Biografi Yongki Komaladi - Pengusaha Sepatu Yongki Komaladi

Biografi Yongki Komaladi

Biografi Pengusaha Sepatu Yongki Komaladi
Nama lahir : Kwok Joen Sian
Nama Panggilan : Ayin, Yongki, Yongki Komaladi
Tempat Lahir : Tanjung Karang, Hindia Belanda (kini Bandar Lampung)
Tanggal lahir : 8 Agustus
Pekerjaan : Pengusaha, Butik, Desainer
Ayah : Kwok Pit Tjong
Ibu : Liauw A Ho

Biografi Yongki Komaladi

Siapa yang tidak mengenal sosok Yongki Komaladi? namanya yang menjadi brand sebuah sepatu berkualitas tinggi di Indonesia. Tidak hanya sepatu, Yongki Komaladi juga memiliki berbagai bisnis seperti bisnis busana, tas, makanan hingga bisnis online. Banyak diantara usahanya membidik konsumen berjenis kelamin perempuan yang terbukti sangat menguntungkan.

Target pasar konsumen wanita dipilih Yongki Komaladi karena hobi belanja sehingga sangat baik untuk mendukung bisnisnya. Bisnis sepatunya mulai dari anak-anak hingga dewasa banyak diminati konsumen. keadaan ini membuat produk Yongki Komaladi berkembang secara pesat.

Yongki Komaladi merupakan pria kelahiran Jakarta yang memiliki sifat rendah hati. Yongki adalah anak ke 14 dari 15 bersaudara yang dilahirkan dari pasangan Liauw A Ho dan Kwok Pit Tjong. Memiliki nama lahir Kwok Joen Sian semasa kecil Ia akrab di panggil Ayin. Nama Yongki sendiri merupakan panggilan yang diberikan kakak dan teman-temannya. Menempuh pendidikan di SD Petojo, SMP PAX Kemakmuran, SMU Katolik Ricci lalu melanjutkan pendidikan di Swiss Cottage Secondary School dan Stamford Collage Singapore. Ketika menempuh pendidikan di Singapore, ibunda Yongki meninggal dunia.

Ditinggalkan ibunda tercinta meninggal membuat Yongki Komaladi merasa terpukul. Kemudian Ia diangkat menjadi anak dari seorang pengusaha di bidang fashion yang memiliki butik ekslusif di daerah bilangan Duta Merlin, Jakarta. Butik milik orang tua angkatnya ini menjual berbagai barang bermerk luar negeri seperti dari Perancis dan Italia. Dari sinilah Yongki mulai mengenal barang-barang mewah dan mampu membedakan kualitas produk asli atau tiruan.

Orang tua yang berkarir di dunia fashion menarik minat Yongki untuk mulai belajar di dunia yang sama. Tahun pertama dalam meniti karir di dunia fashion, Yongki mulai mengenal produk impor di Jakarta. Di butik ini pula, Yongki bertemu dengan berbagai orang penting seperti artis, pejabat, hingga tokoh terkenal lainnya. Predikat butik terkenal membuat toko busana milik orang tuanya ramai dikunjungi konsumen kelas atas.

Tahun 1977, Yongki Komaladi mulai bekerja di dunia model. Tuntutan untuk menghadapi konsumen dengan kalangan atas membuatnya belajar mendalam mengenai dunia model. Sebelum sukses menjalankan bisnis sepatu, Yongki mengawali karir dengan menjual kacamata. Awalnya Yongki bekerja sebagai model yang berjalan di catwalk untuk memamerkan berbagai produk terkenal.

Ia pernah berdampingan dengan artis dalam dan luar negeri seperti Ray Sahetapi dan Pierre Bruno. Pada usia 25 tahun Yongki memutuskan untuk kursus dengan Rudy Wowor. Sembari kursus Ia mendapatkan berbagai tawaran show yang membuat karirnya berkembang pesat. Banyak karya yang diperagakan oleh Yongki Komaladi seperti rancangan (Alm.) Irwan Tirta, Prayudi, Poppy Dharsono, dan juga Itang Yunazs.

http://www.biografipengusaha.com/2016/04/biografi-yongki-komaladi-pengusaha-sepatu.html

Profil Pengusaha Sukses: Wilson Pesik | Handuk Terry Palmer Ditangan Anak Muda


Apa menariknya sebuah handuk dimata kita. Itulah sepenggal pernyataan memulai kisah pengusaha berikut. Bukanlah sekedar handuk biasa. Namanya sering identik sebagai produk impor oleh masyarkat. Faktanya ini bukanlah produk impor justru sukses diekspor ke manca negara. Kisah handuk premium- lembut bernama Terry Palmer.

Produknya sudah biasa berada di hotel- hotel Indonesia. Handuk bernama kebarat- baratan, yang ternyata sudah ada sejak 1962, diproduksi oleh perusahaan bernama PT. Indah Jaya. Yang kini dipegang oleh sosok muda berbakat bernama Wilson Pesik. Merupakan generasi ketiga dari suksesi perusahaan tersebut. Wilson hanyalah anak muda penuh gairah seperti halnya kita. Bedanya sejak usia dini sudahlah dibebani tanggung jawab besar memimpin perusahaan.

"Jauh sebelumnya, ketika masih sekolah saya sudah sering terlibat," jelasnya ke awak media.
Sejak tahun 2007- 2008 dirinya sudah diperkenalkan kepada lingkungan bisnis. Hingga ketika harus diberi tanggung jawab mengambil tongkat kepemimpinan; dia sudah merasa di rumah. PT. Indah Jaya kini dipegang oleh sosok lulusan Marketing dan Entrepreneurship salah satu univesitas Amerika. Merupakan genarsi ketiga yang mencoba mematahkan kutukan.

