Profil Yasa Singgih Bisnis Nol Besar



Namanya Yasa Paramita Singgih lahir di Bekasi 23 April 1995. Dia adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, Prajna, Viriya dan Yasa sendiri. Ayanya bernama Marga Singgih dan ibunya bernama Wanty Sumarta. Ia lebih dikenal dengan sebutan Yasa Singgih, dan sering muncul diberbagai media cetak dan digital. Dia dikenal sebagai salah satu pengusaha muda dibawah 20 tahun. Ia lahir di keluarga sederhana membuatnya selalu menghargai kerja keras.

Yasa sukses menyelesaikan pendidikannya SD Ananda dan SD Surya Dharma, lalu melanjutkan di sekolah menengah dan akhir di SMA Regina Pacis Jakarta. Dia hanyalah anak biasa yang masih suka bermain dan meminta uang jajan. Belum kuliah usahanya sudah kemana- mana. Semuanya dimulai dari angka nol besar alias tanpa modal uang. Yang berbeda padanya hanyalah kasih sayang keluarga. Dia tumbuh menjadi anak yang menginginkan kebahagiaan orang tuanya dan itu semangatnya.

Usaha mandiri

Di kelas 3 SMP, dia melihat sang ayah menderita sakit jantung, ayahnya Marga Singgih, memberikannya satu titik balik. Ia pun mulai menjadi pembawa acara guna mencari uang jajan sendiri. Yasa tak mau membebani kedua orang tuanya. Usaha pertamanya adalah melamar sebagai Master of Ceremony, bekerja sebagai pembawa acara di sebuah pusat perbelanjaan. Dalam seminggu ia menerima uang Rp.350.000 setiap kali tampil sehari.

Sehari setidaknya ada 3 kali tampil untuk kesempatan berbeda bermodal nekat. Jujur saja Yasa tak pandai bercuap- cuap menjadi pembawa acara. Apalagi saat itu dirinya masih berbaju putih- biru. Tak cuma acara biasa tapi juga acara dewasa dibawakannya. Bukan usaha baik untuk anak di usia 15 tahun kala itu. Tak jarang Yasa harus membawakan acara sebuah merek rokok yang diperuntukan kalangan 18 tahun keatas. Tetapi itu semua ada hikmahnya selain melatih mental.

Itu juga mendorongnya memilih memulai bisnis sendiri. "Karena terpaksa, ya, jadi bisa dan malah terbiasa," pungkasnya.

Selepas masuk SMA Regina Pacis, Jakarta, barulah dimulai usahanya sendiri untuk mencari uang. Selepas kontrak sebagai pembawa acara selesai, ia mulai berbisnis lampu hias warna- warni selama enam bulan. Sebuah buku berjudul "the Power of Kepepet" karya Jaya Setiabudi, membuatnya terbakar berbisnis mandiri. Kala itu Yasa langsung menghubungi temanya yang memiliki usahan konveksi (milik ayahnya).

"Halo Von, mau bikin baju sama bokap loe... Belom ada Von, besok gw DP dulu 500 ribu, kalo dalem 3 minggu belom ada design, Dp nya buat loe." begitu kiranya reka adegan diperagakannya.
Singkat cerita ia menemui tiga orang yang ahli aplikasi desain. Dia yang tidak bisa mendesain, mulai berguru selama  7 hari. Hasilnya, ia masih tidak bisa sama sekali hingga hari terakhir desainnya harus dikirim. ia benar terdesak atau kepepet dan memutuskan menggunakan Microsoft Word untuk mendesain. Akhirnya ia pun mengirimkan sebuah desain yaitu gambar Ir. Soekarno. "Orang Indonesia ada ratusan juta, masa 24 orang aja gak ada yang beli," ucapnya tertawa.
Setelah dua minggu kaosnya jadi, dia segera menjual kasonya dan hanya laku terjual 2 buah saja. Dari dua kaonya, satu kaosnya dibeli oleh ibunya sendiri karena kasihan. Dan lucunya, dia merasa semuanya menarik dan perasaan kepepet itu semakin jadi. Yasa lalu berlari ke Tanah Abang, membeli selusin pakaian kaos hingga menghabiskan 4 juta. Dia harus bersusah payah membawa kaos- kaos tersebut, melewati ribuan penjual dan pembeli yang tumpah jadi satu.

Di rumah, dia benar- benar terkejut atas keputusanya membeli banyak sekali barang. Ia harus memutar otak lagi untuk menjualnya atau merugi besar- besaran. Beberapa kali menawarkan ditambah rasa percaya diri, ia mulai menjual produknya tanpa ada marketing khusus atau brand tersenidiri. Lama kelamaan, Yasa berhasil menutup modalnya dan mulai mencari cara menjual produknya sendiri. Dua kali bisnis kaos yang bermodal kepepet, Yasa mulai merencanakan bisnisnya secara matang- matang.

Dia membuka bisnis minuman yang diberi nama "Ini Teh Kopi", sebuah usaha kedai menjual minuman kopi duren. Usahanya tersebut bisa dibilang sukses besar ditambah dengan namanya yang dikenal. Dari bisnis kaos, ia pernah diwawancarai oleh majalah entrepreneur besar di Indonesia. Bisnis lainnya yaitu membuka toko online "Men's Republic".

Bangkit bangkrut


Naik kelas dari sebelumnya cuma berjualan produk milik orang lain. Kini, seorang Yasa Singgih adalah salah satu pengusaha online sukses bersama Men's Republic. Mengambil pasar anak muda -pria pada khususnya. Ini membawa namanya kian berkibar di berbagai media masa. Dulu ketika berjualan kaos tanah abang yang ia miliki cuma BlackBerry sebagai modal. Usahanya kala itu masih bermodal hutang tapi lama- lama bisa jadi modal.

Sebelumnya cuma ambil di Tanah Abang kini punya merek sendiri. Di tahun 2012, ia menjajal berbisnis cafe, membuka sebuah tempat nongkrong keci bernama Ini Teh Kopi. Di awalnya cukup berjalan apik hingga bisa membuka cabang. Usaha pertamanya terletak di kawasan Kebun Jeruk, selang enam bulan, Yasa membuka cabang di Mal Ambassador, Jakarta Selatan. Semangat tinggi tak dibarengi perhitungan matang. Usahanya berkembang terlalu cepat tapi hasilnya minus.

Bahkan uang dari bisnis kaos Men's Republic terbawa- bawa. Usahanya resmi ditutup, kedua cafe -nya itu ditutup dan juga habis modal tanpa sisa. Bangkrut Yasa Singgih bahkan ikut menghentikan bisnis kaosnya. Dihitung- hitung Yasa merugi sampai 100 juta ketika dirinya masih di bangku SMA. Disaat bersamaan, sekolah tengah mempersiapkan ujian nasional, begitu pula dirinya yang sudah kelas 3 SMA. Makanya urusan rugi atau membuka bisnis kaos kembali dihentikan dulu.

Untuk waktu itu semua urusan bisnis dihentikan sementara waktu.

"Karena tak punya modal lagi untuk membeli barang dan ada UN, jadi saya fokus untuk urusan sekolah saja. Usaha baju saya hentikan sementara," terangnya kepada awak media.

