Lewat promosi online, siapa sangka Febri Purnomo Puspo bisa seperti sekarang. Febri kini adalah seorang pengusaha muda sukses. Berkat usaha kulit ditambah promosi online bisnisnya menjadi juara. Seperti ditulis oleh bisnisukm.com: Pria lulusan Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta tahun 2008 ini cukup mempraktikan ilmunya Apa- apa yang didapatnya ketika masih berkuliah dulu. Ia mempraktikan cara menyamak kulit itu sendiri.
Pertama kali, bersama rekan- raknnya memulai memproduksi kulit sendiri,
kemudian mulai memproduksi aneka barang jadi. Hasil pertamanya ialah
aneka jaket kulit dan lantas fokus di tas kulit. Usaha yang dimulai
sejak 2011 ini memang bermodal pas- pasan. Dia mengandalkan sistem
dijahitkan orang lain. Pertama kali itu Febri hanya memanfaatkan sistem
titip jual di toko sekitaran Yogyakarta.
"Sebelum mengenal dunia online, kami memasarkan produk dengan sistem
titip jual di toko-toko yang ada di sekitar Yogyakarta dan melayani
beberapa reseller yang masuk," terang Febri.
Sejalan waktu bisnisnya berkembang, tanpa sungkan Febri membuka lowongan
penjahit. Utamanya penjahit tas kulit lewat berbagai media. Melalui
penjahit sendiri kapasitas produksi meningkat. Ia lantas menggunakan
jasa sosial media. Tanpa keraguan dirinya memperkenalkan Tas Kulit
Berliano. Tanpa disangka hasilnya itu malah diluar dugaan. Melalui
sistem online itulah sukses pengusaha muda ini moncer.
Mereka punya Facebook dan toko online www.berliano.com. Disana lah banjir pesanan datang. Berjalanan waktu hingga bisa mendapatkan alur distribusi tepat. Fabri berani berekspansif usahanya telah memproduksi 3 ton kulit, yang sebelumnya 1 ton per- bulan. "Alhamdulillah sudah bisa berproduksi 3 ton kulit per- bulannya," ujarnya mantap. Mulai membuat bahan baku, penyamakan, dan proses produksi dilakukan di satu tempat.
Usaha hulu- hilir telah dikuasai Febri sendirian. Dulunya cuma bisa berproduksi dibawah 1000 sqf. Sekarang sudah bisa menghasilkan 5000 sqf per- bulan. Usahanya dibantu 3 orang karyawan dibagian penyamakan kulit, 8 orang dibagian tanaga jahit, dan 2 orang lagi dibagian admin web (toko online). Setiap bulan melalui mereka lah, Febri mampu memproduksi 200 pcs tas kulit dan dompet 150 pcs per- bulan.
Soal kendala diakuinya adalah menganai bahan baku mentah. Dia mencontohkan harga yang terus naik tetapi kualitas cenderung tidak stabil. Lewati kendala itu Febri mulai membuat kulit artikel sendiri. Bahan yang cocok digunakan menjadi bahan baku tas. Sedangkan bahn kulit tidak memenuhi kecocokan dialihkan. Dia menjadikan itu barang- barang kecil seperti tasel, gantungan kunci dan lain- lain.
"Kedepannya saya ingin lebih fokus memperhatikan infrastruktur untuk operasional produksi," jelasnya. Ia mencontohkan lagi seperti drum besar untuk penyamakan. Drum yang semakin besar akan menampung lebih banyak kulit. Kemudian dia pengen mempunyai gudang kulit, membuka toko offline di pusat jantung ekonomi Yogyakarta.
Mereka punya Facebook dan toko online www.berliano.com. Disana lah banjir pesanan datang. Berjalanan waktu hingga bisa mendapatkan alur distribusi tepat. Fabri berani berekspansif usahanya telah memproduksi 3 ton kulit, yang sebelumnya 1 ton per- bulan. "Alhamdulillah sudah bisa berproduksi 3 ton kulit per- bulannya," ujarnya mantap. Mulai membuat bahan baku, penyamakan, dan proses produksi dilakukan di satu tempat.
Usaha hulu- hilir telah dikuasai Febri sendirian. Dulunya cuma bisa berproduksi dibawah 1000 sqf. Sekarang sudah bisa menghasilkan 5000 sqf per- bulan. Usahanya dibantu 3 orang karyawan dibagian penyamakan kulit, 8 orang dibagian tanaga jahit, dan 2 orang lagi dibagian admin web (toko online). Setiap bulan melalui mereka lah, Febri mampu memproduksi 200 pcs tas kulit dan dompet 150 pcs per- bulan.
Soal kendala diakuinya adalah menganai bahan baku mentah. Dia mencontohkan harga yang terus naik tetapi kualitas cenderung tidak stabil. Lewati kendala itu Febri mulai membuat kulit artikel sendiri. Bahan yang cocok digunakan menjadi bahan baku tas. Sedangkan bahn kulit tidak memenuhi kecocokan dialihkan. Dia menjadikan itu barang- barang kecil seperti tasel, gantungan kunci dan lain- lain.
"Kedepannya saya ingin lebih fokus memperhatikan infrastruktur untuk operasional produksi," jelasnya. Ia mencontohkan lagi seperti drum besar untuk penyamakan. Drum yang semakin besar akan menampung lebih banyak kulit. Kemudian dia pengen mempunyai gudang kulit, membuka toko offline di pusat jantung ekonomi Yogyakarta.