Kutukan tersebut adalah kutukan tentang perusahaan keluarga. Dimana generasi pertama adalah sosok dari fondasi bisnisnya. Kemudian dilanjutkan oleh generasi kedua yang menyempurnakan suksesnya. Sementara itu tidak lain sosok generasi ketiga menjadi "penghabisan". Wiliam sendiri mungkin sadar akan hal tersebut. Ia membuktikan diri bahwa dirinya layak. Hasilnya adalah cara marketing modern yang tidak biasa. Tidak biasa dari pendahulunya dalam soal urusan handuk.

Mengendalikan pabrik seluas 40 hektar berkaryawan sekitar 5.000 orang di Tangerang; tak membuatnya jadi gentar. Pengetahuan selama di Negeri Paman Sam nampaknya sangat berguna. Ia bahkan membawa gariah baru dalam marketing dan bisnis Terry Palmer. Sebagai sosok nahkoda, sosoknya masih unyu- unyu kata anak muda jaman sekarang, namun punya latar belakang pendidikan luar biasa.

Jikalau dilihat dari wajahnya bukanlah tipikal anak manja. Terlihat dari sorot matanya saja merupakan sosok  muda penuh visi.

"Sewaktu saya ditugaskan untuk memimpin perusahaan ini sudah sangat nyaman, dan saya sudah sangat memahami brand ini," jelasnya kepada majalah Marketing (www.marketing.co.id).

Sebelumnya diakuinya perusahaan dijalankan dengan cara tradisional. Hingga ilmunya masuk merubah peta bisnis Terry Palmer dari sekedar handuk. Sekali masuk sudah percaya diri membuat aneka trobosan dalam hal marketing; tanpa keraguan dan trial- error. Langsung tancap gas istilahnya buat mengembangkan brand miliknya.

Terlibat langsung
Jangan salah, Wiliam paham betul soal proses produksi, dan baginya merupakan satu kepastian buat tau apa itu pemilihan bahan baku (raw material) dan barang jadi. Hal- hal mendasar itu sudahlah diajarkan bahkan sejak masih kecil. Dia sudah sering diajak ke eksibisi, pameran Home Textile di Jerman, pameran terbesar yang diselenggarakan di awal tahun. Produk Terry Palmer sudah pasti mengikuti ajang tahunan tersebut. Ia belajar banya disana.

Belajar tentang produk- produk handuk diluar sana. Wiliam bahkan sudah menganggap mereka menjadi satu pesaing. "Saya belajar dari segi desain dan taste," imbuhnya. Dari sang ayah dipelajarinya bagaimana cara agar membedakan handuk berkualitas dan mana jelek. Dia sendiri merasa tidak terbebani. Ketika pulang ke Indonesia dari studi di Amerika sama sekali tidak ada paksaan. Bahkan sang ayah santainya mengirim SMS ketika pesawatnya mendarat.

"Welcome home, mari kita jalani bersama- sama, meraih kesuksesan bersama- sama," kenang Wilson.

Itu hal paling diingatnya ketika kembali ke Indonesia. Ayahnya meyakinkannya bahwa dia percaya. Padahal dia baru saja pulang, belum mengerti, belum punya pengalaman di perusahaan. Tetapi ayahnya memberinya satu kepercayaan besar. Merasa terbebani? Ternyata tidak, karena sejak awal mau berkuliah, dirinya sudah diwanti- wanti akan tanggung jawabnya.

Suatu hari pasti akan memimpin perusahaan selanjutnya. Dari segi mental sudahlah sangat siap bahkan jauh sebelum memilih jurusan kuliah. Soal marketing menurut Wiliam, produk Terry Palmer terlalu bermain safe cuma berkutat di itu- itu saja. Marketinga menurutnya adalah out side the box, dimana menurutnya diluar sana banyak sekali contohnya. Bahkan tidak terpikirkan sebelumnya pernah ada oleh masyarakat awam. Ia menyebut marketing tidak monoton.

"Saya baru tahun ini menjalani krativitas di Terry Palmer, di mana saya bisa melakukan out side the box," ujar Wilson

Melalui event Miss World 2013, nama Terry Palmer mencuat bahkan penulis sempat mengira ini produk apa ya. Penulisa sempat berpikir apakah Terry Palmer adalah produk impor. Melalui acara tersebut perusahaan ditangannya melalukan aneka branding. Tidak sama dengan ketika perusahaan dikontrol 100% oleh ayahnya. Terry Palmer begitu berani melakukan strategi marketing besar- besaran di televisi. "Padahal kami merasa bukan seperti produk elektronik atau makanan," jelasnya.

"Mana ada handuk di dunia yang mau muncul di TVC. Tapi, saya berani mengambil langkah itu," jelasnya penuh kebanggaan.

Bukan cuma mensponsori karena kalau sponsor sudah banyak. Lebih jauh lagi bahkan menjadi bagian dari tiap kegiatannya. Melakukan aktifitas promosi paralel jalannya acara tersebut. Tidak cuma berhenti di acara Miss World. Wilson meyakinkan kita bahwa Terry Palmer merupakan produk bernyali. Mereka sudah siap cara marketing lain di internalnya. Pokoknya akan menjadi surpraise jelasnya kembali. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk brand awareness.

Menarik perhatian masyarakat sekarang tak cuma kelas menengah- atas. Bahkan seluruh Indonesia sudahlah bertanya- tanya apa sih Terry Palmer. Fakta bahwa sosoknya masihlah sangat muda tak diambil pusing. Ia meyakinkan jangan menganggap remeh dirinya. Semuanya berjalan seperti biasanya. Wilson merasa dirinya telah mendapatkan respect dari orang sekitarnya.

