Drg. Ferry Yuliana |
Ferry Yuliana atau Drg. Ferry Yuliana atau
akrab disapa Lia ini adalah seorang yang berjiwa nasionalis tinggi. Beliau
adalah pelopor berdirinya tas Gendhis yaitu tas dari anyaman tanaman asli
Indonesia seperti tanaman Mendhong, tanaman Rotan atau juga dari enceng gondog.
Ketika penulis mengunjungi facebook dari Tas Gendhis, penulis sempat
takjub dengan aneka warna serta bentuk tas yang penulis kira itu buatan
luar negeri. Ternyata setelah diamati itu adalah tas dari anyaman rotan
asli Indonesia. Beneran dech buagus-buagus. Penulis jadi ingin
memesannya. Berikut ini adalah Biografi dari Ferry Yuliana atau Lia.
Lia memiliki mimpi ingin membuat produk asli
Indonesia dimana bahan dasar serta pewarnaannya asli dari tanaman Indonesia.
Lia yakin Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya dan sangat
potensial dan bernilai jual tinggi. Lia juga memiliki idealisme ingin
memberdayakan petani rotan terutama. Jika kerajinan yang bahan bakunya enceng
gondok, mendong, rotan ataupun purun digemari, maka permintaan akan bahan baku
itupun juga bertambah hal ini tentu menjadi berkah bagi petani tanaman tersebut
yang membuat pemasukannya juga naik. “Dengan sentuhan kreativitas
tinggi, kami menyulap tanaman tersebut menjadi tas-tas bernilai jual tinggi.
Dampaknya, penghasilan petani pun bertambah,” begitu ujarnya. Lia juga
mengatakan bahwa kerajinan tas hasil produksinya sangat unik, tidak hanya
modelnya namun juga bahannya yang menggunakan 70% bahan alami.
Menurut Lia yang juga berprofesi sebagai dokter
gigi ini, kegemarannya dan kemahirannya menganyam ia dapatkan dari otodidak.
Ketika kecil ia sering membuat prakarya. Hal itulah yang mengasah
kreativitasnya.
Lia sering mengadakan
pelatihan-pelatihan guna menyalurkan kepandaiannya berkreasi, terutama pada
ibu-ibu PKK agar bisa menghasilkan sesuatu. “Tujuan pertama kami adalah
Kalimantan, karena bahan rotan berasal dari sana. Kami mengajarkan tentang pola
anyam, cara mewarnai dengan bahan alami, cara mendesain dan mengemas, sampai
cara membuat display produk,” Begitu katanya.
Membuat Tas Gendhis
Lia juga prihatin dengan menurunnya peminat petani
dalam menanam rotan. “Mereka lebih memilih mencari karet atau emas yang
pendapatannya lebih menggiurkan,” begitu lanjutnya. Oleh karena itu Lia berusaha
untuk membeli bahan baku langsung dari mereka agar mereka bersemangat dalam
menanam tanaman anyam terutama rotan.
Tanaman anyam seperti rotan, enceng gondok dan
mendong adalah tanaman yang sangat mudah di budidayakan sehingga sangat
potensial untuk dijadikan bahan baku apalagi ini tidak menyalahi aturan negara,
begitu menurut Lia.
Lia juga melatih para petani untuk menganyam
sehingga mereka bisa menganyam rotan yang dihasilkan menjadi bahan setengah
jadi dan Lia bersedia membelinya. Hal ini selain memberi nilai tambah pada
petani juga membuat Lia tak terlalu sulit dan lama dalam menciptakan produk
karena bahannya sudah dianyam. Produksi Lia sudah menembus manca negara bahkan
ia sudah membranding produknya dengan nama “Tas Gendhis”. Selain tas, Lia juga
memproduksi bagasi serta dompet.
Karena jasanya dalam melestarikan hayati Indonesia
serta meningkatkan produktifitas petani rotan inilah Lia juga sempat menerima
penghargaan dari Bapak Presiden SBY.
Sukses selalu ya mbak Lia dengan Tas Gendhisnya. Semoga
selalu dimudahkan langkahnya. Dengan begitu produk Indonesia bisa jadi
tuan
rumah di negeri sendiri dan tentunya juga di mancanegara serta bisa
bersaing dengan merk seperti GUCCI atau selevelnya. Amin. Amin. Amin.