Profil Pengusaha Mohrizal Rizki | Bonek Bondo Nekat Kerajinan Daun Tembakau



Menjadi pengusaha anak muda harus kreatif. Mahalnya suatu kreatifitas dapat tersirat dari kisah sukses satu ini. Kisah seorang Mohrizal Rizki, seperti yang dikutip oleh Ciputra Entrepreneurship, melanjutkan kisahnya dalam sebuah wawancara singkat. Apa sih usahanya anak muda satu ini? Ternyata usahanya tembakau, eit, bukan sembarang tembakau. Bukan pula bisnis rokok kretek seperti akan kamu bayangkan. Dia bukan lah seorang produsen rokok.
Terjun ke bisnis macam ini memang kegemarannya. Tembakau dipilih lantaran memang sudah lekat di hidup masyarakat dunia. Ia melanjutkan ini merupakan bisnis kerajinan. Tercatat sebagai mahasiswa semester 7 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, konsep kewirausahaan sudah melekat dalam dirinya. Meski barulah bisnis pertamanya sudah bisa merebut perhatian loh.
"Sebelum menjalani bisnis ini, saya hanya berstatus mahasiswa..... Namun saya sudah memiliki jiwa entrepreneurship semenjak masih sekolah," tambah Rizki.

Bisnis unik

Tantangan terbesar baginya adalah menjalankan bisnis itu sendiri. Kalau cuma modal ngomong saja tak akan ada hasilnya. Ia juga mengingatkan pentingnya inovasi. Ini lah yang terkadang membawa gerakan seorang pengusaha muda melambat. Perlu memikirkan inovasi- inovasi apa untuk bisnis mendatang. Kita (pengusaha muda) harus memikirkan inovasi bisnis yang belum ada sebelumnya.
Kemudian selepas menemukan inovasi. Hal paling tersulit ialah mengeksekusinya. Melakukan gerakan awal buat menjalankan ide bisnisnya. Rizki sendiri awalnya mengikuti ajang pameran oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember. Dari sanalah lantas banyak pengunjung tertarik akan produknya. "Banyak pengunjung yang tertarik dengan produk saya dan menganjurkan saya mengembangkan bisnis kerajinan daun tembakau ini," terangnya.
Mengambil resiko dikeluarkanlah senjatan andalan. Apalagi kalau bukan uang tabungan pribadiya dikuras buat berbisnis. Namun, hal tersebut terbayar, bahkan di 2014 telah resmi mendapatkan suntikan dana dari pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember.
Di waktu sengganya, Rizki juga masih bisa menyalurkan hobinya, yakni bermain gitar dan menciptakan lagu. Disisi lain bersemangat memulai usahanya sendiri. Modal awal saat itu cuma 500.000 saja dari tabungan milik pribadi. Modal lainnya ialah nekat atau istilahnya "bonek". Bondo Nekat kepanjangan dari cuma modal nekat memakai uang seadanya. Nekat dalam entrepreneurship konsepnya ialah keberaniannya mengambil resiko.
Modal nekat memberikan rasa kemandirian buat kita. Penulis juga merasakan hal yang sama. Ada kepuasan tersendiri ketika mendapatkan itu. Kemandirian membangun kepercayaan diri. Kepercayaan kita haruslah bisa keluar dari masalah pelik apapun; tidak cuma bisnis. Hal memotivasi adalah kata- kata jamak bagi kita pengusaha. Pegangan bahwa kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. Sukses bisnis tembakau yang ia beri nama Cobacco Crafting.

Ini merupakan produk pertama di Indonesia. Dan, menurut prediksinya, lima tahun kedepan masih banyak ceruk bisnisnya. Kerajinan produk tembakau ini diharapkan akan maju. Dalam lima tahun mendatanga Rizki fokus membangun relasi bisnis. Rizki akan fokus membangun relasi dengan palaku kerajinan lain. Fungsinya agar bisa mendapatkan ilmu bagaimana masuk ke pasar.

"Strategi saya dalam jangka waktu 5 tahun kedepan adalah membangun relasi dengan pelaku bisnis kerajinan tangan untuk memperoleh ilmu dalam meningkatkan mutu kualitas produk, serta memasarkan produk saya ke outlet-outlet kerajinan tangan di Indonesia," terangnya kepad pewarta.

Namanya merupakan ide pribadi. Merupakan satu perpaduan antara Crafting dan tOBACCO. Yang mana menggunakan ejaan dimiripkan Madura cobacco dari ko- bako. Ini mempersentasikan harapan besar masyarakat Jember. Dimana mayoritasnya adalah para pendatang Jember. Sukses memperkenalkan usaha pertama di Indonesia ini, apakah mimpi besar lain Rizki? Ia punya mimpi membangun usaha industri- wisata, apa itu, usaha yang memadukan wisata dan bisnis.

Ketika orang berkunjung mereka bisa merasakan bagaimana membuat tembakau. Bagaimana merubahnya jadi aneka kerajinan. Untuk itulah diperlukan pemikiran out of the box. Rizki berharap proyek besar ini akan jadi inspirasi bagi pengusaha lain. Menurutnya kondisi ekonomi sekarang memang butuh bibit- bibit usaha baru. Mereka para anak muda harus menjadi pengusaha. Pasar bebas di tahun 2015 menjadi patokan buat kamu menurutnya.

Kendala terbesar baginya menjalankan bisnis ini. Tak lain kalau bukan ada di tembakaunya sendiri. Bisnis dari Cobacco membutuhkan lembaran duan bakau. Perlu diketahui bahwa tembakau adalah tanaman yang punya siklus musiman. Jadi tak mudah buat berproduksi tetap. Mengakali hal inilah, rencananya, ia akan membuat satu ruang penyimpanan. Dimana ketika musim panen akan disimpan sebanyak mungkin. Hingga ia bisa selalu berproduksi.

Bicara tentang inspirasi pengusaha -nya. Maka jawabnya tak lain adalah sosok Ir. Ciputra. Dia menyebut ia lah sosok entrepreneur sejati. Rizki sendiri mengaku sering mendatangi berbagai seminar kewirausahaan. Seperti yang diadakan oleh Ir. Ciputra. Inilah alasannya mau masuk ke dunia entrepreneurship.

Twitter @Cobaccocrafting

Biografi Pengusaha Aprie Angeline | Jualan Sampo Cewek Cantik Untung Ratusan Juta



 
Salah jurusan kuliah malah jadi pengusaha. 
Ya, kisah itu pasti jamak terdengar, seperti halnya kisah wanita cantik satu ini. Namun, bukan sembarangan salah jurusan loh, karena jurusannya di Fakutltas Kedokteran yang notabennya menjanjikan. Loh kok bisa salah? Menurut berbagai sumber kami dapatkan ini karena cita- cita lainnya. Ketika itu, ketika dirinya sudah menginjak kaki di Yogyakarta, ada perasaan asing dalam dirinya. Mulai kuliah di Universitas Gajah Mada, Fakultas Kedokteran Gigi, Aprie sudah merasa tak nyaman.
Padahal waktu itu baru berjalan beberapa semester. Sempat terlintas di benaknya mau berhenti saja dan jadi artis terkenal. Merasa salah jurusan membuatnya memilih asik mengerjakan hal lain. Disela- sela kuliahnya dibuka- bukannya koneksi internet. Ketemulah sebuah bisnis online menarik hatinya. Ia lantas berjualan baju dan juga sepatu online.
"Bisnis menjadi pelampiasan saya merasa tidak kuat di jurusan itu,"ujar Aprie kepada Kompas. Sempat mau berhenti tapi takut kepada orang tuanya.