Target bisnis

Ada target yang harus dipenuhinya yakni memperkenalkan Terry Palmer. Tidak cuma bermain dipasar lokal tapi harus berani mencapai pasar global. Ia melihat bahwa kualitas produknya tak kalah dari pemain bisnis handuk asal Eropa. Bahkan menurutnya sebagian lini- produknya lebih baik. Wilson masih sangat melihat ada peluang buat pasar global.

Tahun- tahun ini sudah masuk ke pasar Singapura, Malaysia, Australia, bahkan siap masuk pasar China. Jika ibaratnya handuk China masuk Indonesia, kini, giliran Terry Palmer asal Indonesia memasuki pasaran China. Ia terlihat percaya dirinya menjelaskan targetnya. Hasilnya cukup baik memang karena standar produknya itu sudah world class. Meski bicara soal teknik, Wilson meyakinkan kamu, bahwa teknik, mesin, dan bahan baku miliknya sudah terbaik.

Ambil contohnya bahan utamanya menggunakan egyptian cotton atau kapas mesir terbaik. Dari halnya segi teknologi pun sudah bisa bersaing dengan produk dunia. Komposisi lokal- ekspor memang baru mencapai angka 70:30 sebelumnya 50:50. Eith... Jangan salah sangka menurut penjelasannya kenapa buat lokal jadi naik, ternyata ada startegi marketing khusus. Memang buat lokal naik karena memang ini khusus pasaran dari Terry Palmer sendiri.

Untuk pasaran luar negeri sudah ada produknya sendiri bukan Terry Palmer. Wilson meyakinkan kita bahwa nanti akan sampai 80%:20%. Dimana dua puluh persen sisanya akan diperuntukan produk lain. Dimana dari 80% akan dibagi lagi dimana fokusnya ada di IKEA. Ia menyasar 40% pasar lokal IKEA dan 40% nya ada pasar internasional bersama merek Terry Palmer sendiri. Jadilah totalnya ada dua brand dibawanya hingga ke manca negara.

Pasar ekspornya masih difokuskan di pasaran Asia. Berapa banyak perusahaannya menjual makan jawaban darinya 1.000 ton per- bulan. "Kami memproduksi sesuai apa yang kami jual. Produksi kami masih kami maksimalkan hingga 1.300 ton per bulan," terangnya kembali. Tentang inovasi, Wilson masih terus mau untuk mengeksplor, tentu bermodal jiwa mudanya. Menurutnya orang masih menganggap handuk cuma bagian dari kebutuhan sehari- hari.

Belumlah berbicara tentang mode (fashion) atau lifestyle. Nah, inilah tengah dicoba olehnya, bahwa handuk itu juga mempercantik kamar mandi. Jadi bahkan tanpa mengganti warna tembok kamar mandi terlalu sering sudah teratasi. Handuk berwarna akan membuat suasana kamar mandi berasa berbeda. Salah satu inovasi yang tengah dipikirkannya adalah handuk berkristal swarovski. Ini akan membuat handuk jadi berkesan lebih luxury.

"Inovasi penting agar makin sulit ditiru pesaing," jelasnya, dimana Terry Palmer sendiri sudah bisa menguasai 30% pasaran Indonesia. Di Indonesia sendiri masih sedikit pamain diproduksi kain handuk. Cuma 1 sampai 2 perusahaan besar mendominasi dan ini bisa jadi kesempatan bagi kita.

Arti karyawan baginya adalah memberikan kesempatan belajar dan membimbing mereka. Seperti halnya dulu ayahnya yang mensekolahkan dirinya sampai Jerman. Kesempatan itupula lah yang diberikan olehnya kepada karyawannya. Dia menciptakan suasana bersaing tapi menyenangkan. Tidak ada namanya generation gap antara dia dan karyawannya.

"Sebenarnya secara profesional hanya ada mutual respect. Tentu saya juga melihat ada beberapa karyawan yang ketika kakek saya memimpin, mereka sudah bekerja di sini," jelasnya kembali.

Memang ketika Wilson masih kecil sudah dibiasakan, umur 4 tahun, dia sudah diajak berkeliling- keliling ke kantor milik ayahnya. Dia melihat sendiri ada karyawan ayahnya yang masih bertahan. Justru dari merekalah dirinya belajar banyak. Disisi lain, ia mencoba menempatkan dirinya sebagai anak, meyakinkan mereka para karyawan tuanya agar mau mengikuti langkahnya. Dia meyakinkan mereka melalui cara hormat, penuh rasa menolong.

Biografi Hendi Avanda Pemilik Panda Rumput Laut

 
Mungkin juga terinspirasi sukses pengusaha Top Tao Kae Noi asal Thailand. Tapi bisa juga dia belum lah pernah mendengar namanya. Namun, pastinya pengusaha satu ini sama- sama bukan tipikal pemuda pantang menyarah. Dia bernama Hendi Avanda, pria kelahiran Batang, Jawa Tengah, 2 Februari 1992, dimana juga mahasiswa Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sejak kuliah pikirannya tak pernah bisa fokus berkuliah.

Jiwa kewirausahaan telah mendarah daging. Sosok entrepreneur muda ini sudahlah berbisnis sejak dini. Yah, akan tetapi lagi- lagi usahanya selalu gagal -padahal sudah berbisnis aneka macam. Waktu itu dirinya masih berbisnis buat membantunya berkuliah. Vanda memang bukan dari golongan orang mampu. Contoh bisnisnya yaitu menjual ketan durian buatan sendiri ke GOR UNY. Usahanya berjualan cuma menghasilkan penjualan tiga porsi itupun dalam sebulan.

