ini bisa berhasil,” katanya.
Seiring dengan itu,
angannya pun melambung. “Impian terbesar saya adalah membangun perusahaan
penerbangan Bonita Air,” katanya. Dan seirin dengan itu bisnisnya pun terus
melambung tinggi lebih tinggi dari pesawat yang tengah terbang diudara.
Biodata
Biodata
Nama : Jefri Van Novis
TTL : Bukittinggi, 16 November 1981
Pendidikan : S1 Fak Ekonomi Universitas Andalas
Nama Usaha : PT. Bonita Anugrah Pratama Tour And Travel
Penghargaan : Finalis Wirausaha Muda Mandiri
TTL : Bukittinggi, 16 November 1981
Pendidikan : S1 Fak Ekonomi Universitas Andalas
Nama Usaha : PT. Bonita Anugrah Pratama Tour And Travel
Penghargaan : Finalis Wirausaha Muda Mandiri
Post Comment