Sumber inspirasi

Perjalanan wanita 23 tahun ini memang menginspirasi. Alasan lain kenapa merasa salah jurusan usut- punya usut karena ia pelupa. Dia juga ceriwis orangnya. Ketika berkuliah terpaksa harus mengeremnya. Itulah juga alasan kenapa memilih menjadi artis saja. Aprie pun mulai mencoba- coba mengerjakan bisnis online shop. Gadis kelahiran Sorong, 5 April 1991, ini juga mengerjakan beberapa syuting sinetron dan modeling.
"Saya malah ingin jadi artis dan terkenal," ujarnya.
Baik online dan offline dipenuhi oleh aneka kegiatan. Kesemuanya tak ada hubungannya dengan kuliah yang tengah dijalani. Berjalan waktu malah rasa asyiknya terpenuhi dari bisnis online. Seolah melupakan cita- cita utamanya menjadi artis terkenal. Tahun 2012 menjadi tonggak sejarah, nekat mengajukan cuti kuliah, cuma buat menekuni bisnis onlinenya.
Dia mulai belajar bagaiman memasok barang sendiri. Aprie juga belajar dari pemasok barang dagangannya. Kesemuanya proses dagang dipelajarinya otodidak. Ia sendiri mengaku tak begitu paham memproses bisnis online awalnya. Otodidak saja bermodal Black Berry Messenger. Dari berjualan pakaian dan sepat ternyata tak cocok baginya. Memang beberapa orang nyaman tapi tidak buat sosoknya yang haus kesuksesan. Dia berdalih jualan produk fashion mengecewakan.

Berbisnis pakain online untungnya tipis. Terkadang dia harus menombokinya sendiri. Selain itu karena ambil dari orang lain, terkadang, kualitasnya jauh dari apa yang digambarkan. Untuk sepatu masalahnya selain hal itu adalah ia mencobanya sendiri. Aprie harus mencobanya sendiri. Karena ia tak tau pasti ukuran sepatu dari konsumennya. Kami mencoba menerawang itu semua karena model bisnisnya reseller. Dan, Aprie itu terlalu perfeksionis untuk membeli produknya dulu.

Kan tak semua pengusaha suka mengira- ngira kualitas produknya. Juga tak semua orang memiliki rasa soal bisnis fashion.

Jualan shampo


Tak mau berhenti karena memang sudah cinta. Beralihlah sasaran bisnsnya dari produk fashion ke kosmetik. Ketika itu ia mendapatkan tawaran langsung dari produsennya. Produk skin care buatan luar negeri dicoba dijualnya. Namun, sebelum berani menjual, Aprie mencobanya dulu ke dirinya sendiri. Alhasil ternyata cocok hingga diputuskan untuk dijualkan. Respon pelanggan pun positif membuatnya semakin bersemangat. Respon positif datang dari pelanggan setianya.

"Karena saya selalu memberikan pelayanan yang baik, pelanggan percaya terhadap produk yang saya jual," tambah Aprie.

Bisnis Billion Online Shop (nama online shop -nya) meningkat pesat. Bahkan omzetnya bisa mencapai angka Rp.3 juta tiap bulannya. Dia makin yakin akan pilihan niche -nya. Dalam beberapa bulan uang puluhan juta sudah dikantungnya. Apa kunci sukses online shop Billion Online Shop? Gampang kok, Aprie menjelaskan harus bisa menahan diri. Tak boleh marah dan selalu mencoba mendekatkan mereka. Ketika nanti membalas pesanan pun tak asal jawab.

Tersusun sebuah komunikasi dua arah yang ramah. Itu ternyata efektif membangun kedekatan antara ia dan juga konsumen. "Itu membuat konsumen makin dekat dan percaya pada kami," terangnya.

Kembali merasa tak puas akan bisnisnya. Terbersit sebuah ide untuk buat membuat produknya sendiri. Putri dari pasangan Jistor Situmorang dan Lukeria Rajaguguk ini, memutuskan akan membuat produknya sendiri. Tapi produk seperti apa yang akan dibuatnya. Hingga Aprie menghadapi masalah dengan rambutnya. Lantas ia mencoba membuat produk samponya sendiri. Cewek yang pernah mengikuti olimpiade IPA saat SMA ini mencari- cari informasinya.

Bagaimana cara membuat sampo sendiri. Dia kemudian aktif berkonsultasi dengan orang- orang paham akan hal tersebut. "Kebetulan, sejak SMA saya juga hobi meracik- racik, jadi sedikit banyak tahu," terangnya lagi. Pada awal 2013 -an, diperkenalkan lah produknya sendiri, sebuah sampo Angeline Hair Treatment (AHT), menggunakan bahan herbal berkualitas. Oleh karena itulah harganya jadi relatif mahal. Meski begitu eh diluar dugaan malah jadi booming di pasaran.

Harga mahal tak masalah karena dirinya sudah punya costumer based. Sampo yang fokus bagaimana cara agar bisa cepat menumbuhkan rambut. Itulah masalah utama rambut miliknya juga. Ini telah menjadi produk andalan bisnisnya sampai sekarang. Modal Rp.10 juta dibuatlah 200 botol sampo. Penjualan terus meningkat saja. Saban bulan sudah bisa menjual seribu pake sampo AHT. Omzetnya sudah bisa tembus angka Rp.230 juta saja.

Adapula paket perawata rambut conditioner dan hair tonic. Harga paketnya dibandrol sampai Rp.200.000. Produk lainnya ialah gula nira dimana kadar glukosanya rendah. Aprie memang mengaku tertarik produk- produk herbal. Untuk usaha samponya sudah ada 20 orang karyawan. Produk gulanya diberi nama Java Sweet Sugar dipasarkan secara online. Dimana sudah melibatkan 25 petani kelapa. Sukses menjual ratusan toples dalam sebulan.

"Gula ini lagi naik daun," kata dia.

Produk gulanya sudah merambah tidak cuma Yogyakarta, tapi seantero Indonesia. Aprie pun masih belum lah puas. Selanjutnya ada produk frescare yaitu masker wajah herbal. Dalam waktu dekat, seperti dikutip dari Kontan melalui Kompas, tahun 2015 nanti akan diluncurkan lotion pelembab herbal.

Sukses di usia muda ternyata mempunya sisi kelam dibelakan. Tak disangka ia pernah sempat merasa mau bunuh diri. Alasannya karena merasa tak punya pengalaman berarti dalam hidupnya. Dia pernah depresi saat harus menjalankan studi tak sesuai hatinya. Sempat terlintas mau bunuh diri saja, "Saya depresi banget". Dia sendiri tak berani ngomong sama orang tua. Itu lantaran orang tua sudah dianggapnya berkorban banyak. Ia tau betul tak sedikit biaya dikeluarkan.