"Habis itu aku juga sempat buka aksesoris komputer sama teman- teman, tapi hanya bertahan tiga bulan," kenang Vanda.

Kegagal tak membuatnya patah arang. Malah memunculkan ide- ide unik keluar. Tujuannya bagaimana sih mengakali kegagalan. Hingga, seorang teman membawakan oleh- oleh khas, yakni jajanan rumput lau asli dari Korea Selatan. Vanda lantas berangan- angan punya produk seperti ini.

Jajanan rumput laut di pasaran memang asalnya dari Negeri Gingseng. Namun tidak semuanya dihasilkan dari sana sendiri. Oleh karena itulah dirinya meyakinkan diri. Ia ingin membuat jajanan rumput laut khas asli Indonesia. Dia mulai bereksperiman membuat jajanan rumput laut sendiri. Pemilik produk bernama Panda Rumput Laut ini tak langsung jadi nyata. Tidak langsung jadi produk idam- idamannya tersebut. Sepanjang tahun 2011 dijadikan perjalanan mencari resep terbaik.

Modal pinjaman

"Saya pun bereksperimen membuat snack rumput laut buatan Indonesia," tegasnya.

Anak muda 20 tahun ini memang tak ada matinya. Mahasiswa Manajemen Pendidikan semester akhir ini sudahlah bertekat bulat. Semuanya bermodla otodidak saja. Tahun 2011 berbekal uang pas- pasan mulailah dikelilinginya pantai di Pulau Jawa, mulai dari pantai Gunungkidul, Kepulauan Seribu, Semarang, Jepara, lalu Surabaya hingga Pacitan.

Kesimpulannya saat itu adalah tidak menemukan rumput laut idamannya. Memang produk Panda Rumput Laut menggunakan rumput laut khusus bernama porphyra. Di Timur Indonesia sendiri sudah ada rumput laut jenis. Sayangnya, mutunya tak sebaik ketika dirinya impor, ya, akhirnya Vanda memutuskan untuk impor saja dari Korea. "Jalan satu- satunya ya saya impor. Hingga kini juga masih impor," pukasnya. Tak tanggung kini dirinya sudah bisa mendatangkan satu ton rumput laut.

Rumput laut jenis ini yang satu ton tersebut, digunakannya buat kebutuhan sebulan dan produksinya memang bersekala rumahan. Bermodal rumah kontrakan di Perum Graha Palem Indah A10, Condongcatur, Sleman, dimana produksinya sudah harian. Kesemuanya dikerjakan di tempat tersebut dari pemasakan sampai hal pengemasan. Di setiap harinya memproduksi mencapai 400 bungkus. Kemudian dipasarkan ke 28 toserba di Jogjakarta.

Selain disana, Panda Rumput Laut sudah menyebar ke Bandung, Bangka, Lampung, Malang, Solo, dan juga Magelang, totalnya sudah ada 120 toko di luar Jogja. Bahan spesifik porphyra ini ternyata justru membuat jajanannya berbeda dari asli Korea. Karena snack rumput lautnya jadi tidak membutuhkan MSG atau bahan penyedap rasa. Jajanan ini juga jadi lebih murah terangnya lagi ke awak media.

Dia dibantu oleh enam karyawan. Juga masih terus mengembangkan bisnis rumput lautnya ini. Total ada tiga varian rasa rumput laut yaitu original, barbeque, dan spicy, tapi belum lah cukup. Rasa penasarannya akan sukses asli Indonesia akhirnya melahirkan rasa gudeg. Namun, masih belum mendapatkan komposisi enak buat rasa gudegnya tersebut. Tak cuma varian rasanya, Vanda juga bermimpi membudidayakan rumput laut porphyra sendiri.

Sejujurnya ia menjelaskan bahwa petani lokal sudah membudidayakan rumput laut. Selama ini mereka baru bisa membudidayakan jenis ulva (yang biasa jadi minuman es). Nah, Vanda ingin agar jenis ini juga bisa aktif dibudidayakan tapi dengan kualitas sama baiknya. Dia berharap agar ini bisa cepat terealisasi, Agar nantinya bisa ia gunakan untuk produk- produk jajanan rumput lautnya dan varian produk olahan lainnya.

-Jack Ma, Alibaba.




"Saya bahkan pergi ke KFC ketika mereka datang ke kota saya. Dua puluh empat orang pergi untuk pekerjaan itu. Dua puluh tiga diterima. Saya adalah satu-satunya orang ... " -Jack Ma, Alibaba.


Dalam sebuah sesi wawancara dengan wartawan Bloomberg, Charlie Rose. Sosok guru bahasa Inggris ini buka- bukaan tentang karirnya. Jack Ma menyebut bahwa dia gagal tiga kali masuk kampus. Selepas kuliah dia mencoba melamar- lamar pekerjaan sebelum menjadi guru. Total 30 pekerjaan berbeda pernah dia ajukan lamaran; semuanya gagal. Mirisnya, bahkan, dia ditolak untuk sekedar bekerja jadi apapun di sebuah kedai waralaba KFC.

Membangun bisnis Alibaba.com juga bukan perkara mudah. Diawal bisnis, dia harus menjual brand -nya tanpa keuntungan sama sekali di tiga tahun pertama. Masalahknya tidak ada bank yang mendukungnya di dalam hal penjualan online. Tidak ada orang mau beresiko mendukung sistem pembayaran online kala itu. Ia pun berkreatif yaitu membuat pembayaran online sendiri, namanya Alipay.

Terdengar seperti lelucon, Ma tidak menyerah, dan terus menggenjot bisnisnya dengan aneka kreatifitas di dalam marketingnya. Alipay, program pembayaran online yang menerima pembayaran dari semua jenis mata uang.

