Siapa pengusaha cendol di Hitam Putih itu. Namanya Danu Sofwan, seorang pengusaha muda tengah naikan kasta minuman cendol. Sedari muda sudah punya jiwa kewirausahaan itulah Danu. Ketika ada musim bisnis tertentu contohnya gelang Power Balance; Danu mencari- cari tau. Ia sibuk mencari tau bagaiman biar bisa berjualan gelang tersebut. Tak mau cuma menjadi konsumen saja lah. Sifatnya ini juga berlaku untuk bisnis cendol miliknya.
Banyaknya minuman asing masuk ke Indonesia membuatnya tersentuh. Dia tak
mau cuma jadi pasar bagi produk lain. Padahal di Indonesia sendiri
banyak minuman asli yang enak rasanya. Bermodal kesukaan jajan kuliner
dimulailah usahanya.
Ketika dirinya menikmati minuman bernama Bubble Tea. Di suatu hari, ia
berpikir kenapa kita begitu suka minuman asing tersebut. Kenapa banyak
orang rela entre saat itu untuk segelas minuman. Disitu dicarilah produk
minuman Indonesia apa yang mungkin bisa digilai seperti itu.
Kerisauannya akan minuman asing tak membawanya ikut- ikutan berbisnis
minuman asing seperti Bubble Drink atau pun Capucino Cingcau. Dia justru
melirik cendol sebagai sasarannya.
Dalam perjalanannya ternyata minuman cendol punya khan. Dia menemukan
sebuah artikel di CNN Travel, bahwasanya, minuman khas Indonesia ini
menjadi salah satu minuman dunia. Menjadi terenak asli Indonesia yang
bahkan masuk 50 besar minuman dunia. Mendirikan waralaba sendiri baru
muncul selepas dirinya tertantang. Danu tertantang teman- temannya yang
sudah membeli franchise mapan. Pertanyaan, kenapa bukan saya yang
menjadi pemilik franchise menggema.
Diajaknya dua orang teman bekerja sama memulai bisnis cendol. Mereka
bertiga, pertama- tama, memulai dengan mengamati atau mengobservasi
terlebih dahulu. Mulai berjalan- jalan mencari- cari resep cendol dan
akhirnya mereka menemukan. Mereka berjalan ke berbagai daerah belajar
cendol. Danu mencari tau dari bagaimana membuat cendolnya, lalu
mencicipi aneka susu yang bisa dicampurkan cendolnya. "Kita enggak pakai
santan, tapi diganti susu UHT," jelas Danu.
Dani secara otodidak belajar bagaimana membuat. Dia juga belajar otodidak loh soal bagaimana cara untuk waralabanya.
Secara sengaja Danu memang merubah santan menjadi susu. Alasannya, karena susu sudah jadi tren masa kini untuk dicampur di minuman- minuman asing. Selama tiga hari, Danu dan kedua kawannya jadi mabuk, mereka mabuk mencoba- coba aneka merek susu. Ada 15 merek susu yang cocok untuk disatukan dengan cendol dan topping miliknya. Segala proses dilaluinya sebelum benar- benar dibuatnya untuk masyarakat. Modalnya sekitar 13 juta, Danu mendirikan satu gerai saja, yaitu di Pondok Kelapa, Bekasi.
Tak disangka responnya mengejutkan dirinya. Antrean pembeli ternyata cukup panjang di hari pertama saja. Hal tersebut membuatnya makin percaya diri. Dia lantas mengunggah foto- foto hasil kerja kerasnya yang sukses di media sosial. Langsung, tanpa tedeng aling- aling, dirinya menawarkan kerja sama untuk waralaba atau franchise langsung. Nama usahanya itu Randol atau Raja Cendol. Milik pengusaha muda kelahiran Tasikmalaya, 20 Agustus 1987, merupakan pelopor cendol modern.
Waralaba Randol dipatoknya cukup terjangkau. Yaitu Rp.6 juta untuk indoor dan Rp.8 jutaan untuk outdoor -nya. Murahnya franchise tanpa fee ataupun success fee. Ini berarti penghasilan kamu 100% untungnya akan kembali ke kamu. Randol menyasar untuk pembelian bahan bakunya saja. Danu mengaku santai bahwa nanti pihaknya tak mengambil untung besar. Bahkan tidak untuk pembelian bahan baku jadi tenang buat kalian yang mau bergabung.
Sukses Danu menarik minat beberapa orang langsung bergabung. Dari foto- foto di sosial media yang ia upload langsung mendapatkan perhatian. Esokan harinya langsung sudah ada dua orang yang berminat untuk masuk ke waralabanya. "Saya sangat senang, apalagi kini jumlah para panglima (panggilan untuk pembeli waralaba Randol) terus bertambah," ucapnya.