"Mau ngomong sama ortu enggak berani karena sudah mengeluarkan biaya dan banyak orang yang tahu," jelasnya lagi.

Menjadi dokter memang karena permintaan orang tua. Karena belum ada dokter di dalam keluarganya. Dia pun mendapatkan hikmah tersendiri. Dimana bukan memilih cita- citanya tapi juga tak terbebani gelar dokter miliknya. Ia malah menemukan kenikmatan dalam berbisnis. Aprie gigih meyakinkan kedua orang tuanya. Caranya ialah melalui kesuksesan berupa penghasilan. Ini menghasilkan loh, jelasnya kepada kedua orang tua, hingga akhirnya ikhlas.

Orang tua ikhal melepaskan untuk tak jadi dokter. Gadis cantik 23 tahun tak takut menghadapi dunia. Kini, ia telah memantapkan dirinya menjadi pengusaha muda. Tak lagi depresi ketika menghadapi masalah. Salah satu masalah ketika mendapatkan komentar negatif tentang usahanya. Mereka di sosial media berkomentar negatif kerena berjualan sampo. Adapula datang dari sesama pebisnis online. "Ada orang yang tidak suka, lalu menjatuhkan saya," kenang dia.

Dia percaya prinsipnya tentang kualitas produknya. Sudah lah teruji bahkan menggunakan dirinya sendiri. Hasilnya ialah omzet penjualannya tak turun. Justru semakin naik, "konsumen mengirim foto rambut mereka, kualitas yang berbicara." Ia yakin Tuhan bersama orang- orang baik. Karena bisnisnya bukan soal untung semata. Ini untuk membantu orang lain jadi produknya harus berkualitas. Ia kemudian berpesan buat kamu yang mau jadi pengusaha.

"Berbisnis harus berlandaskan niat baik," tutupnya, pebisnis harus lah punya mimpi besar agar ada tujuan bisa dicapai dan jangan lupa bangunlah jaringan luas.

Untung Berjualan Lilin Minyak Kelapa Sawit Menembus Miliaran



Tidak gampang mendirikan UKM sendiri. Itulah yang dirasakan wanita 64 tahun ini. Namun, berkat pintar- pintaran membidik pasar usahanya kini berbuah manis. Bahkan mampu mendirikan perusahaan sendiri yang bernama PT. Biolina Trio Sintesa. Dia lah Lani Darmadi sosok dibalik bisnis lilin hias aneka bentuk. Beda dengan lilin biasanya, produk Lani dibuat dari bahan ramah lingkungan. Terlebih lagi mampu memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yakni minyak sawit.
Ya, lilin buatan Lina memang terbuat dari bahan minyak kelapa sawit atau CPO. Ide awal bisnisnya berasal dari sang suami yang merupakan pengusaha dibidang kelapa sawit. Suaminya memiliki kebun sawit sendiri dan latar belakang pendidikannya yang mendukung. Sejak dulu dirinya memang sudah tau bahwa stearin acid yang merupakan bahan mentah sawit bisa dijadikan lilin. Untung memiliki pengetahun dibidang kimia tersebut dimulailah Lani mencoba- coba.
Menciptakan sebuah produk bernama Biolin. Pola pikir kenapa kita membuat lilin dari minyak bumi yakni parafin. Jika ada sumber daya lain yang bisa memiliki sifat sama. Inilah awalnya ide minyak kelapa sawit jadi produk lilin dimulai.
Hasil olahan lilin dari minyak sawit ternyata memiliki keunggulan loh. Jika dibakar lilin produksi Biolin tidak menghasilkan asap dan jelaga. Perlu kamu tau kalau lilin kelapa sawit setelah habis akan habis menguap tidak berbekas. Soal bentuk lilin CPO juga bisa dibentuk aneka rupa seperti halnya lilin biasa. Lani sendiri aktif memproduksi aneka lilin beraneka bentuk; ada bunga, binatang, buah dan bentuk manusia. Adapula yang dibuat berdasarkan tema tertentu.
Modelnya mengikuti hari- hari besar atau perayaan tertentu. Ada lilin bertema hallowen, tahun baru, lebaran, tahun baru china dan lain- lain. Tak terhitung berapa jenis lilin sudah dibuat usahanya. Mendukung konsep go green menjadikan lilin miliknya menjadi pilihan masa depan. Tak cuma untuk penerangan tapi juga untuk lilin hias ataupun lilin aroma terapi. Dalam perjalanannya bisnis milik Lani tergolong cukup mulus. Berapa modal usaha lilinya?
Memulai berbisnis sejak 1999, usahanya bermodal Rp.100 juta, memang cukup besar tapi tekatnya sudah bulat. Halangan paling nyata dari bisnisnya adalah belum terdidiknya masyarakat. Mereka masyarakat sebagian besar masih melihat lilin sebagai cuma penerang ketika lampu mati. Tidak begitu menjual jika dirinya memilih pasar dalam negeri, maka, Lani pun menarget pasar luar negeri ketika baru saja memulai. Yakni ia aktif mengekspor ke Jerman, Swiss, Jepang dan Korea.

Pasar kelas atas

Sukses lilin Biolin memang kurang terdengar ditelinga kita. Karena memang untuk pasaran lokalnya kurang mendukung. Lani bahkan menambahkan kurangnya perhatin pemerintah menjadi masalah sendiri. Utamanya tentang masalah UMR yang sekarang jadi permasalahan tiap tahun. Untung karena berkuliah dibidang Kimia di Jerman mampu membantunya mengurangi biaya produksi.
Rentang penjualan lilin Biolin ada pada angka Rp.10 ribu sampai Rp.300 ribu per- buah. Sedangkan ukuran akan menyesuaikan desainnya. Sebagai contohnya, lilin berharga Rp.10 ribu adalah lilin bulat kecil, tanpa ada aroma dan tingginya 1,5 cm. Sedangkan lilin yang dijual seharga 300 ribu adalah yang berbentu unik, yang digunakan sebagai penghias ruangan setinggi 5 cm. Untuk pemasarannya biasanya dijual melalui sistem online, mengikuti aneka pameran, atau ditawarkan ke hotel di Jakarta dan Bali.
Untuk pasar Eropa kebanyak memilih lilin tanpa aroma. Sedangkan pembeli asal kawasan Asia memilih untuk membeli lilin beraroma. Permintaan ekspor akan melonjak tajam ketika natal, paskah, dan imlek. Ia menyebut naiknya bisa mencapai 50 persen.
Keseluruhan lilinya diproduksi di pabrinya di kawasan Bekasi. 20 persen hasil produksi akan dijualnya ke toko sendiri, sisanya dijual di kawasan mall- mall di penjuru Jakarta. "Masyarakat Indonesia itu mendingan membeli beras dari pada lilin. Paling cuma hotel- hotel saja," pungkasnya. Meskipun begitu adanya dirinya masih tetap optimis memproduksi untuk kebutuhan lokal. Utamanya setelah adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
PT. Biolin Trio Sintesa terus berkembang menjadi salah satu produsen lilin. Menjadi yang terbesar melalui olahan lilin berasal dari stearin. Staf pemasaran Biolin menjelaskan bahwa bahan baku utamanya stearin ini, akan muncul ketika minyak CPO dipanaskan. Pemanasannya ada pada suhu 56 derajat celcius. Kemudian inilah yang dibentuk menjadi produk lilin. Adapula pengembangan lilin menjadi alat pengusir nyamuk dan lalat yakni lilin yang beraroma sereh.