"Begitu banyak orang yang saya ajak bicara pada saat itu tentang Alipay, mereka mengatakan, 'ini adalah ide terbodoh yang pernah anda miliki,'" ungkap Ma. "Saya tidak peduli apakah itu bodoh selama orang bisa menggunakannya."

Biografi Pengusaha Sawit Martua Sitorus | Wilmar Group Sejarah Bisnis Tiga Negara





Martua Sitorus lahir di Pematang Siantar, sebuah kota di Sumatera Utara, di tahun 1960. Pria yang memiliki nama asli Thio Seng Hap, adalah pemilik perusahaan Wilmar International bersama Kuok Khoon Hong. Meraka bergerak di bisnis sawit, dan menjadi perusahaan terbesar di dunia dari usahnya tersebut. Di tahun 1991, perusahaan tersebut resmi berdiri bermodal 7.100 hektar kebun sawit. Wilmar International juga mendirikan pabrik pengolahan hingga Sumatera Utara.
Tidak semua orang batak bekerja sebagai pengacara, mereka juga pandai berbisnis. Salah satunya, dan terbaik adalah Wilmar Sitorus pemilik Wilmar International meski namanya cukup awam di Indonesia. Dia berhasil masuk jajaran orang terkaya di Indonesia. Bisnisnya berbasis di Singapura meliputi 48 perusahaan berbeda. Perusahaan itu, salah satunya PT. Multimas Nabati Asahan memproduksi minyak goreng merek Sania.
Pada 2005, Wilmar International diperkirakan telah memiliki total aset $.1,6 miliar, total pendapatan $.4,7 miliar dan laba bersih $.58juta. Sejarah Wilamar International tidak lapas dari Mertua Sitorus, pria asli Batak ini dulunya hanya minyak sawit kecil kecilan Indonesia- Singapura. Pria 42 tahun, lulusan sarjana ekonomi HKBP Nommensen, Medan, Sumatera Utara.

Menjadi sangat bersemangat, ia sukses berbisnis dan tumbuh hingga membeli 7.100 hektar kebun sawit di 1991. Usaha sawit lah yang membuat dirinya jadi pengusaha besar di Sumatera Utara. Di 1991, setalah mendirikan pabrik sawit, Martua bersiap ekspansi ke Malaysia dimana pasar kala itu masih bagus.

Ia pun tak lekas puas, fokus mendirikan hilirisasi (produk turunan) yang lebih bernilai tinggi. Tahun 1998, ia mendirikan pertama kalinya pabrik memproduksi specialty fats. Wilmar International tercatat di bursa saham Singapura. Perusahaannya tumbuh, sebelumnya berupa pengolahan minya sawit berkembang terspesifikasi di wilayah agrobisnis. 
Perusahaan memiliki beberapa usaha; penyuliang minyak goreng, pengepakan dan penjualan, lemak khusus, oleokimia, produksi biodisel, dan pengolahan biji- bijian. Pengepakanya akan meliputi (1). merchandising minyak sawit dan produk laurics (semacam lemak nabati), (2). pengolahan minyak sawit dan refinery, (3). peremukan, diolah dan refining untuk manjadi minyak bisa dimakan, minyak sayur, biji- bijian dan kedelai. Konsumennya meliputi China, Vietnam dan Indonesia, dan sudah berbentuk hasil jadi siap pakai.
Bertambah tahun membuat bisnis Martua semakin bersinar meliputi berbagai usaha. Utamanya, ia fokus kepada bisnis minyak kelapa sawit serta turunannya. Di tahun 2000, perusahaanya PT.Multimas Nabati Asahan memproduksi minyak goreng Sania. Per 31 Desember 2005, Wilmar International memiliki 69.171 hektar, 65 pabrik, tujuh kapal tanker, dan 20.123 karyawan. Perusahaanya memiliki 30 negara tujuan eksportir.

Puncaknya, perusahaan Wilmar tecatat di bursa Singapura di Agustus 2005, dengan nilai saham $2 miliar. "Ia cukup berani mengambil resiko, jadi cepat pula ia mendapatkan keuntungan," ucap Derom Bangun, selaku ketua harian Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia). Ia menilai Martua sebagai sosok barani masuk ke pasar baru. Dia dinilai kreatif, dinamis, dan banyak ide. "Namun, ia memang tegolong orang yang low profil atau tak maun menonjol."

Kawan menyebutnya orang yang agresif dalam hal bisnis. Ia dapat melihat peluang di bisnis sawit kala itu, serta tahan banting hadapi krisis. Buktinya, meski krisis moneter 1997, dia mampu menghadapinya ketika perusahaan lain gulung tikar. Dia bahkan berhasil memberikan 2,5% tunjangan krisis kepada karyawan, bukanya memotong gaji mereka 2,5%. Dia memang tidak sendiri ketika membangun Wilmar International, bersama dengan Kuok Khoon Hong.

Sejarah Wilmar International


Kuok Khoon Hong, Pria berusia 57 tahun ini adalah keponakan Robert Kuok, raja bisnis gula dan properti Malaysia, bersama Martua sepakat mengembangkan bisnis bersama-sama. Wilmar sendiri disebut-sebut sebenarnya adalah singkatan dari kedua nama mereka, yaitu William, nama panggilan Kuok Khoon Hong, dan Martua Sitorus. Mereka berdua adalah pemilik signifikan Wilmar Holdings Pte Ltd (perusahaan holding Wilmar International Ltd).