Selepas UN, tepatnya di 2013, fokus Yasa ada pada bisnis aneka produk buat pria. Ya, Men's Republic itu masih berdiri dan belum dijajah rasa kapok, baginya kehilangan uang 100 juta tak membuatnya kapok dan berhenti berbisnis kembali. Yasa bermodal nama mulai membangun bisnis tanpa modal. Kali ini, ia bertemu dengan satu pabrik yang memberinya 250 pasang sepatu. Itu diberikan untuk dijualkan dengan tenggat waktu selama dua bulan.

Kepepet membuat Yasa berpikir serius bagaimana agar semuanya terjual. Dijualnya sepatu itu bermodal brand atau mereknya. Menggunakan survei sebagai landasa, kali ini, Yasa tak mau bangkrut kembali seperti yang dulu- dulu. Dia mendapati pembeli rata- rata Men's Republic adalah umur 15 tahun- 25 tahun. Untuk itu pula ia menyesuaikan harga produknya tak lebih dari Rp.500.000. Selain menjual sepatu ada pula produk lain seperi jaket, sandal, bahkan pakaian dan celana dalam.

Kisaran harga dipatoknya ada pada angka Rp.195.000- Rp.390.000 per- itam. Fokus Yasa cukup agar itu bisa terjual melalui aneka branding lewat online. Total ada enam pabrik bekerja sama dengannya di kawasan Bandung. Uniknya pabrik tempatnya bekerja sama tak cuma membangun mereknya. Mereka juga bekerja sama dengan produk bermerek lain seperti Yongki Komaladi dan Fladeo. Ia sendiri mencontoh para pemilik merek tersebut.

"Merek-merek itu tak punya pabrik sama sekali, tapi penjualannya luar biasa, kan? Saya mau terapkan hal yang sama pada usaha saya," kata dia.

Kini, perlu kamu ketahui, produk Men's Republic telah menjual 500 buah pasang sepatu per- bulan. Tanpa ada pabrik Yasa mampu menghasilkan mozet ratusan juta rupiah. Soal laba bersih, tenang, dia sanggup untuk menghasilkan 40% dari sana. Tak puas pada produknya sekarang, masih ada pemikiran dibenaknya untuk menjual produk ikat pinggang, dan celana. Yang paling pasti adalah ia akan terus mematangkan konsep bisnis sambil berjalan.

Yasa juga sering dipanggil mengisi seminar atau memberikan training. Melalui Twitter, ia rajin menyemangati para pengusaha muda agar selalu semangat. Prinsipnya satu yaitu "Never too Young to Become Billionaire" atau tidak ada kata terlalu muda untuk menjadi seorang miliarder. Berikut beberapa Twitternya yang mampu memotivasi banya orang (@YasaSinggih):

Never too young to become a billionaire
1. Adrenalin berbisnis lebih kencang daripada jatuh cinta
2. Selalu merasa bodoh terhadap ilmu, ga pernah berhenti belajar
3. Walaupun sekarang kita belum kaya, tapi kita harus mulai praktekkin "habbit" nya orang2 kaya.
4. Coba deh, ambil satu keputusan untuk ngelakuin habbit nya orang kaya. Mungkin keputusan kecil, tp bisa berdampak besar
5. Rutin beli majalah/tabloid bisnis, walaupun ga suka baca.. Paksain aja! Baca kisah2 jatuh bangun pebisnis.
6. Terjun di organisasi & bisnis, memaksa saya untuk memiliki pola pikir diatas rata2 usia saya sendiri.
7. Di usia 17thn byk remaja dpt undangan sweet17an. Tp saya udah dpt undangan kawinan, gegara maen sama yg lebih gede terus.
8. Orang2 bilang saya kecepetan tua, tapi saya bilang ini percepatan menuju keberhasilan.
9. Dulu pas umur 15 tahun demi nyari duit rela2in ngeMC di Mall, ngaku2 umur 18 tahun biar keterima.
10. Menjelang malem, mau ngebakar temen2 dulu ah.. Kita cerita2 tentang awal mula bisa usaha ya.

"Men's Republic" adalah bisnis ketiganya yang berfokus pada penjualan secara online. Dia menjual produk yang dikhususkan untuk pria. Dia menjual baik produk miliknya sendiri atau produk milik orang lain. Ia juga berencana membangun "Bilionary Versity, yaitu sekolah bisnis non- formal untuk para pengusaha muda. Dia berbisnis dengan kepercayaan bahwa usia muda haruslah dimanfaatkan baik- baik.

Profil Pengusaha Fanina Nisfulaily



  
Ridwan Iskandar bersama istrinya, Fanina Nisfulaily, memulai bisnis donat madu sejak Mei 2010. Pertama kali, keduanya cuma membuka sebuah gerai bersama di jalan Cihanjuang Nomor 158 A Cimahi, Jawa Barat. Ide awalnya yaitu mengembangkan bisnis kuliner berbeda. Mereka ingin menciptakan produk premium namun memiliki harga terjangkau. Inovasinya dengan menambah unsur lain di adonan donat biasa yaitu madu.

"Butuh waktu satu tahun bagi saya meracik donat dengan campuran madu itu," ucap Ridwan.

Ia mengaku membutuhkan waktu lama. Bukan madu biasa, sepasang pebisnis ini memilih madu bermutu yaitu madu Sumbawa. Setelah yakin akan donatnya mereka baru mengeluarkan produknya di pasaran. Merek donat meraka berasal dari nama jalan dimana kiosnya pernah dibuka. Walaupun terbilang masih baru, donat Cihanjuang mampu sukses di lidah masyarakat.

Hingga kini, produk donatnya baru tersedia berbagai rasa yaitu almond, durian, pisang, abon, choco crispy, lemon dan lainnya. Setahun sudah beroperasi, ia telah memilih sistem kemitraan agar bisnisnya lancar. Mitra pertama mereka berada di kawasan Depok, Bogor dan Cinere. Tepat sejak bulan Juli 2011, Ridwan mengembangkan sistem kemitraan atau waralaba. Kamu cukup merogoh kocek Rp.10.000.000 untuk menjadi terwaralaba, lalu bisa membuka kios di wilayah sendiri.

Nilai investasinya nanti meliputi penggunaan merek, pelatihan karyawan, serta biaya promosi. Setelah beroperasi sang terwaralaba musti membayar senilai 9% dari omzet per- bulan. Ia menambahkan bahwa soal peralatan seperti pembut adonan, interior gerai, etalase donat dan juga tempat usaha terwaralaba yang menanggung. Soal bahan baku lain hal, ia menjamin pusatnya menyediakan semua kebutuhan bahan.

"Peralatan dan tempat sepenuhnya dari investor," jelasnya.

Ridwan sendiri memiliki empat gerai yang bisa kamu kunjungi yaitu Situ Gintung, Lenteng Agung, Cireundeu, dan Tanjung Barat. Agar kualitas rasa terjamin tak jarang dirinya sendiri mengecek ke gerai- gerai tersebut. Ia memastikan satu per- satu gerai utama miliknya.

Bisnis bulat


"Kami mengontrol mulai dari kebersihan dan juga pelayanan di masing- masing gerai," katanya yang juga merekrut dua karyawan khusus. Modal produksi satu waralaba berkisar Rp.7.500.000 per- bulan. Dan, dia meyakinkan melalui simulasi bahwa modal balik sekitar 4- 5 tahun. Terwaralaba akan menjual donat sekitar 300 potong dengan omzet Rp.900.000 atau setara Rp.27 juta per- bulan, satu donat dijual Rp.3000.
 