Menjadi salah satu produk pewangi ramah lingkungan. Pasalnya lilin CPO tidak menghasilkan residu ataupun asap pekat seperti lilin umumnya. Setiap bulannya mereka mampu memproduksi 4-6 kontainer yang akan dijual ke berbagai negara. Setiap kontainer akan menghabiskan 16- 20 ton bahan stearin. Sedangkan untuk sekarang usaha yang dimulai dari bisnis rumahan telah mampu memproduksi 8 kontainer per- bulan. Untuk 90% produksinya kini difokuskan pada penjualan ekspor.

Untuk omzetnya tentu sangatlah menggiurkan, yakni "Omzet perbulan rata- rata Rp.1,5 miliar," ujar Rita Narulita, staf pemasaran Biolin, kepada Kontan.co.id

Idealisme Berbisnis Olahan Susu Segar



Profil Pemilik Usaha Yogurt Cimory


Menjadi pengusaha terlalu idealis bisa jadi kegagalan. Tapi bisa juga menjadi susuatu jika pada kadarnya. Inilah kisah Bambang Sutantio yang memperkenalkan manisnya yogurt. Bayangkan saja ia berbisnis produk mudah kadaluarsa. Memiliki proses produksi tidak mudah. Apalagi kalau bukan lah satu idealisme kuat namanya. Sudah selama tiga tahun ia terus menggeluti produk asing tersebut. Meski harus pergi keluar negeri 'membeli' teknologi disana.
Kisah Bambang terus berlanjut, sekarang, dia adalah Presiden Direktur PT. Cisarua Mountain Dairy, yang lantas menjelma menjadi Macro Group. Sebuah perusahaan yang membawahi lima perusahaan dibawahnya. Kisah bisnisnya sudah dimulai sejak bertandang ke Wonosobo, Jawa Tengah.

Teknologi asing

Bambang melihat banyak buah nanas hasil panen masyarakat cuma dibuang. Mereka tak mampu mengolah mereka menjadi produk baru. Mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Kejadian di Wonosobo itu begitu membekas dalam benaknya. Hingga ia pun terbang ke Jerman untuk belajar bagaimana pengolahan pangan berbasis teknologi di Universitas Berlin.
Sekembalinya ke Indonesia, dia berharap ilmunya bisa digunakan di Indonesia. Ilmu disebut ingin ditularkan ke masyarakat agar lebih makmur. Memutuskan untuk menjadi pengusaha merupaka satu jalan dipilihnya. Ia bermodal 150 juta dari kredit usaha kecil- menangah. Lantas membuka usaha yakni bisnis bumbu dan juga peralatan industri. Dalam perjalannanya usahanya berubah jadi bisnis yogurt. Usahanya menjadi identik yakni sebagai perusahaan pengolahan susu.
Untuk mendapatkan kredit UMKM dikorbankannya sebuah ruko. Ia menjaminkan ruko yang mana itu hasil menggadaikan rumah milik orang tuanya. Memulai bisnis bermodal pengetahuan selama di Berlin, sejak tahun 1989, usaha bernama Cisarua Mountain Dairy itu cukup maju. Bambang sendiri lahir dari keluarga berkarir atau profesional. Jadilah usaha dijalankannya cumalah mencoba- coba. Ia tak punya modal kewirausahaan. Cuma diajarkan sedikit wirausaha dari ibunya.
Modalnya adalah idealismen dan kegigihan untuk tetap pada tujuannya. Bisnis PT. Cisarua Mountain Dairy atau Cimory lantas tumbuh semakin baik. Pelan tapi pasti pria asal Semarang tersebut membangun usahanya. Usaha Cimory bermasalah ketika menghadapi krisis ekonomi di tahun 1989. Untunglah usahanya itu meski tidak umum tapi memiliki kekuatan sendiri. Untunglah dirinya sigap merubah arah usahanya ke arah bisnis aneka olahan susu.
Produk yogurt pertama dilabeli Cimory. Anak usaha Macro Group yang lima tahun ini sanggup berkembang mencolok. Tak terpikir sebelumnya bahwa dia akan fokus pada bisnis tersebut. Di atas lahan 3.000 meter sebuah pabrik yogurt didirikan dibantu oleh masyarakat lokal. "Kami membeli susu segar dari peternak di Jawa Barat seminggu itu 200 ton. Kemudian dibuat yogurt 250 ton," ungkapnya kepada Depoknews.
Usaha bapak tiga anak tersebut lebih menggelinding dari usaha lainnya. Apa yang membuatnya berbeda di penjelasannya itu adalah bakteri sehat milik mereka masih hidup. Dibanding produk sejenisnya, Cimory ini terbuat dari 90 persen susu segar, dan bakterinya itu diimpor hidup- hidup. Jadilah olahan perusahaan itu bisa jadi lebih baik. PT. Cisarua yang bermula dari usaha kecil ini fokus pada konsumsi susu segar. Dibandingkan perusahaan lain yang fokus pada susu bubuk.
Fakta bawah konsumsi susu di Indonesia masih rendah; jadi hambatan sekaligus kesempatan. Fokus pada olahan susu segar membuatnya beda dibanding perusahaan susu lain. Sayangnya, orang Indonesia masih ada rasa enggan untuk mengkonsumsi produk turunan susu tersebut. Di Eropa, kebanyakan olahan susu dibuat dari bahan segar langsung minum. Oleh karena itu pula usaha Bambang moncer ke luar negeri. Meskipun begitu idealismenya tetap ada pada pasaran lokal.

Produk bergizi

Ia juga punya cita- cita atau idealisme lain selain diatas. Selain bagaimana mengajarkan mengolah makanan lebih baik. Cita- citanya yakni agar masyarakat bisa mengkonsumsi produk bergizi. Bagaiman cara untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat. Ia sendiri mengaku menjadi pengusaha idealis membuatnya lebih banyak berkorban. Tapi bukankah keberhasilan seorang pengusaha ada pada dedikasinya. Selama dirinya masih bisa berusaha maka akan dijalankannya.
Berbicara tentang konsumsi susu. Di Amerika adanya dorongan pemerintah lewat iklan masyarakat Got Milk memberi perusbahan besar. Sementara itu di Thailand tak cuma mendorong minum susu. Di negara tersebut menurut Bambang mendorong konsumsi susu segara sebagai hal utama. Menurutnya susu ternak lokal juga baik ketika mampu mengolahnya. Cimory mampu mengolah melalui sistem bernama pasteurisasi. Beda di luar negeri berbisnis di Indonesia membuat usaha merugi terus.