Pemasaran Randol pun difokuskan di sosial media. Danu bahkan sudah punya tim khusus mengurusi sosial media. Untuk meningkatkan brand- awareness atau kesadaran akan merek dan kualiatas produknya. Danu sangatlah aktif memperkenalkan mereknya sendiri. Salah satu yang terunik ketika Danu mengadakan lomba selfi bareng Randol. Selain itu ada pula pengembangan aneka rasa dan juga penggunaan nama unik. Sebut saja ada Kejendol atau keju cendol dan Sundol Bolong atau Tiramisu cendol.
Danu juga mempertahankan tradisi mengunjungi franchisor. Para franchisor akan dipertemukan dan saling bertukar pikiran. Saling berbagi bagi mereka yang penjualannya banyak ataupun penjualannya sedikit. Untuk para franchisor di setiap gerai bisa menghasilkan Rp.2- 3 juta per- hari. Ternyata usaha Danu bisa masuk ke kalangan menengah atas. Danu juga aktif mengikuti pameran waralaba. Melalui pameran bisa untung sampai Rp.15 juta per- hari. Randol pun dipersiapkan untuk menjajah Malaysia olehnya.
Info lain
Twitter: @RadjaCendol
Facebook: RadjaCendol
Telp: 081315311321
Instagram: @RadjaCendol
Dani secara otodidak belajar bagaimana membuat. Dia juga belajar otodidak loh soal bagaimana cara untuk waralabanya.
Inovasi cendol
Secara sengaja Danu memang merubah santan menjadi susu. Alasannya, karena susu sudah jadi tren masa kini untuk dicampur di minuman- minuman asing. Selama tiga hari, Danu dan kedua kawannya jadi mabuk, mereka mabuk mencoba- coba aneka merek susu. Ada 15 merek susu yang cocok untuk disatukan dengan cendol dan topping miliknya. Segala proses dilaluinya sebelum benar- benar dibuatnya untuk masyarakat. Modalnya sekitar 13 juta, Danu mendirikan satu gerai saja, yaitu di Pondok Kelapa, Bekasi.
Tak disangka responnya mengejutkan dirinya. Antrean pembeli ternyata cukup panjang di hari pertama saja. Hal tersebut membuatnya makin percaya diri. Dia lantas mengunggah foto- foto hasil kerja kerasnya yang sukses di media sosial. Langsung, tanpa tedeng aling- aling, dirinya menawarkan kerja sama untuk waralaba atau franchise langsung. Nama usahanya itu Randol atau Raja Cendol. Milik pengusaha muda kelahiran Tasikmalaya, 20 Agustus 1987, merupakan pelopor cendol modern.
Waralaba Randol dipatoknya cukup terjangkau. Yaitu Rp.6 juta untuk indoor dan Rp.8 jutaan untuk outdoor -nya. Murahnya franchise tanpa fee ataupun success fee. Ini berarti penghasilan kamu 100% untungnya akan kembali ke kamu. Randol menyasar untuk pembelian bahan bakunya saja. Danu mengaku santai bahwa nanti pihaknya tak mengambil untung besar. Bahkan tidak untuk pembelian bahan baku jadi tenang buat kalian yang mau bergabung.
Sukses Danu menarik minat beberapa orang langsung bergabung. Dari foto- foto di sosial media yang ia upload langsung mendapatkan perhatian. Esokan harinya langsung sudah ada dua orang yang berminat untuk masuk ke waralabanya. "Saya sangat senang, apalagi kini jumlah para panglima (panggilan untuk pembeli waralaba Randol) terus bertambah," ucapnya.
Pemasaran Randol pun difokuskan di sosial media. Danu bahkan sudah punya tim khusus mengurusi sosial media. Untuk meningkatkan brand- awareness atau kesadaran akan merek dan kualiatas produknya. Danu sangatlah aktif memperkenalkan mereknya sendiri. Salah satu yang terunik ketika Danu mengadakan lomba selfi bareng Randol. Selain itu ada pula pengembangan aneka rasa dan juga penggunaan nama unik. Sebut saja ada Kejendol atau keju cendol dan Sundol Bolong atau Tiramisu cendol.
Danu juga mempertahankan tradisi mengunjungi franchisor. Para franchisor akan dipertemukan dan saling bertukar pikiran. Saling berbagi bagi mereka yang penjualannya banyak ataupun penjualannya sedikit. Untuk para franchisor di setiap gerai bisa menghasilkan Rp.2- 3 juta per- hari. Ternyata usaha Danu bisa masuk ke kalangan menengah atas. Danu juga aktif mengikuti pameran waralaba. Melalui pameran bisa untung sampai Rp.15 juta per- hari. Randol pun dipersiapkan untuk menjajah Malaysia olehnya.
Info lain
Twitter: @RadjaCendol
Facebook: RadjaCendol
Telp: 081315311321
Instagram: @RadjaCendol