Fanina pada sebuah kesempatan bersama Bakery Magazine. Dia bercerita bahwa produknya premium tapi berharhga miring. Itu sengaja memang dipilihnya dan terbukti waralaba Donat Madu Cihanjuang bisa saja kita sandingkan dengan Dunkin Donut. Memang waralaba donat sudah banyak tapi Donat Madu Cihanjuang bisa melekat di hati. Alasan lain, kenapa berbisnis donat, Fanina bercerita pengalamannya menikmati satu brand donat.

Ia merasa dia mampu menjual sama tapi lebih murah. Ini dibuktikan dengan usahanya tak jera meracik- racik resepnya sendiri. "Ketika mencoba donat produksi sebuah brand, saya berpikir bahwa donat seperti itu bisa sebenarnya bisa dijual dengan harga yang terjangkau," kenangnya. Setelah satu tahun beroprasi barulah ia berani menyuguhkan konsep kerja sama waralaba. Soal mitra waralaba ia menjelaskan sudah ada 127 gerai, wow!

Apa yang membuatnya jadi favorit masyarakat adalah adanya varian- varian unik yakni donat abon, donat oreo, choco flake. Untuk menunjang varian rasa ia pun tak tinggal diam berkreasi. Bahkan dia berani agar staff -nya ikut andil dalam tumbuhnya donat madu Cihanjuang. Total ada 100 buah varian rasa donat yang berbeda. Alasan kanapa kamu harus melirik bisnis donat, "Donat adalah jenis makanan yang bisa dinikmati kapan saja," ujar Fanina Nisfulaily, pemilih Donat Madu Cihanjuang, yang jadi primadona kami.

Biografi Pengusaha Muda Hamzah Izzulhaq


Siapa Hamzah Izzulhaq, pemuda kelahiran 26 April 1993, yang sejak memang lahir berjiwa entrepreneur. Hamzah, sebut namanya begitu, dia jadi salah satu pengusaha muda yang menarik perhatian media. Dia memiliki sifat easy going, membuatnya mudah dikenali. Dan dari berbagai kisahnya, banyak pemuda di penjuru Indonesia terinspirasi.

Sosoknya itu akan mudah dikenali, dengan gaya bicaranya lugas jelas dan mudah akrab. Hamzah mampu meyakinkan kita sebagai seorang pengambil resiko dan deal maker dari pengalamannya. Dia juga mudah menjalin koneksi. Dia mampu bekerja sama di dalam situasi apapun tegas penulis.

Ya, selain itu, ia juga pemuda yang berani mengambil kegagalan lebih awal dari kalian semua.

Hamzah berhasil membuka 44 cabang bimbel dan sebuah bisnis sofabed di Tangerang, tapi bukanlah bisnis pertamanya loh. Sejak masih sekolah banyak pula usaha telah dilakoni. Sebut saja dari  menjual beberapa macam permainan seperti kelereng, petasan, dan berbagai macam permainan yang  sangat digemari anak-anak, tidak hanya itu, dia juga pernah menjual koran, layanan ojek payung saat hujan dan mengamen besama teman-temannya.

Pemuda yang gemar bersosialisasi tidak hanya bisa bekerjasama dengan mereka yang "mapan". Dia taklah segan membantu mereka yang tak mampu, berteman dan bekerja sama. Di SMA, bisnisnya merambah ke bisnis online. Disela- sela kegiatan bersenang- senang seperti bermain game online. Ia pun sigap dibisniskan. Ketika itu Hamzah dikenal jago game sempai level tinggi diantara kawan- kawannya. Dia menjual akun game miliknya sebesar Rp.1,2 juta.

Di umur 18 tahun, mulalailah bisnis serius ditekuni, kala itu bisnis berjualan pulsa dan buku sekolah. Caranya, Hamzah akan melobi pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar di jakarta untuk menjadi distributor dengan diskon sebesar 30% per- buku. Ia kemudian menjual buku- buku itu teman- teman dan kakak kelas di setiap semester. Tipsnya agar laku Hamzah menjelaskan ringan: berikan saja mereka diskon 10% dari 30% diskon miliknya, jadilah harganya masih untung 20%.

Jika dikalkulasi di setiap semester, ia kala itu akan menghasilkan Rp.950.000. Angka luar biasa untuk bisnis kelas anak sekolahan. Uang hasilnya kemudian baru dia putar untuk bisnis pulsa. Sayang, kali ini, usahanya harus gulung tikar dan hanya bertahan 3 bulan saja. Ia mencatat ada masalah karena rekan usahany sering memakai modal milik mereka sendiri; mengambil pulsa tanpa bayar. Saat itu, Hamzah sempat down, tapi langsung bangkit dengan membaca- baca buku bisnis lagi.

Bisnis bimbel


Modal sisa untung berjualan pulsa, ia gunakan untuk membeli mesin pembuat pin. Waktu itu ia masih kelas 2 SMA. Namun, lagi- lagi usahanya gagal, Hamzah yang tak mengerti mesin akhirnya justru mematahkan alat tersebut. Sang ayah pun marah besar mendengarnya. Tapi, Hamzah masih ingin terus menyalurkan hasrat bisnisnya. Dimulai di tahun 2004, sebuah seminar bisnis membuka mata Hamzah, bagaimana sebuah bisnis bimbel seharusnya dikerjakan dan apa prospeknya.

Itulah menjadi panggilan tersendiri baginya. Ia termasuk tipe berani mencoba tanpa harus ada embel embel passion. Dia benar- benar selalu merasa pekerjaanya adalah passionya, bisnis -lah passionnya. Dia pun mencoba bertanya tentang bisnis bimbel langsung. Sebagai catatan menarik Hamzah bukanlah dari keluarga tidak mampu. Ayahnya merupakan seorang dosen di Universitas Gunadarma, beliau yakin anaknya bukan tipe pemalas selalu mendukung langkahnya.

Dimulai dari awal sekolah dasar, Hamzah mulai mencari- cari tambahan uang jajan. Dia mulai mencari- cari uangnya sendiri dari mengamen hingga ojek payung. Dia bahkan pernah menjadi seorang tukang parkir. Adanya seminar bimbel, dia benar- benar menginginkan bimbelnya sendiri, tapi tak membangunnya dari nol. Kala itu si empunya Bimbel memberikan penawaran menggiurkan kepadanya. Tak ayal, dangan pasti, dia meminjam uang 70 juta dari ayahnya tanpa ragu untuk sebuah bisnis.

Berkaca dari kegagalan, dimana dia pernah membuka bisnis pembuatan pin hingga mematahkan alatnya. Ayah dan ibunya terlihat cukup ragu kala Hamzah mengutarakan niatnya. Tetapi, Hamzah terus meyakinkan ayah dan ibunya bahwa bimbel merupakan jalan kesuksesannya. Dia langsung menghubungi pembicara seminar untuk lebih lanjutan ketika ijin itu datang. Caranya? dia mempelajari serius semuanya dari merketing, keuangan, hingga prospek. Dia benar- benar ingin menekuni bimblenya.
Dia mengambil alih satu system, semua pengajar dan juga UTANG -nya. Untung, pemilik bimbel bukanlah seorang yang memanfaatkan keseriusannya atau sejenis penipuan. Bisnis mengambil alih punya satu tantangan tersendiri, berbeda dengan memulai dari nol, ia harus menjaga semuanya tetap stabil di awal- awal tahun. Dia harus memastikan dengan datang sendiri ke bimbel lalu berdiskusi bersama pengejarnya. Jika dia benar- benar tidak belajar sudah dipastikan bimbel akan rutuh.