"Awalnya kami rugi terus," pengakuan pria Semarang ini.

Dari pada menghujat dan mengeluh karena hal tersebut. Bambang memilih menanggapinya dengan light the candle. Atau, dirinya nekat untuk mengajarkan pentingnya minum susu segar. Bahkan perusahaanya itu rela mengadakan program edukasi bernama Dairy Educational Tour. Perusahaannya mengundang anak- anak sekolah dasar untuk diperkenalkan kepada farming. Apa saja yang diajarkan antara lain yaitu bagaimana cara memarah susu, sampai menonton film dokumenter.

Sejauh pengamatannya hasilnya cukup memuaskan. Tour itu diadakah setiap hari dimana banyak sekolah- sekolah dan ibu- ibu ikut mendaftar. Harapannya ini bisa menajadi langkah awal memperkenalkan susu segar. Melalui marketing word of mouth setidaknya bisa merubah sedikti pola pikir.

Jika dibanding produk olahan susu lain. Yogurt Chimory memang kesannya mahal. Tapi kenyataanya, itu bukan dari perusahaannya yang mahal. "Yang membuat harga susu kami mahal adalah supermarket," ujarnya. Perihal pernyataanya tersebut ia lantas menjelaskan. Dia mengeluh bahwa pihak ritel tidak fair dalam kelola produk titipannya. Khususnya di Indonesia dimana menurutnya, Cimory tidak bisa diatur di lemari es dengan suhu diatas 4 derajat celcius. Itu membuat produknya cepat rusak dan harus diretur.

"Itu semua harus kamu perhitungkan cost- nya," ujarnya.

Bukan pengusaha sukses namanya jika tidak bisa 'mengakali'. Pria berlatar belakang pendidikan teknologi pangan Universitas Berlin tersebut memilih door- to- door. Yah, Chimory sekarang menafaatkan sistem baru yaitu delivery order -layaknya loper koran saja. Ada call canter buat kamu untuk memesan produk apa yang ada di perusahaanya. Sistemnya ada berlangganan atau sekali order. Meski begitu marketing cara ini belum dioptimalkan sekali.

Nantinya, ia menjelaskan ada brosur dan iklan- iklan layanan pengiriman. Dengan cara tersebut Bambang bisa menjual seharga pabrikan. Selain sistem menaruhnya di supermarket atau layanan pesan antar, adapula Cimory Shop. Sebuah toko khusus menjual susu segar, adapula yogurt, sosis dan makanan lain. Cimory Shop sendiri direncanakan selain di Cisarua tapi juga Jakarta. Kawasan Cisarua sendiri dijadikannya pilot proyek agar bisa menyerap 100% susu lokal.

Tidak berhenti disitu saja cara Bambang memasarkan produknya. Dia juga mengadakan program minum susu. Meski terkendala modal dimana jika pasang iklan diatas akan mahal; Bambang tak putus asa, caranya yakni memasang iklan dibawah misalnya melalui acara talk show radio.

Profil Yasa Singgih Bisnis Nol Besar



Namanya Yasa Paramita Singgih lahir di Bekasi 23 April 1995. Dia adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, Prajna, Viriya dan Yasa sendiri. Ayanya bernama Marga Singgih dan ibunya bernama Wanty Sumarta. Ia lebih dikenal dengan sebutan Yasa Singgih, dan sering muncul diberbagai media cetak dan digital. Dia dikenal sebagai salah satu pengusaha muda dibawah 20 tahun. Ia lahir di keluarga sederhana membuatnya selalu menghargai kerja keras.

Yasa sukses menyelesaikan pendidikannya SD Ananda dan SD Surya Dharma, lalu melanjutkan di sekolah menengah dan akhir di SMA Regina Pacis Jakarta. Dia hanyalah anak biasa yang masih suka bermain dan meminta uang jajan. Belum kuliah usahanya sudah kemana- mana. Semuanya dimulai dari angka nol besar alias tanpa modal uang. Yang berbeda padanya hanyalah kasih sayang keluarga. Dia tumbuh menjadi anak yang menginginkan kebahagiaan orang tuanya dan itu semangatnya.

Usaha mandiri

Di kelas 3 SMP, dia melihat sang ayah menderita sakit jantung, ayahnya Marga Singgih, memberikannya satu titik balik. Ia pun mulai menjadi pembawa acara guna mencari uang jajan sendiri. Yasa tak mau membebani kedua orang tuanya. Usaha pertamanya adalah melamar sebagai Master of Ceremony, bekerja sebagai pembawa acara di sebuah pusat perbelanjaan. Dalam seminggu ia menerima uang Rp.350.000 setiap kali tampil sehari.

Sehari setidaknya ada 3 kali tampil untuk kesempatan berbeda bermodal nekat. Jujur saja Yasa tak pandai bercuap- cuap menjadi pembawa acara. Apalagi saat itu dirinya masih berbaju putih- biru. Tak cuma acara biasa tapi juga acara dewasa dibawakannya. Bukan usaha baik untuk anak di usia 15 tahun kala itu. Tak jarang Yasa harus membawakan acara sebuah merek rokok yang diperuntukan kalangan 18 tahun keatas. Tetapi itu semua ada hikmahnya selain melatih mental.

Itu juga mendorongnya memilih memulai bisnis sendiri. "Karena terpaksa, ya, jadi bisa dan malah terbiasa," pungkasnya.

Selepas masuk SMA Regina Pacis, Jakarta, barulah dimulai usahanya sendiri untuk mencari uang. Selepas kontrak sebagai pembawa acara selesai, ia mulai berbisnis lampu hias warna- warni selama enam bulan. Sebuah buku berjudul "the Power of Kepepet" karya Jaya Setiabudi, membuatnya terbakar berbisnis mandiri. Kala itu Yasa langsung menghubungi temanya yang memiliki usahan konveksi (milik ayahnya).

"Halo Von, mau bikin baju sama bokap loe... Belom ada Von, besok gw DP dulu 500 ribu, kalo dalem 3 minggu belom ada design, Dp nya buat loe." begitu kiranya reka adegan diperagakannya.
Singkat cerita ia menemui tiga orang yang ahli aplikasi desain. Dia yang tidak bisa mendesain, mulai berguru selama  7 hari. Hasilnya, ia masih tidak bisa sama sekali hingga hari terakhir desainnya harus dikirim. ia benar terdesak atau kepepet dan memutuskan menggunakan Microsoft Word untuk mendesain. Akhirnya ia pun mengirimkan sebuah desain yaitu gambar Ir. Soekarno. "Orang Indonesia ada ratusan juta, masa 24 orang aja gak ada yang beli," ucapnya tertawa.
Setelah dua minggu kaosnya jadi, dia segera menjual kasonya dan hanya laku terjual 2 buah saja. Dari dua kaonya, satu kaosnya dibeli oleh ibunya sendiri karena kasihan. Dan lucunya, dia merasa semuanya menarik dan perasaan kepepet itu semakin jadi. Yasa lalu berlari ke Tanah Abang, membeli selusin pakaian kaos hingga menghabiskan 4 juta. Dia harus bersusah payah membawa kaos- kaos tersebut, melewati ribuan penjual dan pembeli yang tumpah jadi satu.