Keduanya berbagi tugas, Kuok Khoon Hong sebagai chairman & CEO dan Martua sebagai chief operating officer (COO) Wilmar International Ltd. Keluarga besar Matua Sitorus berperan penting dalam bisnis, mereka menduduki jabatan penting. Istri (Rosa Taniasuri Ong), saudara laki-laki (Ganda Sitorus), saudara perempuan (Bertha, Mutiara, dan Thio Ida), dan ipar (Suheri Tanoto dan Hendri Saksti) menduduki posisi kunci di Wilmar Corp. Bahkan, Hendri Saksti diberi kepercayaan menjadi kepala operasional bisnis Wilmar di Indonesia.

Bisnis keduanya meningkat pesar di bulan pertama 2006, menghasilkan kenaikan 7,8% senilai S$3,7 miliar dibanding periode sama sebesar US$3,4 miliar di tahun 2005. Laba bersihnya selama sembilan bulan pertama 2006 tumbuh 56,4% mencapai US$68,3 juta dibanding periode yang sama 2005 sebesar US$43,6 juta. Keduanya berrencana ekspansi Wilmar ke bisnis biodiesel. Tidak tanggung-tanggung, mereka langsung menggebrak dengan membangun tiga pabrik biodiesel.

Ada beberapa isu menyangkut bisnis Wilmar Corp, terutama bisnis minyak sawit. Pertama, rencana merger Wilmar dan lini bisnis Kuok Group, milik taipan Robert Kuok, di bidang agrobisnis (PPB Oil Palms Berhad, PGEO Group Sdn. Bhd., dan Kuok Oil & Grains Pte Ltd). Nilai transaksi merger mencapai US$2,7 miliar. Merger ini ditaksir memberikan potensi kapitalisasi pasar Wilmar sebesar US$7 miliar. Merger ini diperkirakan juga akan menghasilkan kombinasi pendapatan US$10 miliar dan laba bersih US$300 juta selama sembilan bulan pertama 2006.

Pabrik- pabrik ini diperkirakan memiliki kapasitas produksi sampai 350.000 ton per tahun sehingga total kapasitasnya mencapai 1,050 juta ton per tahun. Sejauh ini, belum ada pabrik biodiesel milik perusahaan lain di dunia yang memiliki kapasitas produksi sebesar Wilmar. Sebagai tambahan, apabila rencana merger itu terealisasi, maka pabrik biodiesel milik PGEO Group Sdn. Bhd. dengan kapasitas 100.000 ton per tahun akan makin memperkuat bisnis biodiesel Wilmar.

Lainnya, Mertua aktif di bisnis kesahatan dengan membangun sebuah rumah sakit di Medan, Murnia Teguh Memorial Hospital. Rumah sakit yang ia persembahkan untuk ibunya, Murni Teguh. Rumah sakit tersebut didirikan 12 Desember 2012. Meskipun tinggal di Singapura, dia, istrinya dan tiga orang anak, tetaplah warga negara Indonesia, dan memiliki usaha sebagian besar di Indonesia.

Profil Pengusaha Reza Sapta Utama | Sukses Ritel Distro Oleh Pendiri Gee Eight




Sejarah distro di kota Bandung memang kompleks. Jenis bisnis tengah naik daun saat ini, salah satunya ya factory outlet dan distribution store atau distro. Bandung memang dikenal rajanya soal satu ini. Tapi, apakah tau ada istilah boutique distro, bedakan dengan distro loh. Karena namanya boudist, singkatannya, merujuk pada distribusinya. Bedanya mereka menawarkan produk self made tak menerima titipan produk lain. Ini juga merujuk pada satu jenis segementasi saja.

Misalnya boudist khusus pakaian wanita. Dijualnya cuma pakaian khusus wanita saja. Tercatat ada 100 lebih distro dan boudits di Bandung. Salah satunya, namanya Gee Eight beralamat di Jalan Progo no.3. Namanya sendiri berasal dari kata Girl on Eight. Ya, Eight adalah angka delapan, menunjukan nilai rata- rata atau jadi cerminan produk Gee Eight itu cerdas. Kemudian ada embel- embel Girl yang berarti anak perempuan. Sudah bisa diduga siap target pasarnya kan.

Menyasar mereka (gadis- gadi) cerdas, cantik, memilik nilai diatas rata- rata. Mencerminkan nilai delapan dari kualitas dari produknya sendiri. Siapakah pemiliknya yang perlu kamu ketehaui sekarang. Apa hal bisa kita pelajari dari kisahnya.

Awal mula


Ada dua segmentasi distro pada umumya; segmen menengah- atas dan menengah- bawah. Kisah Gee Eight itu lahir di tahun 2004 -an. Sejak dibuka pertama kali jumlah penjualan terus meningkat. Tiap tahun ada saja peningkatan penjualannya. Didirikan oleh dua bersaudara, Reza Sapta Utama, yang menggambarkan sosok mengetahui standar pakaian. Kemudian saudarinya, Rizkina Eriana Utama, berperan fital dalam hal produksinya. Sosok si Rizkina atau biasa dipanggil Ini ialah pendesainnya.

Awalnya Ina gemar akan fashion seperti halnya perempuan lain. Ia bahkan suka koleksi pakaian- pakaian cantik. Nah, dari situlah, muncul hasratnya mendesain lini fashion -nya sendiri. Mereka berdua lantas punya ide membuka bisnis bersama. Dari situlah ide tentang distro Gee Eight lahir di tahun 2004. Mengintegrasikan antara toko dan pabriknya, membuat perusahaan kecil mereka punya stok produk ekslusip. Kemudian Reza Utama lantas menyebutnya bagaimana menjadi market leader.