Dia tidak mau setengah- setengah apalagi modalnya uang mobil 70 juta. Dia fokus harus mengembalikan uang tersebut berbentuk mobil untuk ayah dan bunya. Jika berhasil bertahan, bimbelnya akan terlihat hasilnya lambat laun jika tidak ada media promosi; bukan perkara mudah. Dia bisa diibaratkan seperti mengambil alih perusahaan utuh. Hamzah harus membayar mahal serta belajar keras mengikuti alur.

Dengan kemampuan menganalisanya, ia yakin melawan rasa takut akan kerugian. Berhasil mengembangkan usaha bimbelnya hingga total ada 44 cabang. Barapa yang dia dapat? 730 juta pertahun, sebuah nilai yang sangat tinggi untuk pemuda 19 tahun. Tidak puas hanya bisnis bimbel, Hamzah merambah dunai sofabed dari mengambil alih usaha orang lain. Cara yang hampir sama dengan bimbelnya, mungkin juga bakatnya untuk mengambil bisnis.

Dengan pengalamannya mengelola bimbel, dia memiliki kepercayaan tinggi untuk mengelolai usaha barunya. Tak ayal, dar bisnis sofabed berkembang secara baik walau cukup tersendat di awal. Dikutip dari berbagai sumber, Hamzah Izzulhaq sang pengusahan muda, memiliki prinsip tersendiri mengenai menjadi entrepreneur atau wirausahawan. Hamzah adalah pengusaha muda, pemilik CV. Hamasa, yang memiliki cabang usaha waralaba bimbel dan bisnis sofa bed.

Dia menyebut lima prinsip juga akan berlaku bagi kita semua. Apa itu, itu adalah:

Pertama, memperbaiki kualitas hubungan dengan lingkungan. Lingkungan membangun karakter menjadi seorang entrepreneur. Mungkin, kita akan menemukan kata "ah, ngapain sih bisnis? nanti aja""sok tua loh hidup aja dulu". Hamzah menekankan kita jika berteman dengan orang pesimis seperti ini, maka kita akan ikut pesimis.

Kedua, bagi anda yang ingin memulai bisnis, jangan memulai dari nol. Dia berkata "kalau istilah tangga, ada tangga 1 sampai 5, maka kita bisa memulai dari tangga 4 atau lima. Misalnya, kita bisa meneruskan usaha yang dirintis orang lain."

Ketiga, Jangan pernah jadi seorang NATO (No Action Talk Only). Jika punya kayakinan, kita harus bisa memperjuangkannya Kita membutuhkan action cepat. Hamzah mayakinkan bahwa usaha tanpa action sama saja berbohong kepada semuanya.

Keempat, perbaiki hubungan dengan Tuhan dan orang tua. Orang tua akan mendoakan kita yang terbaik hingga mencapai kesuksesan. Sedangkan, ketika dekat dengan Tuhan maka kita tidak akan terjebak kesombongan setelah menjadi sukses.

Kelima, ingatlah kepada sesama. Kita tidak boleh lupa power of giving, bersedekah akan membantu menjadi pengusaha sukses. Janganlah kita melihat siapa yang bicara tetapi isi yang dibicarakannya. 

Danu Pengusaha Cendol Inovatif Waralabakan Randol

 
Siapa pengusaha cendol di Hitam Putih itu. Namanya Danu Sofwan, seorang pengusaha muda tengah naikan kasta minuman cendol. Sedari muda sudah punya jiwa kewirausahaan itulah Danu. Ketika ada musim bisnis tertentu contohnya gelang Power Balance; Danu mencari- cari tau. Ia sibuk mencari tau bagaiman biar bisa berjualan gelang tersebut. Tak mau cuma menjadi konsumen saja lah. Sifatnya ini juga berlaku untuk bisnis cendol miliknya. 
Banyaknya minuman asing masuk ke Indonesia membuatnya tersentuh. Dia tak mau cuma jadi pasar bagi produk lain. Padahal di Indonesia sendiri banyak minuman asli yang enak rasanya. Bermodal kesukaan jajan kuliner dimulailah usahanya.
Ketika dirinya menikmati minuman bernama Bubble Tea. Di suatu hari, ia berpikir kenapa kita begitu suka minuman asing tersebut. Kenapa banyak orang rela entre saat itu untuk segelas minuman. Disitu dicarilah produk minuman Indonesia apa yang mungkin bisa digilai seperti itu. Kerisauannya akan minuman asing tak membawanya ikut- ikutan berbisnis minuman asing seperti Bubble Drink atau pun Capucino Cingcau. Dia justru melirik cendol sebagai sasarannya.
Dalam perjalanannya ternyata minuman cendol punya khan. Dia menemukan sebuah artikel di CNN Travel, bahwasanya, minuman khas Indonesia ini menjadi salah satu minuman dunia. Menjadi terenak asli Indonesia yang bahkan masuk 50 besar minuman dunia. Mendirikan waralaba sendiri baru muncul selepas dirinya tertantang. Danu tertantang teman- temannya yang sudah membeli franchise mapan. Pertanyaan, kenapa bukan saya yang menjadi pemilik franchise menggema.
Diajaknya dua orang teman bekerja sama memulai bisnis cendol. Mereka bertiga, pertama- tama, memulai dengan mengamati atau mengobservasi terlebih dahulu. Mulai berjalan- jalan mencari- cari resep cendol dan akhirnya mereka menemukan. Mereka berjalan ke berbagai daerah belajar cendol. Danu mencari tau dari bagaimana membuat cendolnya, lalu mencicipi aneka susu yang bisa dicampurkan cendolnya. "Kita enggak pakai santan, tapi diganti susu UHT," jelas Danu.

Dani secara otodidak belajar bagaimana membuat. Dia juga belajar otodidak loh soal bagaimana cara untuk waralabanya.

Inovasi cendol


Secara sengaja Danu memang merubah santan menjadi susu. Alasannya, karena susu sudah jadi tren masa kini untuk dicampur di minuman- minuman asing. Selama tiga hari, Danu dan kedua kawannya jadi mabuk, mereka mabuk mencoba- coba aneka merek susu. Ada 15 merek susu yang cocok untuk disatukan dengan cendol dan topping miliknya. Segala proses dilaluinya sebelum benar- benar dibuatnya untuk masyarakat. Modalnya sekitar 13 juta, Danu mendirikan satu gerai saja, yaitu di Pondok Kelapa, Bekasi.

Tak disangka responnya mengejutkan dirinya. Antrean pembeli ternyata cukup panjang di hari pertama saja. Hal tersebut membuatnya makin percaya diri. Dia lantas mengunggah foto- foto hasil kerja kerasnya yang sukses di media sosial. Langsung, tanpa tedeng aling- aling, dirinya menawarkan kerja sama untuk waralaba atau franchise langsung. Nama usahanya itu Randol atau Raja Cendol. Milik pengusaha muda kelahiran Tasikmalaya, 20 Agustus 1987, merupakan pelopor cendol modern.

Waralaba Randol dipatoknya cukup terjangkau. Yaitu Rp.6 juta untuk indoor dan Rp.8 jutaan untuk outdoor -nya. Murahnya franchise tanpa fee ataupun success fee. Ini berarti penghasilan kamu 100% untungnya akan kembali ke kamu. Randol menyasar untuk pembelian bahan bakunya saja. Danu mengaku santai bahwa nanti pihaknya tak mengambil untung besar. Bahkan tidak untuk pembelian bahan baku jadi tenang buat kalian yang mau bergabung.