Di rumah, dia benar- benar terkejut atas keputusanya membeli banyak sekali barang. Ia harus memutar otak lagi untuk menjualnya atau merugi besar- besaran. Beberapa kali menawarkan ditambah rasa percaya diri, ia mulai menjual produknya tanpa ada marketing khusus atau brand tersenidiri. Lama kelamaan, Yasa berhasil menutup modalnya dan mulai mencari cara menjual produknya sendiri. Dua kali bisnis kaos yang bermodal kepepet, Yasa mulai merencanakan bisnisnya secara matang- matang.

Dia membuka bisnis minuman yang diberi nama "Ini Teh Kopi", sebuah usaha kedai menjual minuman kopi duren. Usahanya tersebut bisa dibilang sukses besar ditambah dengan namanya yang dikenal. Dari bisnis kaos, ia pernah diwawancarai oleh majalah entrepreneur besar di Indonesia. Bisnis lainnya yaitu membuka toko online "Men's Republic".

Bangkit bangkrut


Naik kelas dari sebelumnya cuma berjualan produk milik orang lain. Kini, seorang Yasa Singgih adalah salah satu pengusaha online sukses bersama Men's Republic. Mengambil pasar anak muda -pria pada khususnya. Ini membawa namanya kian berkibar di berbagai media masa. Dulu ketika berjualan kaos tanah abang yang ia miliki cuma BlackBerry sebagai modal. Usahanya kala itu masih bermodal hutang tapi lama- lama bisa jadi modal.

Sebelumnya cuma ambil di Tanah Abang kini punya merek sendiri. Di tahun 2012, ia menjajal berbisnis cafe, membuka sebuah tempat nongkrong keci bernama Ini Teh Kopi. Di awalnya cukup berjalan apik hingga bisa membuka cabang. Usaha pertamanya terletak di kawasan Kebun Jeruk, selang enam bulan, Yasa membuka cabang di Mal Ambassador, Jakarta Selatan. Semangat tinggi tak dibarengi perhitungan matang. Usahanya berkembang terlalu cepat tapi hasilnya minus.

Bahkan uang dari bisnis kaos Men's Republic terbawa- bawa. Usahanya resmi ditutup, kedua cafe -nya itu ditutup dan juga habis modal tanpa sisa. Bangkrut Yasa Singgih bahkan ikut menghentikan bisnis kaosnya. Dihitung- hitung Yasa merugi sampai 100 juta ketika dirinya masih di bangku SMA. Disaat bersamaan, sekolah tengah mempersiapkan ujian nasional, begitu pula dirinya yang sudah kelas 3 SMA. Makanya urusan rugi atau membuka bisnis kaos kembali dihentikan dulu.

Untuk waktu itu semua urusan bisnis dihentikan sementara waktu.

"Karena tak punya modal lagi untuk membeli barang dan ada UN, jadi saya fokus untuk urusan sekolah saja. Usaha baju saya hentikan sementara," terangnya kepada awak media.

Selepas UN, tepatnya di 2013, fokus Yasa ada pada bisnis aneka produk buat pria. Ya, Men's Republic itu masih berdiri dan belum dijajah rasa kapok, baginya kehilangan uang 100 juta tak membuatnya kapok dan berhenti berbisnis kembali. Yasa bermodal nama mulai membangun bisnis tanpa modal. Kali ini, ia bertemu dengan satu pabrik yang memberinya 250 pasang sepatu. Itu diberikan untuk dijualkan dengan tenggat waktu selama dua bulan.

Kepepet membuat Yasa berpikir serius bagaimana agar semuanya terjual. Dijualnya sepatu itu bermodal brand atau mereknya. Menggunakan survei sebagai landasa, kali ini, Yasa tak mau bangkrut kembali seperti yang dulu- dulu. Dia mendapati pembeli rata- rata Men's Republic adalah umur 15 tahun- 25 tahun. Untuk itu pula ia menyesuaikan harga produknya tak lebih dari Rp.500.000. Selain menjual sepatu ada pula produk lain seperi jaket, sandal, bahkan pakaian dan celana dalam.

Kisaran harga dipatoknya ada pada angka Rp.195.000- Rp.390.000 per- itam. Fokus Yasa cukup agar itu bisa terjual melalui aneka branding lewat online. Total ada enam pabrik bekerja sama dengannya di kawasan Bandung. Uniknya pabrik tempatnya bekerja sama tak cuma membangun mereknya. Mereka juga bekerja sama dengan produk bermerek lain seperti Yongki Komaladi dan Fladeo. Ia sendiri mencontoh para pemilik merek tersebut.

"Merek-merek itu tak punya pabrik sama sekali, tapi penjualannya luar biasa, kan? Saya mau terapkan hal yang sama pada usaha saya," kata dia.

Kini, perlu kamu ketahui, produk Men's Republic telah menjual 500 buah pasang sepatu per- bulan. Tanpa ada pabrik Yasa mampu menghasilkan mozet ratusan juta rupiah. Soal laba bersih, tenang, dia sanggup untuk menghasilkan 40% dari sana. Tak puas pada produknya sekarang, masih ada pemikiran dibenaknya untuk menjual produk ikat pinggang, dan celana. Yang paling pasti adalah ia akan terus mematangkan konsep bisnis sambil berjalan.

Yasa juga sering dipanggil mengisi seminar atau memberikan training. Melalui Twitter, ia rajin menyemangati para pengusaha muda agar selalu semangat. Prinsipnya satu yaitu "Never too Young to Become Billionaire" atau tidak ada kata terlalu muda untuk menjadi seorang miliarder. Berikut beberapa Twitternya yang mampu memotivasi banya orang (@YasaSinggih):

Never too young to become a billionaire
1. Adrenalin berbisnis lebih kencang daripada jatuh cinta
2. Selalu merasa bodoh terhadap ilmu, ga pernah berhenti belajar
3. Walaupun sekarang kita belum kaya, tapi kita harus mulai praktekkin "habbit" nya orang2 kaya.
4. Coba deh, ambil satu keputusan untuk ngelakuin habbit nya orang kaya. Mungkin keputusan kecil, tp bisa berdampak besar
5. Rutin beli majalah/tabloid bisnis, walaupun ga suka baca.. Paksain aja! Baca kisah2 jatuh bangun pebisnis.
6. Terjun di organisasi & bisnis, memaksa saya untuk memiliki pola pikir diatas rata2 usia saya sendiri.
7. Di usia 17thn byk remaja dpt undangan sweet17an. Tp saya udah dpt undangan kawinan, gegara maen sama yg lebih gede terus.
8. Orang2 bilang saya kecepetan tua, tapi saya bilang ini percepatan menuju keberhasilan.
9. Dulu pas umur 15 tahun demi nyari duit rela2in ngeMC di Mall, ngaku2 umur 18 tahun biar keterima.
10. Menjelang malem, mau ngebakar temen2 dulu ah.. Kita cerita2 tentang awal mula bisa usaha ya.