Modalnya adalah kepercayaan dua orang. Usaha ritel ini memfokuskan pada segmen wanita modis. Tidak ada batasan umurnya. Tahun 2008, konsepnya mengarah kepada custom made. Dimana Reza menawarkan satu slogan "Khusus Dirancang untuk Anda." Diperbanyaklah produksi pakaian wanita muda penuh eksotik dan kesan dewasa. Lantas dibagilah mereka kedalam tiga brand berbeda.

"Saya ingin menjadi pemimpin pasar (market leader) di setiap segmen yang kami masuki," jelasnya.

Ia tampak berambisi mewujudkannya. Caranya ya melalui desain unik dan pemilihan kain. Soal berjualan tak diragukan lagi. Modal menjadi sales asuransi membuatnya siap berbisnis. Setidaknya ini sama- sama menjual ditambah cita rasanya akan modis. Pria penghobi olah raga dan makan ini menjelaskan kenapa memilih jadi pengusaha. Jelasnya karena ia merasa tertantang akan menjual produk sendiri.

Jikalau menjadi karyawan asuransi kita menjual produk orang lain. Lain halnya berbicara tentang bisnis distro satu ini. Tidak ada gesakan kuat ketika berpindah status dari karyawan jadi pengusaha. Diakuinya setiap usaha ada kendalanya sendiri. Tantangan besarnya ialah bagaimana agar perusahaan tetap tumbuh. Oleh karena itu perlu adanya semangat membangun didalamnya. Mereka haruslah jadi sosok adaptif agar bisa sejalan bersama.

Reza punya prinsip menjalankan usahanya ini. Dia berpedoman kejujuran dan juga sikap pantang menyerah. Selain itu ia juga meyakinkan tak perlu harus menaklukan tantang apapun. Selalu ada motivasi dalam dirinya cuma tak "ngoyo" mengejar ambisinya. Kesemuanya telah diperhitungkan olehnya matang- matang. Bicara tentang bisnisnya yaitu bisnis ritel Reza sudah membaca pasarnya 5 tahun mendatang. Menurutnya nantinya omzet akan lebih besar dari sebelumnya.

Tentu saja, pasalnya konsep Bandung sebagai tren center sudah menggema. Orang Indonesia pun sudah tak malu- malu membeli produk dalam negeri. Dan, untuk menjawab tantangan global, ia punya strategi sendiri yakni membangun organisasi perusahaan agar solid. Harus ada perubahan sistematis- gesit menyambut apa peluang mendatang. Ini termasuk soal adanya pasar bebas Asia loh.

"Kami juga akan segera memaksimalkan pasar domestik yang ada serta memanfaatkan momentum adanya Perdagangan Bebas China dan ASEAN atau CAFTA (China and ASEAN Free Trade." jelas Reza.

Kabar gembiranya adalah pengusaha muda Indonesia mulai tumbuh. Ia sendiri tak merasa tersaingi oleh meraka loh. Begitu banyak entrepreneur muda baru bermunculan. Ia lantas memberikan saran buat kamu yang baru memulai. Menitik beratkanlah kepada inovasi. Jangan cuma main me- too strategi atau cuma mau ikut- ikutan saja. Kembangkan pasar kamu sendiri jelasnya. Buatlah trobosan baru dibidang kamu kerjakan nanti.

Tanggapan akan produk garmen asal Tiongkok. Reza mengharapkan adanya antisipasi. Ini juga termasuk dari pengusahanya sendiri. Haruslah siap mengamati pasar domestik dan kecenderungan pasar luar negeri. Kita ambil contoh defaluasi Yuan atas Dollar. Ini akan berdampak mata uang Yuan lebih rendah dari Dollar. Padahal Amerika merupakan pasar tujuan Tiongkok. Oleh karena Yuan rendah maka kesempatan ekspor akan jadi lebih besar.

Ini bisa merembet ke pasar kita loh. Hal lainnya adalah jangan ada perang harga antara kita. Janganlah selalu memanfaatkan harga lebih murah. Fokuslah kepada desain update serta bagaiman mendistribusikan barang lebih efisien. Berjualan lah melalui konsep komunitas. Inilah kiat sukses dari seorang Reza Utama pemilik dan pendiri brand Gee Eight. Fans Sam Walton, Sandiaga Uno, ini juga tak malu menyebut satu sosok lain yaitu ayahnya, sebagai inspirasi.

Twitter @utamareza

Sukses Ritel Distro Oleh Pendiri Gee Eight

0

Profil Pengusaha Reza Sapta Utama



Sejarah distro di kota Bandung memang kompleks. Jenis bisnis tengah naik daun saat ini, salah satunya ya factory outlet dan distribution store atau distro. Bandung memang dikenal rajanya soal satu ini. Tapi, apakah tau ada istilah boutique distro, bedakan dengan distro loh. Karena namanya boudist, singkatannya, merujuk pada distribusinya. Bedanya mereka menawarkan produk self made tak menerima titipan produk lain. Ini juga merujuk pada satu jenis segementasi saja.

Misalnya boudist khusus pakaian wanita. Dijualnya cuma pakaian khusus wanita saja. Tercatat ada 100 lebih distro dan boudits di Bandung. Salah satunya, namanya Gee Eight beralamat di Jalan Progo no.3. Namanya sendiri berasal dari kata Girl on Eight. Ya, Eight adalah angka delapan, menunjukan nilai rata- rata atau jadi cerminan produk Gee Eight itu cerdas. Kemudian ada embel- embel Girl yang berarti anak perempuan. Sudah bisa diduga siap target pasarnya kan.

Menyasar mereka (gadis- gadi) cerdas, cantik, memilik nilai diatas rata- rata. Mencerminkan nilai delapan dari kualitas dari produknya sendiri. Siapakah pemiliknya yang perlu kamu ketehaui sekarang. Apa hal bisa kita pelajari dari kisahnya.