Sukses Danu menarik minat beberapa orang langsung bergabung. Dari foto- foto di sosial media yang ia upload langsung mendapatkan perhatian. Esokan harinya langsung sudah ada dua orang yang berminat untuk masuk ke waralabanya. "Saya sangat senang, apalagi kini jumlah para panglima (panggilan untuk pembeli waralaba Randol) terus bertambah," ucapnya.

Pemasaran Randol pun difokuskan di sosial media. Danu bahkan sudah punya tim khusus mengurusi sosial media. Untuk meningkatkan brand- awareness atau kesadaran akan merek dan kualiatas produknya. Danu sangatlah aktif memperkenalkan mereknya sendiri. Salah satu yang terunik ketika Danu mengadakan lomba selfi bareng Randol. Selain itu ada pula pengembangan aneka rasa dan juga penggunaan nama unik. Sebut saja ada Kejendol atau keju cendol dan Sundol Bolong atau Tiramisu cendol.

Danu juga mempertahankan tradisi mengunjungi franchisor. Para franchisor akan dipertemukan dan saling bertukar pikiran. Saling berbagi bagi mereka yang penjualannya banyak ataupun penjualannya sedikit. Untuk para franchisor di setiap gerai bisa menghasilkan Rp.2- 3 juta per- hari. Ternyata usaha Danu bisa masuk ke kalangan menengah atas. Danu juga aktif mengikuti pameran waralaba. Melalui pameran bisa untung sampai Rp.15 juta per- hari. Randol pun dipersiapkan untuk menjajah Malaysia olehnya.

Info lain

Twitter: @RadjaCendol
Facebook: RadjaCendol
Telp: 081315311321
Instagram: @RadjaCendol

Biografi Axl Reza Nurhilman | Keripik Maicih Sejarah Bisnis Anak Muda



 
Reza Nurhilman adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Sedari kecil ia tinggal dan dibesarkan oleh orang tua angkatnya di Kota Cimahi, Jawa Barat. Reza tinggal bersama keduanya hingga duduk bangku SMP. Baginya yang telah tak memiliki figur ayah, hanya sang ibu menjadi penghidup ketiganya kini. Ia tak pantang menyerah dan mandiri dalam berbagai hal. Semasa SMA menjadi masa- masa bersejarah bagi hidupnya. Reza menjadi sosok pekerja keras dalam pergaulannya. 

Pergaulan membawanya menjadi pecinta musik rock Gun 'N Rose. Dia kemudian dikenal oleh komunitasnya sebagai Axl karena rasa fansnya terhadap sang vokalis, Axel Rose. Hingga di 2005- 2009 menjadi masanya sebagai seorang remaja labil. Dimana kehidupan remajanya, Reza berubah 180 derajat mulai menjadi sosok memiliki visi besar dan impian (terlampau) tinggi.

"Saya itu lulus SMU di tahun 2005, empat tahun saya menganggur, dalam artian tidak kuliah. Saya baru kuliah itu 2009," jelasnya.

Saat itu empat tahun sudah Reza menganggur. Diamana hidupnya digunakan mengerjakan aneka bisnis. Reza pernah jual beli barang seperti elektronik, pupuk. Semua dia jual, dan akhirnya ia pun punya produk yang tepat dan kendaraan tepat yaitu Maicih, bisnis keripik menjadi jalan hidupnya kini. Waktu itu saat SMA, ia tidak mengambil kuliah dulu jadi fokusnya mengerjakan usaha apapun. Selama empat tahun masa pencarian bisnis beruntunglah dia menemukan keripiki Maicih.

Resep keripik Maicih


Pada tahun 2010, Reza telah bergelut dengan makanan kampung bernama Maicih. Bukan tanpa kesulitan diawal bagi Maicih mencapai puncak bisnis sekarang. Ada dua versi Maicih bisa kita temui di pasaran. Tak ada konfirmasi secara pasti apakah Reza bukanlah pemilik asli Maicih. Namun di situs Maicih.com, disebut jelas bahwa Maicih merupakan produk asli seorang bernama Bob Merdeka. Sumber lain menyebut bahwa keduanya merupakan satu kongsi dimana ada perpecahan diantara mereka.

Sebagai tambahan keduanya juga memilik badan usahanya masing- masing. Dan, keduanya memiliki pasar berbeda satu sama lain. Bilamana Maicih milik Reza menjadi pemenang di Bandung dan sekitar, maka akan berbeda Maicih saingannya. Maicih milik Bob Merdeka jadi pemenang di wilayah Yogyakarta. Keduanya juga memiliki resep berbeda. Keripik Maicih versi Reza bisnisnya lebih 'wah' dan lebih beraneka jenis. Ya, makanan pedas asal Bandung ini lebih tereksplorasi secara bisnis komersil.

Berbagai penghargaan telah didapat Reza dari berbagai institusi atas pencapaiannya. Pemuda 26 tahun ini, hingga sekarang, sibuk memberikan pelatihan- pelatihan agar menginspirasi anak- anak muda dan mencetak jutawan- jutawan baru. Ia bahkan mendirikan AXlent Academy tujuannya membantu pengusaha muda. Di bisnis lain, ia juga mengeluarkan Icihers Magazine, dan terakhir buku yang disebut Revolusi Pedas yang diterbitkan oleh Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta pada tanggal 29 Juni 2012.

Usahanya kini merupakan impian demi orang- orang dikasihi serta agar bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, Reza pun kerap tampil sebagai pembicara di berbagai kampus di Jakarta dan Jawa Barat, menjadi wakil dari budaya lokal dalam acara-acara tertentu. Reza juga belasan kali diliput atau jadi pembicara di berbagai media cetak (majalah dan koran) maupun elektronik di sejumlah tv dan radio di tanah air. Dibawah bendera PT. Maicih Inti Sinergi, ia telah ekspansi ke berbagai usaha, seperti properti (Maicih Property).

Bisnisnya ini bahkan tidak hanya di lokal Bandung dan Jawa Barat atau Jakarta saja. Nama jajanan khas Bandung ini terus menyebar hingga ke seluruh penjuru Indonesia. Melalui badan berbentuk PT kini kemasan keripik telah semodern mungkin dan bisa dijumpai di mini market. Dulu, hingga sekarang, Reza selalu memanfaatkan situs jejaring sosial utamanya yaitu Twitter. Faktor sukses lain Maicih versinya ialah proses marketing khas anak muda Bandung; cerdas, inovatif, dan berani.

Berawal modal 15 juta, ia merencanakan konsep bisnis bersifat nomaden atau berpindah- pindah. Dengan konsep tersebut pembeli akan dibuat kelabakan bahkan sebelum menikmati pedasnya keripik. Pembeli harus mengikuti tiap langkah si empunya bisnis dari Twitter. Dia juga memanfaatkan Facebook meski agak kurang karena bersifat tidak actual. Melalui Twitter dan  Facebook, keduanya memberi andil besar bagi usaha ini. Produknya sukses membuat warga Bandung penasaran melalui strategi pemasaran tak lazim.

Di bisnis ini ia bisa mengumpulkan untung atau omzet senilai 4 miliar. Berkat strategi tersebut banyak pembeli rela mengantri panjang ketika sukses menemukan warung si Maicih. "Strategi pemasaran sengaja saya pilih berpindah-pindah sehingga orang penasaran untuk selalu mengetahui di mana keripik Maicih nongkrong," terangnya.