"Men's Republic" adalah bisnis ketiganya yang berfokus pada penjualan secara online. Dia menjual produk yang dikhususkan untuk pria. Dia menjual baik produk miliknya sendiri atau produk milik orang lain. Ia juga berencana membangun "Bilionary Versity, yaitu sekolah bisnis non- formal untuk para pengusaha muda. Dia berbisnis dengan kepercayaan bahwa usia muda haruslah dimanfaatkan baik- baik.

Profil Pengusaha Fanina Nisfulaily



  
Ridwan Iskandar bersama istrinya, Fanina Nisfulaily, memulai bisnis donat madu sejak Mei 2010. Pertama kali, keduanya cuma membuka sebuah gerai bersama di jalan Cihanjuang Nomor 158 A Cimahi, Jawa Barat. Ide awalnya yaitu mengembangkan bisnis kuliner berbeda. Mereka ingin menciptakan produk premium namun memiliki harga terjangkau. Inovasinya dengan menambah unsur lain di adonan donat biasa yaitu madu.

"Butuh waktu satu tahun bagi saya meracik donat dengan campuran madu itu," ucap Ridwan.

Ia mengaku membutuhkan waktu lama. Bukan madu biasa, sepasang pebisnis ini memilih madu bermutu yaitu madu Sumbawa. Setelah yakin akan donatnya mereka baru mengeluarkan produknya di pasaran. Merek donat meraka berasal dari nama jalan dimana kiosnya pernah dibuka. Walaupun terbilang masih baru, donat Cihanjuang mampu sukses di lidah masyarakat.

Hingga kini, produk donatnya baru tersedia berbagai rasa yaitu almond, durian, pisang, abon, choco crispy, lemon dan lainnya. Setahun sudah beroperasi, ia telah memilih sistem kemitraan agar bisnisnya lancar. Mitra pertama mereka berada di kawasan Depok, Bogor dan Cinere. Tepat sejak bulan Juli 2011, Ridwan mengembangkan sistem kemitraan atau waralaba. Kamu cukup merogoh kocek Rp.10.000.000 untuk menjadi terwaralaba, lalu bisa membuka kios di wilayah sendiri.

Nilai investasinya nanti meliputi penggunaan merek, pelatihan karyawan, serta biaya promosi. Setelah beroperasi sang terwaralaba musti membayar senilai 9% dari omzet per- bulan. Ia menambahkan bahwa soal peralatan seperti pembut adonan, interior gerai, etalase donat dan juga tempat usaha terwaralaba yang menanggung. Soal bahan baku lain hal, ia menjamin pusatnya menyediakan semua kebutuhan bahan.

"Peralatan dan tempat sepenuhnya dari investor," jelasnya.

Ridwan sendiri memiliki empat gerai yang bisa kamu kunjungi yaitu Situ Gintung, Lenteng Agung, Cireundeu, dan Tanjung Barat. Agar kualitas rasa terjamin tak jarang dirinya sendiri mengecek ke gerai- gerai tersebut. Ia memastikan satu per- satu gerai utama miliknya.

Bisnis bulat


"Kami mengontrol mulai dari kebersihan dan juga pelayanan di masing- masing gerai," katanya yang juga merekrut dua karyawan khusus. Modal produksi satu waralaba berkisar Rp.7.500.000 per- bulan. Dan, dia meyakinkan melalui simulasi bahwa modal balik sekitar 4- 5 tahun. Terwaralaba akan menjual donat sekitar 300 potong dengan omzet Rp.900.000 atau setara Rp.27 juta per- bulan, satu donat dijual Rp.3000.
 
Fanina pada sebuah kesempatan bersama Bakery Magazine. Dia bercerita bahwa produknya premium tapi berharhga miring. Itu sengaja memang dipilihnya dan terbukti waralaba Donat Madu Cihanjuang bisa saja kita sandingkan dengan Dunkin Donut. Memang waralaba donat sudah banyak tapi Donat Madu Cihanjuang bisa melekat di hati. Alasan lain, kenapa berbisnis donat, Fanina bercerita pengalamannya menikmati satu brand donat.

Ia merasa dia mampu menjual sama tapi lebih murah. Ini dibuktikan dengan usahanya tak jera meracik- racik resepnya sendiri. "Ketika mencoba donat produksi sebuah brand, saya berpikir bahwa donat seperti itu bisa sebenarnya bisa dijual dengan harga yang terjangkau," kenangnya. Setelah satu tahun beroprasi barulah ia berani menyuguhkan konsep kerja sama waralaba. Soal mitra waralaba ia menjelaskan sudah ada 127 gerai, wow!

Apa yang membuatnya jadi favorit masyarakat adalah adanya varian- varian unik yakni donat abon, donat oreo, choco flake. Untuk menunjang varian rasa ia pun tak tinggal diam berkreasi. Bahkan dia berani agar staff -nya ikut andil dalam tumbuhnya donat madu Cihanjuang. Total ada 100 buah varian rasa donat yang berbeda. Alasan kanapa kamu harus melirik bisnis donat, "Donat adalah jenis makanan yang bisa dinikmati kapan saja," ujar Fanina Nisfulaily, pemilih Donat Madu Cihanjuang, yang jadi primadona kami.

Biografi Pengusaha Muda Hamzah Izzulhaq


Siapa Hamzah Izzulhaq, pemuda kelahiran 26 April 1993, yang sejak memang lahir berjiwa entrepreneur. Hamzah, sebut namanya begitu, dia jadi salah satu pengusaha muda yang menarik perhatian media. Dia memiliki sifat easy going, membuatnya mudah dikenali. Dan dari berbagai kisahnya, banyak pemuda di penjuru Indonesia terinspirasi.

Sosoknya itu akan mudah dikenali, dengan gaya bicaranya lugas jelas dan mudah akrab. Hamzah mampu meyakinkan kita sebagai seorang pengambil resiko dan deal maker dari pengalamannya. Dia juga mudah menjalin koneksi. Dia mampu bekerja sama di dalam situasi apapun tegas penulis.

Ya, selain itu, ia juga pemuda yang berani mengambil kegagalan lebih awal dari kalian semua.

Hamzah berhasil membuka 44 cabang bimbel dan sebuah bisnis sofabed di Tangerang, tapi bukanlah bisnis pertamanya loh. Sejak masih sekolah banyak pula usaha telah dilakoni. Sebut saja dari  menjual beberapa macam permainan seperti kelereng, petasan, dan berbagai macam permainan yang  sangat digemari anak-anak, tidak hanya itu, dia juga pernah menjual koran, layanan ojek payung saat hujan dan mengamen besama teman-temannya.

Pemuda yang gemar bersosialisasi tidak hanya bisa bekerjasama dengan mereka yang "mapan". Dia taklah segan membantu mereka yang tak mampu, berteman dan bekerja sama. Di SMA, bisnisnya merambah ke bisnis online. Disela- sela kegiatan bersenang- senang seperti bermain game online. Ia pun sigap dibisniskan. Ketika itu Hamzah dikenal jago game sempai level tinggi diantara kawan- kawannya. Dia menjual akun game miliknya sebesar Rp.1,2 juta.