Awal mula


Ada dua segmentasi distro pada umumya; segmen menengah- atas dan menengah- bawah. Kisah Gee Eight itu lahir di tahun 2004 -an. Sejak dibuka pertama kali jumlah penjualan terus meningkat. Tiap tahun ada saja peningkatan penjualannya. Didirikan oleh dua bersaudara, Reza Sapta Utama, yang menggambarkan sosok mengetahui standar pakaian. Kemudian saudarinya, Rizkina Eriana Utama, berperan fital dalam hal produksinya. Sosok si Rizkina atau biasa dipanggil Ini ialah pendesainnya.

Awalnya Ina gemar akan fashion seperti halnya perempuan lain. Ia bahkan suka koleksi pakaian- pakaian cantik. Nah, dari situlah, muncul hasratnya mendesain lini fashion -nya sendiri. Mereka berdua lantas punya ide membuka bisnis bersama. Dari situlah ide tentang distro Gee Eight lahir di tahun 2004. Mengintegrasikan antara toko dan pabriknya, membuat perusahaan kecil mereka punya stok produk ekslusip. Kemudian Reza Utama lantas menyebutnya bagaimana menjadi market leader.

Modalnya adalah kepercayaan dua orang. Usaha ritel ini memfokuskan pada segmen wanita modis. Tidak ada batasan umurnya. Tahun 2008, konsepnya mengarah kepada custom made. Dimana Reza menawarkan satu slogan "Khusus Dirancang untuk Anda." Diperbanyaklah produksi pakaian wanita muda penuh eksotik dan kesan dewasa. Lantas dibagilah mereka kedalam tiga brand berbeda.

"Saya ingin menjadi pemimpin pasar (market leader) di setiap segmen yang kami masuki," jelasnya.

Ia tampak berambisi mewujudkannya. Caranya ya melalui desain unik dan pemilihan kain. Soal berjualan tak diragukan lagi. Modal menjadi sales asuransi membuatnya siap berbisnis. Setidaknya ini sama- sama menjual ditambah cita rasanya akan modis. Pria penghobi olah raga dan makan ini menjelaskan kenapa memilih jadi pengusaha. Jelasnya karena ia merasa tertantang akan menjual produk sendiri.

Jikalau menjadi karyawan asuransi kita menjual produk orang lain. Lain halnya berbicara tentang bisnis distro satu ini. Tidak ada gesakan kuat ketika berpindah status dari karyawan jadi pengusaha. Diakuinya setiap usaha ada kendalanya sendiri. Tantangan besarnya ialah bagaimana agar perusahaan tetap tumbuh. Oleh karena itu perlu adanya semangat membangun didalamnya. Mereka haruslah jadi sosok adaptif agar bisa sejalan bersama.

Reza punya prinsip menjalankan usahanya ini. Dia berpedoman kejujuran dan juga sikap pantang menyerah. Selain itu ia juga meyakinkan tak perlu harus menaklukan tantang apapun. Selalu ada motivasi dalam dirinya cuma tak "ngoyo" mengejar ambisinya. Kesemuanya telah diperhitungkan olehnya matang- matang. Bicara tentang bisnisnya yaitu bisnis ritel Reza sudah membaca pasarnya 5 tahun mendatang. Menurutnya nantinya omzet akan lebih besar dari sebelumnya.

Tentu saja, pasalnya konsep Bandung sebagai tren center sudah menggema. Orang Indonesia pun sudah tak malu- malu membeli produk dalam negeri. Dan, untuk menjawab tantangan global, ia punya strategi sendiri yakni membangun organisasi perusahaan agar solid. Harus ada perubahan sistematis- gesit menyambut apa peluang mendatang. Ini termasuk soal adanya pasar bebas Asia loh.

"Kami juga akan segera memaksimalkan pasar domestik yang ada serta memanfaatkan momentum adanya Perdagangan Bebas China dan ASEAN atau CAFTA (China and ASEAN Free Trade." jelas Reza.

Kabar gembiranya adalah pengusaha muda Indonesia mulai tumbuh. Ia sendiri tak merasa tersaingi oleh meraka loh. Begitu banyak entrepreneur muda baru bermunculan. Ia lantas memberikan saran buat kamu yang baru memulai. Menitik beratkanlah kepada inovasi. Jangan cuma main me- too strategi atau cuma mau ikut- ikutan saja. Kembangkan pasar kamu sendiri jelasnya. Buatlah trobosan baru dibidang kamu kerjakan nanti.

Tanggapan akan produk garmen asal Tiongkok. Reza mengharapkan adanya antisipasi. Ini juga termasuk dari pengusahanya sendiri. Haruslah siap mengamati pasar domestik dan kecenderungan pasar luar negeri. Kita ambil contoh defaluasi Yuan atas Dollar. Ini akan berdampak mata uang Yuan lebih rendah dari Dollar. Padahal Amerika merupakan pasar tujuan Tiongkok. Oleh karena Yuan rendah maka kesempatan ekspor akan jadi lebih besar.

Ini bisa merembet ke pasar kita loh. Hal lainnya adalah jangan ada perang harga antara kita. Janganlah selalu memanfaatkan harga lebih murah. Fokuslah kepada desain update serta bagaiman mendistribusikan barang lebih efisien. Berjualan lah melalui konsep komunitas. Inilah kiat sukses dari seorang Reza Utama pemilik dan pendiri brand Gee Eight. Fans Sam Walton, Sandiaga Uno, ini juga tak malu menyebut satu sosok lain yaitu ayahnya, sebagai inspirasi.

Twitter @utamareza