Sejarah Maicih


Berikut sejarah Maicih versi Reza Nurhilman dimana tokoh Maicih itu begitu nyata. Reza bertemu sosok si emak- emak (Nenek-nenek) memang mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya enak. Sosok emak- emak tersebut bukan bernama Maicih. Namu dia sendiri lah membuat nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah diingat orang. Sosok emak-emak ini identik dengan ke-icihan karena selalu pakai ciput. Nama aslinya bukanlah Mak Icih, sehingga biar nyeleneh saja jadi diberi nama Maicih.

Menurut Reza, Emak tersebut tidak menjual keripik setannya secara komersil. Disitu lah ia mulai bekerja sama bersama pengusaha lokal memproduksi keripik miliknya. Pada pertengahan 2010, ia bermodal 15 juta dan produksi 50 bungkus per hari. Varian awalnya hanya keripik dan gurilem yang diproduksi dari level 1 sampai dengan level 5 dan dipasarkan secara bekeliling. Ia kemudian memanfaatkan akun sosial media secara word of mouth dengan hashtag #maicih.

Awal tahun 2011, bisnisnya diresmikan secara resmi bernama CV. 29 Synergi. Perusahaan ini kemudian meraih kesuksesan mulai dikenal masyarakat bermerek dagang "Maicih" sejak Februari 2011 dan sudah bisa diliput oleh salah satu acara di Trans TV di program Realita Bingkai Berita. Reza Nurhilman bersama tim telah menggunakan akun Twitter official dari perusahaan @infomaicih sebagai salah satu senjata utama bagi pemasaran mereka.

PT. Maicih Inti Sinergi memisahkan diri dari produsen awal dan memiliki pabrik sendiri setelah permintaan semakin meningkat. Diaman perusahaan resmi didirikan pada tahun 2011 mencatat nama Reza Nurhilman sebagai Komisaris. Nah, mungkin disinilah kami mengira bisnis Maicih terbelah menjadi dua. Kami tak tau pasti bagaiman atau apakah ini merupakan salah satu strategi menguasai pasar. Entahlah. Untuk menghindari pemalsuan produk, Logo 'Maicih' telah dipatenkan hak ciptanya secara legal.

Jadi bisa dibilang namanya kini milik si empunya Reza. Tapi kenapa masih ada orang lain menggunakan dan tidak dipidana; sebuah strategi marketing? Produk Maicih sendiri berbendera PT. Maicih Inti Sinergi, memproduksi : Keripik pedas level 3, keripik pedas level 5, keripik pedas level 10, baso goreng (basreng), gurilem, seblak pedas original, dan seblak keju pedas. Produk Maicih PT. Maicih Inti Sinergi resmi hanya bisa didapatkan di Jendral dan Tim Jendral tercantum di twitter @infomaicih.

Adapun susunan manajerialnya juga unik yaitu seperti sebuah negara. Ada sang Presiden (presiden direktur atau CEO), lalu Menteri Pangan, Menteri Perhubungan, Menteri SDM, dua Menteri Menkominfo, dan Menteri Keuangan. Sedangkan total jenderal yang ada saat ini adalah sebanyak 144 orang, terbagi menjadi 4 kategori jenderal, yaitu: Jenderal Sepuh, Jenderal Batch 1, Jenderal Batch 2, dan Jenderal Batch 3. Itulah kisah sukses Maicih sejak awal yang bisa kami ungkap sementara.

Biografi Aitthipat Kulopongvanich



 
Aitthipat Kulapongvanich atau Top Ittipat (Top TaoKaeNoi), seorang miliarder muda asal Thailand. Pemuda 16 tahun yang menjadi pecandu game online. Menghabiskan hari- harinya di tempat game online, dari hanya sekedar bermain untuk bersenang- senang hingga terobsesi mencari uang. Dia mendapatkan uang pertama dari mengikuti lomba. Top menghasilkan 400 ribu bath dari menjual berbagai perlengkapan karakter dalam game online, dari uang tersebut digunakan untuk bisnis lain.

Bisnis game online


Awalnya, Top hanya remaja 16 tahun biasa, memiliki hobi biasa yaitu bermain game online. Kala itu game online sangat digandrungi oleh remaja Thailand. Dari sekedar hobi, game online berubah menjadi hidupnya kala itu, bahkan melebihi pendidikannya. Bahkan jumlah komputer di kamarnya lebih dari 3 unit, dan itu kesemuanya dipergunakan hanya untuk bermain game online. Namun ternyata hobi inilah yang pertama kali memperkenalkan hidupnya ke dunia bisnis.

Top mendapatkan uang dari sekedar menjual item atau senjata- senjata karaker miliknya di game online. Dari bisnis iseng tersebut, ia bahkan menghasilkan uang 1 juta baht bahkan sebuah mobil telah mampu dibelinya. Mobil seharga 600 baht (sekitar 600 juta rupiah). Namun bisnis tersebut tak bisa berlangsung lama, karena tindakan tersebut dianggap ilegal, rekening game online miliknya diblok. Kebijakan pemilik game online ini membuatnya kehilangan sumber pendapatan dari menjual item miliknya.

Dia juga pernah memenangkan perlombaan game, menghasilkan 400 baht sekali itu.

Dengan sisa uang yang ada, ia mencoba hal lain dalam mencari uang yaitu menjual barang elektronik, namun ini gagal. Top ditipu, semua barang elektronik yang ia jual ternyata barang palsu dan uangnya pun tidak dapat dikembalikan. Di saat yang sama, keluarganya bangkrut meninggalkan utang sebesar 40 juta Baht (sekitar 12 milyar rupiah). Rumah milik keluarganya pun disita oleh bank. Dan ketika game online tak lagi setenar dulu, Top tak bisa berharap banyak, namun obsesi akan uang telah berubah menjadi ambisi.

Di umur 17 tahun ia memutuskan untuk keluar saja dari sekolah, menyisakan uang hasil bisnis game onlinenya sebagai modal. Dia mendatangi pakan raya bisnis, menemukan sebuah franchise atau waralaba dari Jepang. Karena tak ada biaya untuk mengikuti franchise sebuah mesin chesnut (kacang), ia akhirnya memutuskan membuat waralaba sendiri. Dia tak sanggup membeli secara penuh, jadi ia memilih menyewa mesin itu, lalu membuat mesinnya sendiri.

Dia bersama pamannya mencari strategi berjualan yang baik agar bisnisnya dapat sukses. Ia juga melakukan beberapa eksperimen untuk mendapatkan resep terbaik untuk produk kacangnya agar memiliki rasa yang khas dan unik. Usahanya pun membuahkan hasil setelah itu, Top membuka kedai kacang di mal dan melakukan ekspansi bisnisnya besar-besaran. Dia menyebut bisnis Roasted Chestnut telah sukses mencapai puncaknya. Bisnisnya ada diberbagai mal seperti Tesco, Carrefour, dan lain- lain.

"Saya punya lebih dari 30 cabang yang membawa dalam penjualan 3 juta baht per bulan," jelasnya. Namun ternyata usahanya memiliki kendala, mesin pembuat kacang panggang yang digunakan Top menimbulkan asap dan mengotori atap mal. Pengelola mal Tesco, dimana lebih dari 25 cabang bisnisnya bertempat, meminta dirinya menghentikan mesin pemanggang itu.Pihak mal meminta Top menutup kedainya dan membatalkan kontrak kedai yang telah dibuat.