Di umur 18 tahun, mulalailah bisnis serius ditekuni, kala itu bisnis berjualan pulsa dan buku sekolah. Caranya, Hamzah akan melobi pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar di jakarta untuk menjadi distributor dengan diskon sebesar 30% per- buku. Ia kemudian menjual buku- buku itu teman- teman dan kakak kelas di setiap semester. Tipsnya agar laku Hamzah menjelaskan ringan: berikan saja mereka diskon 10% dari 30% diskon miliknya, jadilah harganya masih untung 20%.

Jika dikalkulasi di setiap semester, ia kala itu akan menghasilkan Rp.950.000. Angka luar biasa untuk bisnis kelas anak sekolahan. Uang hasilnya kemudian baru dia putar untuk bisnis pulsa. Sayang, kali ini, usahanya harus gulung tikar dan hanya bertahan 3 bulan saja. Ia mencatat ada masalah karena rekan usahany sering memakai modal milik mereka sendiri; mengambil pulsa tanpa bayar. Saat itu, Hamzah sempat down, tapi langsung bangkit dengan membaca- baca buku bisnis lagi.

Bisnis bimbel


Modal sisa untung berjualan pulsa, ia gunakan untuk membeli mesin pembuat pin. Waktu itu ia masih kelas 2 SMA. Namun, lagi- lagi usahanya gagal, Hamzah yang tak mengerti mesin akhirnya justru mematahkan alat tersebut. Sang ayah pun marah besar mendengarnya. Tapi, Hamzah masih ingin terus menyalurkan hasrat bisnisnya. Dimulai di tahun 2004, sebuah seminar bisnis membuka mata Hamzah, bagaimana sebuah bisnis bimbel seharusnya dikerjakan dan apa prospeknya.

Itulah menjadi panggilan tersendiri baginya. Ia termasuk tipe berani mencoba tanpa harus ada embel embel passion. Dia benar- benar selalu merasa pekerjaanya adalah passionya, bisnis -lah passionnya. Dia pun mencoba bertanya tentang bisnis bimbel langsung. Sebagai catatan menarik Hamzah bukanlah dari keluarga tidak mampu. Ayahnya merupakan seorang dosen di Universitas Gunadarma, beliau yakin anaknya bukan tipe pemalas selalu mendukung langkahnya.

Dimulai dari awal sekolah dasar, Hamzah mulai mencari- cari tambahan uang jajan. Dia mulai mencari- cari uangnya sendiri dari mengamen hingga ojek payung. Dia bahkan pernah menjadi seorang tukang parkir. Adanya seminar bimbel, dia benar- benar menginginkan bimbelnya sendiri, tapi tak membangunnya dari nol. Kala itu si empunya Bimbel memberikan penawaran menggiurkan kepadanya. Tak ayal, dangan pasti, dia meminjam uang 70 juta dari ayahnya tanpa ragu untuk sebuah bisnis.

Berkaca dari kegagalan, dimana dia pernah membuka bisnis pembuatan pin hingga mematahkan alatnya. Ayah dan ibunya terlihat cukup ragu kala Hamzah mengutarakan niatnya. Tetapi, Hamzah terus meyakinkan ayah dan ibunya bahwa bimbel merupakan jalan kesuksesannya. Dia langsung menghubungi pembicara seminar untuk lebih lanjutan ketika ijin itu datang. Caranya? dia mempelajari serius semuanya dari merketing, keuangan, hingga prospek. Dia benar- benar ingin menekuni bimblenya.
Dia mengambil alih satu system, semua pengajar dan juga UTANG -nya. Untung, pemilik bimbel bukanlah seorang yang memanfaatkan keseriusannya atau sejenis penipuan. Bisnis mengambil alih punya satu tantangan tersendiri, berbeda dengan memulai dari nol, ia harus menjaga semuanya tetap stabil di awal- awal tahun. Dia harus memastikan dengan datang sendiri ke bimbel lalu berdiskusi bersama pengejarnya. Jika dia benar- benar tidak belajar sudah dipastikan bimbel akan rutuh.

Dia tidak mau setengah- setengah apalagi modalnya uang mobil 70 juta. Dia fokus harus mengembalikan uang tersebut berbentuk mobil untuk ayah dan bunya. Jika berhasil bertahan, bimbelnya akan terlihat hasilnya lambat laun jika tidak ada media promosi; bukan perkara mudah. Dia bisa diibaratkan seperti mengambil alih perusahaan utuh. Hamzah harus membayar mahal serta belajar keras mengikuti alur.

Dengan kemampuan menganalisanya, ia yakin melawan rasa takut akan kerugian. Berhasil mengembangkan usaha bimbelnya hingga total ada 44 cabang. Barapa yang dia dapat? 730 juta pertahun, sebuah nilai yang sangat tinggi untuk pemuda 19 tahun. Tidak puas hanya bisnis bimbel, Hamzah merambah dunai sofabed dari mengambil alih usaha orang lain. Cara yang hampir sama dengan bimbelnya, mungkin juga bakatnya untuk mengambil bisnis.

Dengan pengalamannya mengelola bimbel, dia memiliki kepercayaan tinggi untuk mengelolai usaha barunya. Tak ayal, dar bisnis sofabed berkembang secara baik walau cukup tersendat di awal. Dikutip dari berbagai sumber, Hamzah Izzulhaq sang pengusahan muda, memiliki prinsip tersendiri mengenai menjadi entrepreneur atau wirausahawan. Hamzah adalah pengusaha muda, pemilik CV. Hamasa, yang memiliki cabang usaha waralaba bimbel dan bisnis sofa bed.

Dia menyebut lima prinsip juga akan berlaku bagi kita semua. Apa itu, itu adalah:

Pertama, memperbaiki kualitas hubungan dengan lingkungan. Lingkungan membangun karakter menjadi seorang entrepreneur. Mungkin, kita akan menemukan kata "ah, ngapain sih bisnis? nanti aja""sok tua loh hidup aja dulu". Hamzah menekankan kita jika berteman dengan orang pesimis seperti ini, maka kita akan ikut pesimis.

Kedua, bagi anda yang ingin memulai bisnis, jangan memulai dari nol. Dia berkata "kalau istilah tangga, ada tangga 1 sampai 5, maka kita bisa memulai dari tangga 4 atau lima. Misalnya, kita bisa meneruskan usaha yang dirintis orang lain."

Ketiga, Jangan pernah jadi seorang NATO (No Action Talk Only). Jika punya kayakinan, kita harus bisa memperjuangkannya Kita membutuhkan action cepat. Hamzah mayakinkan bahwa usaha tanpa action sama saja berbohong kepada semuanya.

Keempat, perbaiki hubungan dengan Tuhan dan orang tua. Orang tua akan mendoakan kita yang terbaik hingga mencapai kesuksesan. Sedangkan, ketika dekat dengan Tuhan maka kita tidak akan terjebak kesombongan setelah menjadi sukses.

Kelima, ingatlah kepada sesama. Kita tidak boleh lupa power of giving, bersedekah akan membantu menjadi pengusaha sukses. Janganlah kita melihat siapa yang bicara tetapi isi yang dibicarakannya.