"Kamu bisa lemah, tetapi tidak pernah menyerah untuk menjaga permainan berlangsung," ucap Top dalam wawancara untuk Yahoo Singapura. Di titik ini Top hampir putus asa. Ditambah lagi, ia tidak berhasil masuk kuliah di universitas negeri dan harus masuk universitas swasta akibat kemalasannya di sekolah selama ini. Walaupun telah bangkrut dan terlilit banyak hutang, orangtua terus berusaha agar anaknya dapat kuliah. Dia menolak tawaran orangtuanya dengan mengatakan akan membiayai kuliahnya sendiri.

Akhirnya Top bisa kuliah dengan menggadaikan jimat ayahnya yang ia pernah curi. Dia tercatat sebagai mahasiwa di Univeristy of the Thai Chamber of Commerce. Dalam benak Top Ittipat kala itu hanyalah bagaimana cara berbisnis kembali disela- sela kuliahnya. Dia hanya berpikir jika saya menjual produk, saya akan mendapatkan uang dari sana selesai. Dia masih memiliki bisnis chestnut, meski sudah tak seramai dulu, bisnisnya sudah turun 50% semenjak pembatalan kontrak. Sisanya ia mulai berpikir ulang apa yang akan dia jual nanti

Sukses Tao Kae Noi


Untuk menutupi penjualan chestnut yang turun drastis, Top berjualan buah kering dan juga rumput laut. Dia terus memutar otak untuk mengembalikan kejayaan bisnisnya. Ia menemukan ide baru untuk menjual rumput laut goreng. Top memulai kembali bisnis ini dari bawah. Segala hal dilakukannya untuk mengembangkan konsep bisnisnya. Ia mencari sendiri rumput lautnya, lalu belajar bagaimana cara menggoreng rumput laut agar menghasilkan produk baik dan enak.

Ia juga mempelajari bagaimana caranya agar rumput laut gorengnya tidak cepat basi jika disimpan lama. Top mempelajari ini itu untuk mengembangkan bisnis rumput lautnya. Dia sendiri telah mengeluarkan biaya lebih dari 100 ribu Baht. Tidak hanya sampai disitu. Dia menemukan resep rahasia untuk rumput laut gorengnya. Ia kembali memutar otak tentang bagaimana memasarkan produk baru tersebut. Jalannya datang dari sebuah mini market bernama 7- Eleven.

Masalah lain datang ketika 7- Eleven mengembalikan produknya. Mereka meminta agar produknya lebih baik berdasarkan standar milik mereka. 7- Eleven meminta agar Top memperbaiki cara pengemasan serta memiliki pabrik untuk memenuhi permintaan pasar. Dia berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi permintaan 7-Eleven, namun ia terus menemui kebuntuan. Top begitu putus asa sampai-sampai ia sempat berpikir untuk berangkat ke China bersama orangtuanya.

Sebelum berangkat ke China, ia memutuskan melakukan usaha terkahir yaitu pinjaman bank untuk memenuhi permintaan 7- Eleven. Karena tidak ada modal, ia mengajukan pinjaman ke bank, namun ditolak karena tak cukup umur. Saat itu umurnya masih 19 tahun ketika mencoba membuat pabrik sendiri. Akhirnya Top dengan sangat terpaksa menjual mobil kesayangannya yang dulu dibelinya dari bisnis item atau senjata game online.

Top membuat pabrik kecil untuk usaha rumput laut gorengnya di kantor kecil milik keluarganya yang tersisa. Usaha dan kerja kerasnya tidak sia-sia karena selalu melanjutkan apa yang pernah dikerjakannya. Dengan sekuat tenaga, akhirnya Top mampu memenuhi semua syarat dari 7-Eleven sehingga produknya dapat dijual di 7-Eleven Thailand. Dalam jangka waktu 2 tahun, sejak hari itu, Top Ittipat berhasil membayar semua hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya.

Nama Tao Kae Noi sendiri berasal dari ayahnya, ketika kontrak bisnis itu ditanda tangani, ia mendengar ayahnya berkata "Anakku akan menjadi TaoKaeNoi." Di umur 26 tahun, produk rumput laut gorengnya yang dinamai “Tao Kae Noi” merupakan rumput laut goreng terlaris di Thailand, bahkan telah masuk juga ke berbagai negara lain termasuk Indonesia. Usaha Top ini memiliki penghasilan 800 juta Baht (sekitar 235 milyar Rupiah) per tahun, dan mempekerjakan sekitar 2000 karyawan.

Ia menjelma menjadi salah satu miliarder termuda. Dia adalah CEO TaoKaeNoi Food & Marketing Co., LTD. Bisnisnya menyangkut produk rumput laut dan jajanan mudah dimakan. Dia menghabiskan waktu satu tahun untuk memperluas ke 30 cabang, dan ketika itu terkenal, ia mencoba untuk menjual lebih banyak jenis produk di toko-toko seperti buah persik kering, lengkeng kering dan rumput laut. Yang paling populer adalah rumput laut dari produk- produk lainnya.

Hari ini, Tao Kae Noi adalah merek rumput laut-makanan ringan terkemuka, dengan pangsa pasar sebesar 70 persen. Ia terus melanjutkan untuk menciptakan produk rumput laut goreng dalam kemasan, yang dengan cepat menjadi sukses di Thailand, dan diekspor ke Indonesia, Jepang, Taiwan, Singapura, dan Amerika Serikat. Ia merancang logo nya sendiri sebagai anak laki-laki dengan bendera. Memang produknya ini berkesan seperti produk Korea, tetapi bukan. Dia berhasil dengan Tao Kae Noi, dan menjadi Miliarder.

Top akan berusia 27 tahun bulan Desember ini dan sudah menjadi miliarder. Produk Tao Kae Noi-nya tersedia di banyak negara serta melalui Amazon.com. "Apa yang menggelitik saya adalah sikapnya. Saya ingin tahu apa yang mendorong dia untuk menjadi sukses. Dia tak kenal takut dan tidak pernah menyerah," kata Songyos, produser film "the Billionaire". Kisah suksesnya difilmkan, menurutnya film tersebut telah 80% benar, sangat menginspirasi bagi pengusaha untuk sukses.

Biografi Foremost Fauzan Adhima Efwandaputra





Anak muda asal Bandung ini tidak cuma punya selera fashion. Tetapi juga kemampuan mengaplikasikan itu dalam entrepreneurship. Layaknya anak lain, Fauzan Adhima Efwandaputra, punya hobi jalan- jala terutama di kawasan Jalan Trunojoyo, Bandung. Hobi jalan yang sudah dilakukan sejak sekolah menengah atas. Ia pun hobi menghabiskan uang di distribution store atau distro.

Efwan, sapaan akrabnya, mulai timbul perasaan lain. Imajinasi liarnya membawa ke sebuah mimpi. Bilamana dia mempunyai distro dan memajang brand fasion hasil karyanya sendiri. "Waktu itu, ya kami suka ngabisisn duit," ujar Efwan. "Biasalah, pingin ini pingin itu." Impian Efwan baru terwujud ketika usia 23 tahun. Ketika itu, dirinya masih berstatus mahasiswa Jurusan Hubungan Masyarakat Unpad.

Wujud dari usahanya ialah mengajak teman- teman sekampus.
"Karena kami menyukai sepatu, kami jadi tahu kualitas sepatu yang baik seperti apa," jelasnya tentang usaha pertamanya. Tanpa disangka baru sajalah memulai usaha tersebut menarik perhatian.

Bisnis online


Di awal 2010, ia mulai menekuni usaha fashion tetapi modal coba- coba. Mulai coba menjual produk seperti ini. Kemudian membuat aneka produk sendiri seperti sepatu, dompet, dan kaos. Dia juga aktif mengajak beberapa kawan membantunya. Dari satu patner bisnis tidak cocok, ke patner bisnis lain bisa sangat cocok. Kemudian Efwan resmi berpatner dengan rekan sejawat bernama Yusuf Ramdhani.

Keduanya berjalan searah mengembangkan usaha sepatu. Usaha yang sebelumnya tidak punya merek sama sekali. Sekitar Oktober 2010 usahanya terbilang cukup moncer dengan sepatu dan kaos. Lama kelamaan usahanya semakin dikenal karena barangnya menarik di pasaran. Mereka sepakat mengambil nama brand Foremost. Intinya sebuah usaha pembuatan sepatu bot homemade.

Nilai tambah lain adalah footprint -nya.

"Awalnya saya membuat sepatu kets dan kasual," terang Efwan.

Ia menjelaskan tentang aksara Sunda di footprin. Yang kalau diterjemahkan berarti "Indonesia Pride". Itulah pula yang dianggapnya menjadi alasan kemenangan Foremost di ajang wirausaha. Ia  mencetak sejarahnya lewat ajang bernama Wirausaha Mandiri 2011. Dari sana, namanya tercatat menjadi pengusaha muda sukses dikategori kreatif. Usahanya tersebut bahkan mendapatkan perhatian pemodal.

"Nilai tambah dan keunikan ini yang mungkin membuat kami menang," akunya bangga.

Efwan memulai usaha berjualan lewat online. Karena produk bersifat handmade maka tidak sama yang ada di pasaran. Alhasil usaha sepatu ini dijalankan hampir tanpa modal berarti. Istilah Efwan cukup memasang foto, uang masuk ke rekening, dan orderan tinggal dikerjakan. Namun cara ini malah membikin dirinya jadi super kwalahan.

"Pusing. Banyak yang rewel," kenang Efwan. Mereka terlanjur pegang uang sementara produksi masih dalam proses berjalan. Nah, para pembeli ini rewelnya minta ampu meminta kapan produknya jadi. Untuk itulah muncul ide memakai konsep ready stock. Produk itu diproduksi dahulu kemudian baru dipostingkan.

Produk kemudian difokuskan di sepatu kulit. Ia juga mulai mengeplorasi bentuk sepatu. Efwan mulai mencari ciri khas produknya. Cirinya yaitu memakai kulit sapi berkualitas baik. Juga dibuat secara handmade (buatan tangan) jahitan rapih. Foremost juga menambahkan spons insole agar memberikan kenyamanan ekstra. Sementara outsole -nya dibikin original sole berbahan dasar karet matang.

Mengenai rujukan gaya mengambil fashion western yang digemari anak muda. Untuk menonjolkan adanya kesan etnik maka ditambahlah aksara Sunda. Dipatri ditulis dibawah sole Foremost yang membentuk bentuk kepulauan Indonesia. Efwan menginginkan Foremost menjadi brand terkemuka Indonesia; tak masalah jika modal cekak.

Arti Foremost


Menurut bahasa Foremost sendiri berarti terkemuka, kalau diturunkan ke Indonesia berarti mengemukakan Indonesia kepada Dunia. Memadukan cita rasa barat agar mudah diterima siapa saja diluar. Sementara itu juga bisa masuk ke dalam hati masyarakat Indonesia.

"Tulisan aksara Sunda itu sebenarnya bertuliskan Indonesian Pride. Kita ingin menjadikan Foremost sebagai kebanggaan orang Indonesia," jelasnya lebih dalam.

Ternyata Efwan tidak main- main soal mimpinya. Dia menyebut sepatunya dirancang senyaman mungkin bagi pengguna. Pengalaman panjang dan hobi sepatu membuatnya kuat. Agar tidak jenuh, adanya produk seperti dompet, jaket, dan kaos menjadi tambahan. "Rata- rata 30- 40 pieces melalui online dan 30 pieces untuk offline," terang Yusuf, patner Efwan yang fokus pada marketing.

Target panjang Yusuf menjelaskan untuk Foremost adalah menguasai pasar Internasional. Termasuk sukses buat masuk ke Asia, utamanya di Singapura. Mereka mengcampaign Foremost for the People. Kata- kata itu artinya adalah meng- foremost- kan orang. Atau ingin dibicarakan, dikenal, dan dipakai tuturnya lagi. Dia bersama Efwan terus mencoba menggebrak lewat brand lokal cita rasa internasional.

Menurut Efwan sendiri keilmuan menjadi kendala utama pebisnis. Sebagai pengusaha muda itu menurutnya bermasalah di manajemen dan keuangan. Ia sendiri memfokuskan hal tersebut selama perjalanan bisnis. Dia bahkan belajar merancang rencana keuangan sendiri. Proses marketing sendiri dibuat isitilah zona market  horizontal. "Kalau ini tidak terlalu bermasalah asal tak bodoh banget tentang Facebook dan Twitter," katanya.

Sukses lewat sosiak media tinggal masuk ke pasar offline. Untuk ini dibutuhkan pusat distribusi- distribusi yang kuat. Lain hal dengan maen online dimana uang datang barung barang. Dia memanfaatkan pasar yang bersifat curated market atau pasar terkurasi. Untuk itulah ia mulai rajin membawa masuk ke ajang pameran. Disana terseleksi sendiri sesama brand lokal. Ajang curated market bidikannya adalah pameran Trademark dan Brightspot.

Pemasaran Foremost mengikuti tiga market menggiurkan. Selain menarget pasar anak muda, Foremost juga menyasar wanita, pengguna internet pada umumnya atau mereka orang tua yang mau bergaya masa kini. Tapi fokus produk sepatu bot kulit ini tetap di pasar anak muda. Khususnya anak muda, terspesialnya buat anak cowok Putusan tersebut dirasa tepat karena segmen pasarnya. Plus tim kerjanya adalah seratus persen itu cowok.

Jujur Efwan belom berani melangkah masuk ke pasar perempuan. "Kalau cowok seumuran ini, kitalah yang paling mendalami," jelasnya. Takutnya mereka akan "ngeblur" ketika berhadapan dengan pasar cewek. Dia juga menambahkan produk lain sebagai bentuk fokus. Difersifikasi barang macam dompet dan kausnya itu seolah menegaskan konsepnya. Untuk pasar sendiri, maka seperti hal produk lain, Efwan telah siap semua kalangan.

Segmen menengah bawah akan diisi oleh McMaker. Brand dibawah Foremost ini memang berharga murah meriah. Tetapi rata- rata penjualan menembus 300 pasang. Disisi lain, produk Foremost -nya memang harus diakui lebih ke musiman. Foremost cuma menembus angka 200 pasang sebulan. McMaker merupakan bantalan agar modal berputar. Namun, karena sambutan baik, maka jadilah salah satu produk utama dijual Rp.120- 300 ribu.

"Kalau Foremost seperti menjual Mercy, McMaker seperti jualan Avanza," lurus pria kelahiran 11 Agustus 1989 ini.

Catatan: ketika ke halaman sosial media Foremost memutuskan menghentikan sementara usaha. Tidak ada kejelasan mengenai hal tersebut.